Rabu, 01 September 2010

Penyakit Malaria Menjelang Puasa Bulan Ramadhan

2 hari ini, blas saya ngendon di Rumah Sakit Islam Jakarta karena penyakit malaria kambuh lagi. Gejala datangnya si Mala ini sudah terasa sejak senin pagi setelah begadang semalamnya dengan Mbak Mariska Lubis dan Engkong Ragile di Gedung Sarinah Jakarta. Tetapi bukan gara-gara mereka berdua maka penyakit malaria saya kambuh lagi. Memang beberapa hari sebelumnya saya kurang istirahat dan hampir tiap malam begadang. Selain itu pola makan saya berantakan sekali.

bukan penyebab malariaku hehehe (dok. mariska lubis)

Gejala kambuhnya si Mala ini diawali dengan badan lemas dan rasa dingin mulai merambat dari kaki sampai ke seluruh tubuh. Kepala terasa pening sekali. Ini sudah pasti si Mala sedang rindu dendam dengan diri saya hehehe.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. BIasalah memeriksakan kondisi tubuh ini. Ternyata hasilnya positif setelah dicek darahnya.yaitu trombosit darah turun secara drastis walaupun tidak membahayakan. Awalnya dokter menyarankan saya untuk menginap beberapa hari di rumah untuk istirahat dan mengembalikan kondisi tubuh normal. Tetapi saya menolaknya karena selain biaya rumah sakit mahal, saya teringat ibu di rumah yang han ya ditemani oleh keponakan saja. Akhirnya dokterpun memperbolehkan saya rawat jalan dengan syarat besoknya saya harus kembali melakukan cek darah.

Sesuai dengan kesepakatan, hari ini saya kembali dicek darahnya. Alhamdulillah kondisi tubuh berangsur-angsur mulai membaik. Tetapi konsekuensinya adalah saya tidak berpuasa di hari pertama ini. Tapi biarlah saya tidak berpuasa, yang penting sehat dulu.

Hari ini secara kebetulan saya bertemu dengan seorang bapak yang bekerja di Widyasatwaloka Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Bogor atau dikenal dengan Museum Zoologicum, Bogoriensis. Ternyata beliau adalah seorang peneliti yang mempunyai jam terbang tinggi dalam bidang biologi. Sayang saya tidak menanyakan namanya karena konsentrasi saya tertuju kepada kondisi menggigil saya saat itu.

Dari perbincangan dengan beliau yang punya pengalaman melakukan penelitian biologi di Irian Jaya khususnya daerah Timika yang konon merupakan pusat endemi nyamuk malaria yang ganas. Dulu beliau pernah juga terkena malaria tapi bisa disembuhkan bahkan ada 2 orang temannya yang nyawanya tidak terselamatkan karena penyakit malaria tersebut.
Menurut beliau, penyakit malaria tidak dapat disembuhkan kecuali melakukan pengobatan di Wisconsin Amerika Serikat. Kebetulan mantan atasannya dulu yang terkenal dengan gelar doktor habil (doktornya doktor) atau istilah beliau gelarnya S-6 terkena penyakit malaria di Timika, Irian Jaya. Beberapa tahun atasannyatersebut terserang penyakit malaria dan tidak kunjung sembuh. Akhirnya dengan melakukan penelitian sendiri, atasannya tersebut berhasil menemukan obatnya yang dapat membersihkan tubuh dari parasit protozoa yang dibawa oleh nyamuk anopheles.

Kata beliau, saat itu belum ada rumah sakit di dunia kecuali di wisconsin Amerika Serikat itulah yang mampu menangani penyakit malaria secara komprehensif. Tapi kalau sekarang ini beliau belum tahu perkembangannya apakah obatnya sudah disebarkan ke seluruh dunia.
Nah ada satu saran beliau yang menarik dan dapat dimanfaatkan. Banyak orang yang ingin pergi ke tempat endemi malaria seperti Timika atau Ujung Kulon disarankan untuk meminum Resochin secara berkala sebagai tindakan pencegahan. Menurut beliau, saran penggunaan obat Resochin tersebut kuranglah benar karena ada beberapa rekannya yang sudah meminum obat tersebut secara berkala pada saat sebelum dan sesudah berangkat ke Timika tetap saja terkena penyakit malaria dan korbanya 2 orang rekannya meninggal dunia.

doxycycline (www.mdstunisie.org)
Berdasarkan informasi yang didapat dari mantan atasannya di Wisconsin, Amerika serikat, beliau selalu meminum obat Doxycycline (Doksisiklin). Obat antibiotik ini lebih mujarab dalam tindakan pencegahan. Sebelum berangkat ke Timika, beliau selalu minum 2 hari sekali secara berkala dan 1 hari sekali setelah berada di sana, setiap jam 4 sore karena biasanya malaria menyerang menjelang malam hari. Ini sudah beliau buktikan dan hasilnya sudah 13 tahun terakhir ini beliau tidak pernah terkena penyakit malaria lagi. Hal inilah yang selalu disarankan kepada tim peneliti yang akan berangkat ke daerah endemi malaria dan hasilnya adalah tidak ada satupun orang dalam tim peneliti yang terkenal malaria pada saat tugas dan pulang ke rumah dalam kondisi sehat.

Sungguh pembicaraan yang menarik dan bermanfaat pada hari ini. Tetapi benar adanya setelah saya meminum obat Doxycycline (Doksisiklin), kondisi tubuh berangsur-angsur membaik dengan ditandai keluarnya keringat. Mudah-mudahan pengalaman pribadi hari ini menjadi bahan pengkajian bagi diri sendiri untuk mewaspadai penyakit malaria dan selalu menjaga kesehatan dengan cara hidup yang sehat.

NB : Menyambung tulisan tentang Ujian Skripsi di Bulan Ramadhan, saya ingin mengucapkan selamat atas kelulusan Flora Febrianindya dalam menempuh Ujian Skripsi S-1. Salam Sukses dan Salut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar