Jumat, 27 Agustus 2010

Menggenggam Sajadah

sagalarupiaya.wordpress.com




 " Sudahkah kamu sholat "

" Sudah, Yut ? "

" Apa yang kau dapatkan dari sholatmu ? "

" Susah untuk diungkapkan tapi saya merasakan ketenangan batin "

" Hanya itu saja "

" Banyak tapi ... "

" Stop stop stopppp saya sudah tahu "

Begitulah pertanyaan pertama kali ketika saya bercerita tentang sholat. Hanya itu saja. Eits !!! Nanti dulu, bagaimana dengan sajadahnya. Sajadah ? Iya sajadah, sudahkah kau genggam sajadah dimana kau berdiri, sujud dan duduk di atasnya. Apa maksudnya ? Carilah jawabannya. Tetapi bagaimana ? Yang penting khan kita telah menjalankannya sesuai dengan rukun dan sunnahnya. Sholat merupakan tiang agama dan sudah menjadi kewajiban bahkan kebutuhan hidup. Tapi yakinkah Sholatnya diterima oleh Allah SWT ? Apa hubungannya dengan sajadah ? Bagaimana dengan amar ma'ruf nahi munkar ?


" Mari kita memulainya dengan sajadah " ujar uyut

" Oke Yut, saya mendengarkan "

" Jangan hanya mendengar tapi direnungkan. Kalau sudah ketemu harus dilakukan "

" Baik Yut "

" Baik apanya ?! Kau harus menjawab dulu pertanyaan mendasar tentang sebuah sajadah "

" Pertanyaan ? Apa lagi yang ingin Uyut tanyakan "

" Sepele dan mudah. Saya yakin kamu bisa menjawabnya "

" Apa itu Yut ? "

" Pertama, berapa kali dalam seminggu, sebulan atau setahun kamu mencuci sajadahmu ? "

" Ehhh berapa ya. Jarang sekali saya mencucinya bahkan bisa tahunan tidak mencucinya "

" Jadi sampai bulukan sajadahnya sampai-sampai kamu lupa mencucinya "

" Hehehehe iya Yut "

" Okelah, pertanyaan kedua adalah pernahkah kau mengukur panjang dan lebar sajadahmu "

" Iseng amat Yut sampai-sampai saya harus mengukur sajadah. Khan hanya sebuah sajadah. Setelah selesai Sholat dilipat dan diletakkan di tempat yang bersih . Kemudian dipakai lagi kalau ingin sholat "

" hahahaha kasihan sekali kamu "

" Maksudnya ? "

" Bagaimana kau mengerti tentang Tuhanmu. Sementara kau sendiri tidak pernah mau tahu terhadap apa yang kau miliki. Ingat Allah SWT Maha Mengetahui segalanya. "

" Jadi... "

" Ya ukurlah. "

Kemudian saya mengambil meteran dan mengukurnya.

" 66 cm x 109 cm Yut "

" Bagus... tapi mengertikah kamu dengan angka-angka dalam ukuran sajadahmu "

" Aduh, Uyut makin membuat saya pusing saja "

" Itu simbol anakku. Angka-angka tersebut memberikan makna bahwa itulah porsi dan posisimu di dunia. Biar kamu mengerti seberapa besar dirimu yang sebenarnya. Dan segi empat dari sajadahmu adalah format atau matra atau norma atau aturan main yang harus kamu jalani di dunia agar kau tidak menyeleweng dan berbuat semaunya. Ada aturan Allah yang berlaku di dunia maka kamu harus mentaatinya. Itulah arti sebuah ketakwaan diri. Satu hal sajadah itu pula sebagai simbol bagi luasnya tubuh kamu bila kamu mati dan dikubur nantinya. Ingat kamu harus tahu berapa porsimu dan dimana posisimu "

" Wao, saya selalu ingat. Ini luar biasa sekali "

" Nah kembali lagi ke sajadah. Kalau kamu sudah tahu luasnya sajadah yang kamu miliki maka kamu sudah sewajarnya menjaga dan memeliharanya dengan baik terutama dalam hal kebersihan. "

" Ohh gitu Yut "

" Ya, masa kamu bisa bersih bila pergi ke undangan perkawinan, bertemu pacar, kolega bisnis dan lain-lain tetapi kamu tidak berusaha bersih untuk tempat kamu berdiri, duduk dan sujud pada saat bertemu dengan PemilikMU "

" Ya ya ya saya mengerti "

" Mengerti apa ??? Masih ada pertanyaan ketiga "

" Aduh apalagi sich Yut "

" Jangan aduh-aduh, jawab saja. Pertanyaannya adalah berapa banyak sajadah yang kamu miliki ? "

" Satu dong Yut hehehe Ini buat pribadi. Punya satu karena hanya sanggup beli satu hehehe "

" Pribdi ? Benar pribadi ? Jujur ya apakah ada orang lain yang memakainya "

" Ada juga Yut. Itu kalau ada tamu atau teman yang datang dan meminjam sajadah buat sholat. "

" Bagus hehehe kamu jujur tapi kurang pas "

" Kurang pasnya ? "

" Tahu khan kamu, kalau kamu ingin bertemu dengan Allah maka kamu harus bersih dari najis baik besar maupun kecil. Intinya harus bersih "

" Betul Yut. Terus ... "

" Yakinkah kamu kalau orang lain yang memakai sajadahmu bersih dari najis "

" Yakinlah Yut khan mereka wudhu dulu "

" Betul tapi yakinkah setelah wudhu mereka tidak menginjak najis misalnya mengerikan kaki di keset kamar mandi. "

" Hahhhh benar juga ya "

" Nah maka itu kamu harus perhatikan dan jaga sajadahmu. Ibarat rumah sendiri yang tidak boleh sembarangan orang masuk dan mengotori isi rumah "

" Benar Yut. Terus apa yang harus saya lakukan ? "

" Mudah kamu harus mempunyai sajadah lebih dari satu. Satu untuk pribadi, satu untuk tamu atau kalau perlu satu sajadah dipakai dalam perjalanan alias bisa dibawa-bawa kemanapun kamu pergi. "

" Ribet sekali Yut "

" Ya tidaklah. Katanya kamu ingin sholat kamu diterima secara haqqul yaqin oleh Allah SWT. Bagaimana haqqul yaqin diterima oleh Allah SWT kalau kamu sendiri tidak yakin atas diri dan segala yang kamu miliki "

" Luar biasa. Apalagi Yut "

" Tidak ada, hanya itu saja. Ingat ! GENGGAM ERAT-ERAT SAJADAHMU "

" Ini saja Yut "

" Iyaaaaa. Yang lainnya nanti kalau Uyut lagi happy dan berbunga-bunga hatinya hehehehe "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar