Kamis, 26 Agustus 2010

BELAJAR MATI SEBELUM MATI BENERAN

IMMORTAL!!!! Bahasa Indonesianya adalah abadi atau keabadian. Sudah banyak saya membaca buku/tulisan/artikel tentang manusia yang hidupnya abadi dan tidak mati-mati. Bahkan sudah dibuatkan filmnya tentang keabadian hidup manusia dengan judul "Highlander" dengan tokohnya Duncan Mc Cloud dari Klan Mc Cloud.dan "Immortal" dengan tokoh yang hampir mirip dengan judul film yang disebutkan sebelumnya. Apakah Immortal sama dengan Reinkarnasi? Bagaimana dengan Indonesia? Ngahyang, Tilem atau Ngakusumah?

Saya akan menceritakan pengalaman pribadi yang mungkin dapat mengungkapkan tentang keabadian seorang manusia. Percaya atau tidak terserah kepada penafsiran anda masing-masing. Untuk lebih enaknya cerita ini saya istilahkan dengan mendongeng. Kenapa? Bagi yang tidak pernah melihat, mengalami, merasakan langsung maka ini hanya sebuah dongeng  pengantar tidur. Ceritanya adalah sebagai berikut :

Kejadiannya terjadi sekitar 11 tahun yang lalu. Saya mempunyai seorang Eyang yang saya hormati dan biasa dipanggil Aki. Aki ini dari pertama kali kenal sampai sekarang (masih hidup) wajahnya dan penampilan fisiknya tidak pernah berubah ya begitu-gitu aja. Jadi ketika almarhum Bapak saya sudah mulai keriput sampai meninggalnya, penampilan Aki masih tetap tidak berubah.

Suatu waktu, saya, keluarga Aki dan anak buahnya dipanggil untuk kumpul di rumahnya. Kebetulan saya dihubungi via telepon tetapi ada yang via sms, surat dan kurir. Saya berpikir ada apa ini.

Akhirnya saya pergi juga ke rumah Aki, ternyata semuanya telah berkumpul dan layaknya acara reuni-an dan masing-masing orang tampak gembira dan saling bercanda mengingat kenangan masa lalu. Ketika saya menanyakan ada acara apa sehingga kita berkumpul, masing-masing orang mempunyai dugaan sendiri misalnya mungkin Aki mau bagi-bagi rejeki, Aki mau acara selamatan, Aki mau mau mau yang lainnya. Tanpa ada yang menduga kalau acara ini akan menjadi acara kesedihan penuh dengan isak tangis.

Benar saja, Saya dan dua orang teman  dipanggil Aki ke kamarnya. Di dalam kamar saya melihat Aki sedang berbaring di tempat tidurnya dengan wajah yang kurang sehat (sakit). Saya tidak menduga kalau Aki menderita sakit parah karena menurut pembantunya sudah seminggu Aki tidak nafsu makan dan kelihatan kondisi tubuhnya menurun hingga akhirnya tergeletak di tempat tidurnya.

Kemudian kami bertiga duduk disamping tempat tidur beliau. Dengan suara terbata-bata, Aki mengatakan bahwa ini harus dirahasiakan dan orang lain tidak boleh ada yang tahu mengenai kondisi beliau. Aki juga mengatakan bahwa beliau tidak akan lama lagi meninggalkan dunia dan meminta maaf kepada kami bertiga dan seluruh orang-orang yang sudah mengenal beliau. Tetapi ada pesan beliau yang menurut saya aneh yaitu hanya saya bertiga harus melakukan apa yang dipesankan beliau. Aki minta khusus tali kafan yang ada di ujung kepala mayat beliau dibuatkan sepanjang 3 meter dan tali kafan tersebut dimasukkan kedalam pipa pralon ukuran kecil dan biarkan tali kafan tersembul keluar diatas tumpukkan tanah makam. Kemudian pipa pralon itu di letakkan tegak lurus dan disesuaikan dengan kondisi liang lahat. Apabila Aki meninggal dunia, beliau meminta kami menarik tali kafan tersebut sekitar 8 jam kemudian. Kemudian ukurlah tali kafan tersebut, apabila ukurannya tetap maka Aki tidak meninggal tetapi bila berkurang dari 3 meter maka beliau memang telah meninggal dunia.

Pesan berikutnya adalah selama 3 hari kami bertiga mulai dari jam 23.00 sampai 02.00 harus berada di makam beliau dengan membacakan terus menerus Al Qur'an Surat (QS) Al Fatihah dan QS Al Ikhlas atau Qul hu seperti dibawah ini:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (١) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢) الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (٧)
 
(1) Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, (3) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, (4) Yang menguasai hari pembalasan. (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (6) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
 
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤
(سورة الإخلاص: ١ - ٤)
 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(1) "Katakanlah: ""Dia-lah Allah, Yang Maha Esa," (2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, (4) "dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia""."
(Al-Ikhlaas: 1 - 4)

 

Setelah itu Aki menghembuskan nafas terakhirnya dan dinyatakan meninggal dunia. Hal ini sangat mengejutkan dan mengagetkan kami bertiga serta tidak menduga dengan apa yang terjadi. Kemudian teman saya mengabarkan kepada teman-teman yang ada di luar bahwa Aki telah meninggal dunia. "Innalillahi wa Innalillahi Rojiun" bergemalah kalimat itu di seluruh ruangan tamu dan semuanya tidak menduga dari suasana bahagia berubah menjadi suasana sedih dan bertangis-tangisanlah kami semua. Kejadiannya terjadi pada pagi menjelang Subuh.

Setelah itu kami melaksanakan rukun mayat sesuai dengan agama Islam terhadap Aki yang kami cintai dan hormati.

Tepat jam 9.00 pagi kami menguburkan beliau di pemakaman umum persis berada di depan rumah beliau. Dengan suasana haru kami beramai-ramai melakukan doa dan menaburkan bunga serta tidak lupa menjalankan amanah yang diberikan beliau kepada kami yaitu membiarkan tali kafan tersembul di atas makam. Amanah ini sempat menjadi perdebatan yang seru (ada apa ini sebenarnya) tetapi saya menjelaskan bahwa ini adalah amanah beliau yang harus dilaksanakan, masalah apa yang terjadi kemudian hanya ALLAH SWT yang tahu ( YANG MAHA MENGETAHUI).

Pemakaman berlangsung baik dan lancar. Kemudian kami semua melakukan doa bersama pada malam harinya setiap bada Isya selama 7 hari sesuai tradisi setempat.
Sesuai amanah Aki maka setiap pukul 23.00-02.00 kami melakukan doa dan zikir sesuai dengan pesan beliau. Oh ya karena keletihan dan kurang tidur maka kami sempat lupa menarik tali kafan yang panjang 3 meter tersebut pada 8 jam setelah meninggal beliau. kami bertiga baru melakukan malam harinya saat kami berada di makam beliau sambil membawa meteran. Sesampainya di makam kami tarik tali kafan dan kami mengukur dan betapa terkejutnya kami ternyata tali kafan yang diukur tepat 3 meter pas (untuk meyakinkan sampai diukur 3 kali). Berarti Beliau tidak meninggal dong pikir kami bertiga tetapi percaya tdak percaya, perasaan senang, sedih, bingung, ragu-ragu dan lain-lain bercampur aduk di dalam hati kami. Kembali lagi hanya ALLAH SWT YANG MAHA MENGETAHUI. Pokoknya kami bertiga harus menjalankan amanah beliau walaupun ada perasaan takut juga malam-malam berada di dalam kompleks pemakaman umum (dapat dibayang khan).

Hari pertama dan kedua kami berada di makam beliau tidak ada sesuatu yang aneh. Pada hari ketiga sekitar  jam 00.40, kami bertiga mulai merasakan suasana yang menyeramkan, hening, angin bertiup kencang dan suara binatang bersahut-sahutan. Iih seram sekali horor! Khususnya saya pribadi. Benar saja tiba-tiba pundak saya ada yang menepuk dan ada suara dibelakang saya (kebetulan kami bertiga jongkok berjejeran sepanjang makam beliau). "Ayo pulang" suara yang saya dengar. Betapa kagetnya saya setelah saya menengok ke belakang ternyata ada wujud manusia seperti Aki. Dengan meloncat ketakutan, saya balas menjawab, "Ini Aki beneran atau Jurik yang menyerupai manusia" . "Hahahahahaha ini Aki goblok jangan takut ayo pulang sudah mau pagi nih nanti Aki malu dilihat orang" Kami bertiga langsung memeluk dan memegang pipi, badan dan semuanya lah tubuh Aki yang penuh dengan kapas dan telanjang bulat. Kebetulan kami bawa sarung dan kami sarungkan Aki supaya tidak kedinginan.

Sesampainya di rumah, seperti kami di makam semua orang yang ada di rumah juga sempat sontak kaget dan tidak percaya tetapi nyata. Akhirnya kami semua berpelukkan  gembira, sedih, menangis dalam suasana bahagia. Sepanjang malam sampai pagi kami tidak tidur membicarakan dan mendiskusikan apa yang terjadi. Aneh.

Pagi harinya jam 11.00 kami berkumpul di ruang tamu dan Aki sudah tampak duduk di tengah-tengah kami (kami duduk lesehan). Sambil tersenyum dan kadang-kadang tertawa beliau menjelaskan apa yang terjadi. Ada juga yang tidak percaya dengan apa yang terjadi maka disuruhlah orang untuk menggali makam beliau ternyata yang ada hanya kain kafan saja serta sisa-sisa kapas.

Akhirnya beliau cerita apa yang terjadi supaya kami tidak bingung dan kembali lagi beliau mengatakan bahwa ini dongeng karena hanya beliau yang mengalami. Tahukah kalian, begitu kalimat pertama yang keluar dari mulut beliau. Pada saat di dalam kubur, ruangannya sangat sempit untuk menggerakkan tangan saja sudah susah dan pengap bahkan tidak ada udara sama sekali. Tetapi hanya karena kehendak Allah melalui doa-doa yang dilakukan oleh kami bertiga selama 3 hari maka di dalam kubur itu menyenangkan. Nah lho.

Pada saat kami bertiga membacakan Suratul Fatihah, kata beliau tiba-tiba datanglah sinar putih yang menghampiri beliau dan berwujud seperti diri beliau (menurut beliau kalau mati beneran sinar putih adalah malaikat yang datang) dan berkomunikasilah mereka berdua kemudian wujud yang menyerupai itu mengajak Aki jalan-jalan kemanapun sesuai dengan keinginan Aki.

Karena di dalam kuburan tidak ada udara tetapi ,dengan bacaan QS Al Ikhlas  yang dibacakan oleh kami bertiga tiba-tiba di dalam kubur ada udara yang segar sekali seperti mint dan lain dengan udara yang biasa dihirup di dunia. Pokoknya segar  banget (mungkin oksigen murni).
Begitulah cerita eeh... dongeng Aki dengan yang dialaminya di dalam kubur.


Kesimpulannya adalah:

1. Tidak ada yang tidak mungkin kalau Allah punya Qudrat dan Iradat karena Allah itu Kun Faya Kun.

2. Ziarahilah dulu orang tuamu sebelum menziarahi orang lain. Kadang kita melihat orang lain rajin ziarah wali songo ataupun makam-makam orang 'pintar" tetapi jarang/tidak pernah menziarahi makam orang tua kandungnya sendiri apalagi kakek-kakek dan nenek-nenek -nya sendiri.

3. Ada yang salah kaprah dalam pikiran sebagian orang Islam terutama para orang tua yang ingin meninggal di Mekah sewaktu ibadah Haji. Memang baik tetapi kurang pas. Bagaimana nantinya anak-cucunya berziarah kalau makamnya sendiri jauh dan model makam di Arab sana tidak seperti di Indonesia karena tidak ada nisannya seperti di Mu'ala sehingga menyulitkan sewaktu berziarah kubur. Sebagian orang mengatakan mendoakan orang tua yang sudah meninggal di rumah sudah cukup toh doa kita akan sampai juga. Tetapi ingat Rasulullah menganjurkan kita  menziarahi makam orang tua kita yang merupakan wali Allah di dunia supaya lebih afdol.

4, Kita harus tahu awal dan akhir diri kita sesuai dengan "innalillahi wa innalillahi roji'un". kalau asal manusia kembalinya manusia, tanah kembali ke tanah dan seterusnya maka itu kalau lahirnya di tempat yang baik maka meninggalnya di tempat yang baik pula dan jangan di jalanan sehingga jangan kaget kalau kita sering mendengar seorang Ulama yang alim dan sholeh seperti tahu akan ajalnya dan memanggil orang-orang terdekatnya bahwa sebentar lagi beliau akan meninggal dunia dan meninggal disaksikkan oleh orang-orang yang dicintainya. SUBHANALLAH

5. Hidup di dunia itu selain sebagai Khalifah terutama untuk diri sendiri sebetulnya kita mempunyai tugas supaya dapat bermanfaat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin). dan Ingatkah dengan janji kita kepada Sang Pencipta ketika masih di dalam alam ruh sebelum lahir ke dunia. Semua itu tercatat pada seluruh tubuh kita.

Mungkin dari rekan-rekan ada yang mau mencoba belajar mati sebelum mati beneran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar