Rabu, 01 September 2010

Seorang Sufi Dan Seekor Lalat

ferdyganteng30.blogspot.com

Seorang sufi sedang duduk termenung di depan jendela kamarnya. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya. Tatapan matanya memandangi alam sekitar. Sungguh indah pemandangan di pagi hari ini pikir sang sufi.

" Ahh mengapa selama ini aku telah menyia-nyiakan hidupku ? Aku sibuk memikirkan kepuasan semu. Sementara di luar sana terpampang keindahan dunia dengan nilai-nolai keilahian " ujar sang sufi dalam hatinya.

Layaknya pantas sang sufi melukiskan indahnya pagi itu dengan tulisan. Sudah sejam tangan sang sufi sibuk menulis. Beberapa lembar kertas telah dihasilkan. Dibiarkan lembar-lembar kertas berserakan di meja tau di lantai kamarnya.

Tetapi saat sang sufi sedang asyik-asyikntya menulis, pena berupa dawat kehabisan tinta. Diperhatikannya botol tinta yang ada di dekatnya. Ternyata tanpa disadarinya tinta di dalam botol tersebut hampir habis. Padahal belum banyak tulisan yang dibuatnya. Mengapa tinta di dalam botol tersebut cepat habis. Betapa terkejutnya sang sufi ketika melihat seekor lalat sedang menghisap tinta di dalam botol.

" ohhh rupanya lalat itu yang telah menghabiskan tinta milikku dengan suka rianya. Apakah aku harus mengusirnya ? Kalau tidak aku akan kehilangan momen untuk menulis keindahan di luar sana. " sang sufi berbicara dalam hatinya.

Kemudian sang sufi kembali lagi memperhatikan lalat yang ada di dalam botol tintanya.
" Tidak, aku tidak boleh mengusirnya. Sebetulnya Allah telah menunjukkan keindahan milikNya yang lain. Dan itu ada didekatku. Apakah aku pantas mengusirnya atau demi kepuasan nafsu keindahanku sesaat. Sementara justru aku menghalangi keindahan milik Ilahi lainnya untuk hidup. Padahal aku tahu hidup lalat itu tidak lama. Sedangkan aku masih mempunyai kesempatan lebih banyak waktu untuk menikmati dan meneruskan tulisan tentang keindahan alam yang ada di luar sana. "

Benar saja, beberapa menit kemudian lalat yang menghabiskan tinta milik sang sufi tersebut mati. Apakah lalat tersebut mati karena kekenyangan menikmati tinta tersebut. Atau memang sudah kehendak Ilahi. Wallahu a"lam Bishawab (Dan Allah lebih tahu atau Yang Maha Mengetahui)

Nb: terinspirasi oleh kisah Imam Ghazali saat menyelesaikan Kitab Ihya Ulumuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar