Rabu, 01 September 2010

" Istighfarlah, Ketika Kamu Memberikan Nasehat "

abihafiz.wordpress.com/2010

Kok Istighfar ? Menurut saya, apa yang dikatakan Eyang ada benarnya karena saya sering mengalami kejadian yang kurang mengenakkan setelah saya memberikan nasehat kepada orang lain ibarat pantulan diri pada saat bercermin.

Istighfar dalam perkataan Arabnya astaghfirullah, bermakna "Saya meminta keampunan Allah". Jadi mengandung makna maaf dan doa permohonan ampun kepada Allah. Perkataan Istighfar seringkali diucapkan pada kehidupan sehari-hari terutama dalam pergaulan sesama manusia.

Apa hubungannya dengan nasehat ? Nah ini yang disampaikan oleh Eyang kepada saya. Kadang kala kita merasa mendapatkan penghormatan ketika ada banyak orang yang mempercayai diri kita sebagai tempat meminta saran, nasehat, curhat atau apapun namanya terhadap masalah yang mereka hadapi. Pada saat kita menyampaikan saran atau nasehat, tanpa disadari kita telah melakukan perbuatan riya (sombong atau pamer diri).

Karena sebetulnya pada saat kita memberikan nasehat maka setan telah masuk ke dalam diri dan menghasut dengan riang gembira. Setan secara terus menerus menggoda diri dengan perkataan, " Ayo teruskan nasehatmu. Kamu memang orang hebat, pintar dan hebat. Buktinya orang-orang membutuhkanmu, mendengarkan dengan seksama, mengagumi, mempercayai dan menghormati kamu layaknya seorang alim. "

Hal itulah yang sering saya alami dan menariknya seperti ada pantulan ke diri sendiri. Seolah-olah Allah SWT dengan Rahman RahimNya mengingatkan diri lewat kejadian yang sama persis dengan masalah yang dihadapi oleh orang yang telah meminta nasehat kepada saya. Jadi sepertinya Allah SWT (Astaghfirullah al adzim) ingin mengetahui kemampuan diri apakah sanggup menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sama dengan orang yang telah meminta nasehat kepada saya.

Jadi tidaklah salah, ketika Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu'anha memberikan kesaksiannya sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ
Aisyah radhiyallahu’anha berkata: ”Nabi shollallahu ’alaih wa sallam senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan.” (HR Bukhary 558)

Kesimpulannya adalah seringlah kita mengucapkan Istighfar kepada Allah SWT setiap saat atau setiap detik karena tanpa disadari kita sering melakukan perbuatan yang dapat merusak hati terutama pada saat kita berpuasa di Bulan Ramadhan dimana aura kesucian bulan tersebut menjadikan diri berusaha menjadi orang baik. Menurut Eyang, Istighfarlah yang akan membawa diri manusia bisa selamat dunia akherat sampai akhir jaman.

Marhaban ya Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar