Senin, 23 Agustus 2010

Samudi Supir Taxiku yang Mengasyikkan





Hujan deras yang mengguyur Jakarta membuat jalan-jalan menjadi macet. Apalagi saat itu tepat jam pulang kantor. Dari Blok M saya menggunakan busway dalam perjalanan pulang ke rumah di Cempaka Putih. Sengaja saya menggunakan busway agar cepat sampai di rumah sebelum jam 19.00 karena saya sudah ada janji dengan beberapa orang teman. Tetapi apa mau dikata, saat saya turun di halte Harmoni dengan mengganti bus, tampak terlihat berjubelan penumpang yang sedang menunggu busway ke arah Pulogadung. Dalam hati, kapan mau sampai di rumah kalau jumlah penumpangnya seperti antrian minyak tanah.

Akhirnya saya putuskan untuk menggunakan taksi. Mobil taksi dengan berwarna kuning tepat berhenti di depan saya. Tanpa membuang waktu langsung saya masuk ke dalam taksi tersebut. Selama perjalanan pulang saya berbicara dengan supir taksi yang tampak sederhana dan familiar sekali. Kebetulan sang supir mengendarai mobilnya dengan santai sehingga banyak cerita yang didapat.

" Mau kemana Pak ? "

" Cempaka Putih Pak "

" Baik Pak "

" Hujan deras sekali ya Pak "

" Ya Pak, jalan-jalan jadi macet "

" Omong-omong Pulnya dimana Pak "

" Di Bekasi Pak "

" Kalau bapak tinggalnya dimana ? "

" Saya di Grogol Pak "

" Sudah lama jadi supir taksi "

" Ya kira-kira 6 tahun lah "

" Lama juga ya Pak "

" Ini juga tidak disengaja karena teman-teman bujuk saya supaya narik taksi daripada bengong di rumah "

" Yang penting halal ya Pak "

" Benar Pak "

" Sebelumnya kerja dimana "

" Dulu saya kerja di bus AKAP Sinar Jaya, tapi tidak lama "

" Kenapa Pak ? "

" Ya kehidupan sopir antar kota dan yang saya takutkan adalah godaan wanita (PSK) di terminal "

" Memang Bapak sering digoda, khan enak Pak digoda perempuan "

" Gini-gini saya masih punya iman. Memang sich kalau lihat penampilan gadis-gadis muda yang bahenol dan jreng siapa yang tidak suka tapi saya masih ingat nasehat orang tua dan anak isteri. "

" Wah Pak Samudi......luar biasa. Pak Samudi khan namanya (lihat kartu taksinya) "

" Benar Pak hehehehehe "

" Terus bagaimana bisa diterima kerja di perusahaan taksi ini "

" Ceritanya lucu dan menggemaskan "

" Kok lucu dan menggemaskan ? memang ada apa ? "

" Gimana tidak lucu, saya ini buta huruf Pak. Mana mungkin bisa diterima jadi supir taksi terus... "

" Nanti dulu Pak, maksudnya buta huruf....tidak bisa baca tulis ? "

" Iya Pak dan benerrrrrr sekali "

" Hahahaha terus bagaimana ceritanya "

" Makanya jangan dipotong. Nah waktu itu ada lowongan jadi supir sekitar 50 orang dan pada saat itu saya dapat nomor urut 63. Dalam hati saya pasti tidak bakalan diterima. Eh tidak tahunya malah nama saya dipanggil. Kebetulan yang wawancarai saya seorang wanita cantik lagi Pak hahahahahaha "

" Katanya ga mau tergoda sama perempuan "

" Tapi ayu tuenan lho Mas "

" Ayu apanya ? Lanjutkan "

" Awalnya wawancara sich lancar, nah pas saya disuruh mengisi formulir yang jadi masalah. Wanita yang menguji saya curiga dan langsung bertanya kalau saya seperti tidak bisa membaca menulis. Langsung saja saya terus terang dan mengatakan kalau saya cuma punya modal nekad datang dari kampung dengan niat yang tulus dan kejujuran. Kemudian tuh wanita malah bertanya bagaimana saya bisa tahu jalan-jalan di Jakarta wong baca tulis tidak bisa apalagi baca arah jalan (rambu-rambu lalu lintas). "

" Heeheheheh benar juga tuh cewek "

" Jangan ketawa dulu Mas, saya katakan walaupun saya tidak bisa baca tulis tapi saya punya insting alias pilling (feeling maksudnya). Buktinya selama 6 tahun ini saya tidak pernah tersesat di Jalan "

" Itu memang benar tapi waktu itu mana ada yang percaya dengan omongan Bapak "

" Benar juga ya Pak. Akhirnya wanita tersebut mengatakan peluang diterima kecil kecuali ada kebijaksanaan perusahaan. "

" Wah kecewa sekali dong Pak dan belum tentu kerja lagi. "

" Ya kecewalah Pak, tapi memang Gusti Allah Maha Adil. Tiba-tiba saya dipanggil sama bapak di sebelah saya. Saya pikir bapak itu juga mau melamar. Tidak tahunya manajer di pul tersebut. Kemudian beliau bertanya kepada saya. Apa yang saya bisa. Saya jawab selain supir ya ngaji. Eh ga tahunya beliau tanya coba kalau pernah ngaji, tolong sebutkan Rukun Islam. "
" Rukun Islam Pak ??? "

" Ya Rukun Islam, emangnya kenapa "

" Ehhh bapak malah balik tanya, aneh juga tuh bapak "

" Ya sudah sebutkan satu persatu. Pertama, kayaknya membaca dua kalimat syahadat. Kok kayaknya kata bapak manajer. Saya jawab ya kayaknya, wong namanya manusia bisa saja salah hehehe. Eh tuh manajer malah tertawa dan bilang betullll. Kedua, kayaknya menjalankan shalat. Kok kayaknya lagi. Saya jawab namanya juga manusia bisa salah dan lupa wong buktinya saja orang Islam saja sering salah dan lupa ama shalatnya. "

" Hehehehe pintar euy bapak Samudi "

" Terus ketiga, belajar bayar zakat. Ehhh tuh tanya kok belajar. Ya saya jawab memang baru belajar membayar zakat. Kita khan bayar zakat masih mengikuti apa yang dikatakan ustad di mesjid. Belum sampai kita hitung-hitung sendiri dengan lengkap dan benar mengenai berapa besar zakat yang harus dibayar. Mesjid bilang bayar zakat senilai 2,5 liter beras ya ikutin saja dan tinggal kalikan dech dengan harga beras yang biasa kita makan hehehehe. Tapi tidak apa-apa namanya juga belajar masih ada yang perlu dipelajari lebih lanjut supaya kita tahu sendiri untuk menakar besaran zakat dengan jujur dan adil hehehehe Kayak pemilu ya Pak Jurdil hehehehe. "

" Memang hebat bapak ini "

" Ya ga juga Pak, namanya juga baru belajar. Terus yang keempat, puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Nah disinilah kita harus sungguh-sungguh menjalankannya dan bukan lagu belajar. Karena belajar sebelas bulan sebelum dengan puasa senin-kamis, daud dan lain-lain. Dan yang kelima, menjalankan ibadah haji jika mampu di rumah Allah Masjidil Haram. Mampu khan banyak istilahnya Pak. Bisa saja saya yang dikatakan tidak mampu di mata manusia tapi bisa berangkat haji karena dianggap mampu oleh Allah SWT. Terus tanpa sadar saya lantunkan Asma Allah. Rupanya lantunan saya didengar oleh peserta lamaran lainnya hehehehe "

" Selanjutnya apa yang dikatakan Pak manajer "

" Beliau bilang bagus tetapi dia bilang masih ada satu lagi yang harus di tes. "

" Lho kok begitu, apa itu ? "

" Mas tidak akan percaya, saya disuruh khutbah di depan mimbar. Kebetulan kami di tes di dalam ruangan aula perusahaan. Saya sempat kaget dan tidak mau. Tapi demi keinginan supaya cepat dapat kerja, ya sudah saya khutbah di mimbar dihadapan para pelamar dan pewawancara hahahahahaha "

" Suasana di dalam bagaimana Pak saat itu ? "

" Tegang-tegang menggemaskan . Tahu ga Mas, semua yang ada di dalam ruangan terdiam dan lucunya ada yang menangis. "

" Emangnya apa isi khutbah Bapak Samudi "

" Ya itu tadi......Rukun Islam yang mengajak para supir agar rukun dan tahu haknya masing-masing karena semuanya Allah yang mengatur. Manusia hanya bisa melakukan "

" Suit suit suit Bapak memang hebat. Terus diterima ga ? "

" Ya diterimalah kalau ga diterima mana mungkin saya satu taksi sama sampeyan. Belok kanan ya Pak "

" Ya belok kanan Pak. Lho kok Pak Samudi tahu hehehehehe "

" Khan saya pernah lewat sini "

" Nah itu Pak sebelah kanan pagar kuning. Berapa Pak ? "

" Sekian Pak "

" Ini uangnya Pak "

" Kelebihan Pak "

" Khan lebihnya buat bayar ngaji sepanjang jalan tadi Pak Samudi "

" Hehehehehe terima kasih ya "

" Sama-sama "

1 komentar: