Guru (exoticindiaart.com) |
" Apa yang sedang kamu takutkan Fir ? "
" eh eh eh eeeehhhh "
" Kelihatannya kamu sedang sakit. Kamu puasa hari ini khan ? "
" Iya saya puasa eeeehhhh tapi... "
" Tapi apa, kamu keringat dingin. Jelas-jelas kamu sakit. Tuh lihat bajumu sampai basah "
" Saya takut Min. Takut sekali. "
" Apa yang kamu takutkan sampai keringat dingin seperti ini ? "
' Saya takut ditanya oleh Sang Guru. Makin mendekati Idul Fitri ketakutan saya makin meningkat "
" Sang Guru ??? Siapakah Sang Guru ??? Apa yang membuatmu makin takut ? "
" Sang Guru akan marah besar bila saya berkata tidak jujur dan tidak mendapatkan apa-apa dari puasa ini "
" Maksudnya ??? "
" Setelah puasa Ramadhan ini usai maka Sang Guru akan datang ke tempat saya untuk menanyakan banyak hal yang berkaitan dengan puasa "
" Memangnya Sang Guru tersebut bertanya apa saja ? "
" Diantaranya apa yang kamu dapat selama puasa di bulan Ramadhan ? Apakah kamu benar-benar menjalankan puasa ? "
" Itu mah sepele sekali Fir. Apa yang harus ditakutkan ? "
" Sepele tetapi sulit menjawabnya "
" Katakan saja kalau kamu telah menjalankan puasa sesuai dengan perintah di dalam Qur'an. Terus bilang juga kamu telah mendapatkan hikmah seperti THR, kekasih atau apalah. Khan bisa dibuat-buat. Gitu aja kok repot "
" Enak saja kamu, Min. Kamu belum tahu marahnya Sang Guru. Bisa-bisa kita tidak mendapatkan keberkahan di 11 bulan setelahnya bahkan hidup kita makin susah "
" Masa sich "
" Ingat nggak dengan para sahabat Rasul ketika ditanya bagaimana kabarnya setelah menjalankan puasa ? Ada yang mengatakan kalau puasanya tidak mendapatkan apa-apa atau kondisi keimanannya menurun atau sebaliknya makin meningkat. "
"Ohh ya ya saya ingat. Intinya kejujuran khan ! "
" Betul kejujuran itulah yang membuat Sang Guru Sejati tidak akan marah dan terus mengingatkan pentingnya keimanan kepada Allah SWT "
" Tunggu tunggu dulu. Puasa khan tinggal 10 hari lagi. Makin mendekati Idul Fitri biasanya orang gembira menyambutnya. Kok kamu malah sedih. "
" Bukan sedih tetapi takut saja kalau saya telah sia-sia melakukan ibadah. Maka itu saya akan menentukan sikap setelah syawal berakhir karena setelah syawal itulah saya telah menemukan jawaban atas ketakutan saya tersebut. "
" Aneh ya kamu Fir. Orang-orang gembira sekali setelah Ramadhan dan sikapnya biasa-biasa saja tanpa mau tahu jawaban apapun dari Sang Pencipta "
" Nah itulah gunanya kita mempunyai Sang Guru. Sang Guru inilah yang selalu mengingatkan dan menasehati segala tindak tanduk kita "
" Ohhhh gitu ya ..... "
Siapakah Sang Guru ? Dari cerita singkat di atas dapat disimpulkan Sang Guru tersebut adalah Guru Sejati yang ada di dalam qolbu manusia yang bekerja otomatis apabila manusia berbuat tidak baik. Mak a itu seringlah kita bertanya kepada Guru Sejati yang ada di dalam qolbu tersebut dengan ikhlas dan khusu'. Banyak sekali jawaban-jawaban kehidupan diri yang diberikan sehingga manusia tidak salah jalan alias jalan yang lurus.
Berikut saya ingin menggambarkan Sang Guru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami. Analogi Sang Guru dalam pengalaman saya ini adalah Om Tris dari Cirebon. Beliau adalah orang yang selalu mengingatkan saya dengan pertanyaan yang sepele tetapi menusuk. Pertanyaannya selalu sama dari tahun ke tahun setelah puasa di bulan Ramadhan yaitu Apa yang saya peroleh selama puasa ? Bagaimana kabar puasa saya ?
Nah pertanyaan itulah yang selalu diterapkan kepada anak muridnya yang tersebar di seluruh Cirebon. Walaupun yang saya alami tidak berkaitan dengan puasa wajib di bulan Ramadhan tetapi tetap menjalan ritual puasa. Dalam berbagai kesempatan beliau selalu menunjuk 3 orang muridnya untuk menjalankan puasa selama 3 hari. Puasa ini bertujuan untuk meningkatkan daya nalar dan mengasah kekuatan batin. Setelah 3 hari menjalankan puasa maka 3 muridnya akan datang ke Om Tris untuk ditanyakan beberapa pertanyaan yang sederhana tetapi memberikan efek langsung kepada yang berpuasa.
Sebut saja 3 orang muridnya bernama Udin, Budin dan Nurdin. Setelah menjalankan puasa 3 hari di rumah mereka masing-masing, ketiganya menghadap Om Tris. Satu-satu akan ditanya tetapi sebelum ditanya maka ketiganya akan disalami dimana Om Tris selalu mengucapkan doanya dan menghembuskan angin serta mengusap-usap kepala ketiga muridnya tersebut.
' Bagaimana puasa kalian bertiga selama 3 hari ini ? Mulai dari Udin, kedua Budin dan terakhir Nurdin " tanya Om Tris.
" Saya telah menjalankannya dengan baik " jawab Udin
" Benar kamu menjalankan puasa dengan baik. Apa yang kamu dapat dari puasa kemarin " tanya Om Tris Kembali.
" Badan saya terasa ringan Om dan pikiran jadi fresh " jawab Udin
" Benar kamu merasa fresh ? Jangan bohong ya. Ingat tadi kamu sudah salaman dengan saya ya " ujar Om Tris.
" Benar Om saya bicara jujur " balas Udin.
" Saya percaya kok hehehe " celoteh Om Tris.
Tiba-tiba Udin mengerang kesakitan, Udin memohon-mohon kepada Om Tris untuk mengobatinya. Rupanya badan Udin tiba-tiba panas tinggi. Tampak sekali Udin merasa kegerahan.
" Masih panas Din ? "
" Aduh tolong saya Om. Panas...panas sekali badan saya Om "
" Makanya kamu jangan bohong. Ngaku saja puasa hari kedua kamu nongkrong di warung dekat rumahmu sekitar jam 1 siang. Terus kamu minum kopi panas khan. Ayo ngaku saja. Kalau tidak panas badanmu makin tinggi "
" Iya om iya saya ngaku. Saua ngopi di warung itu "
" Ya udah kamu kemari "
Langsung saja Om Tris memegang bahu Udin dan kondisinya kembali normal.
" Sekarang kamu Budin. Jawab yang jujur. Pertanyaannya sama dengan Udin "
" Saya puasa dong om " ujar Budin dengan gagahnya.
" Benar ya kamu puasa "
" Benar Om mana berani saya bohongi Om "
" Ya sudah. Nurdin kesini kamu "
Baru saja Nurdin mau beranjak mendekati Om Tris. Tiba-tiba bafdan budin langsung menggigil.
" ommmmm toooloooogiiiiinnnn saaaayyyyaaaaa ommmm "
" Memangnya kamu kenapa Budinnnn "
" Badan sayaaaa meeenngggiiiiiggggillll kedinginan seperti di atas gunung yang tinggggiiii. Saaaayyyyyya tiiiiidaaaaak kuuuuuuaaaat "
" Hehehehe tapi kamu ngaku dan jujur ya. Benar nggak kamu tepat puasa pertama siang hari juga minum es buah di kantin kantor kamu. "
" Lhoooo koookkkkkk ommm tahuuu yaaaa "
" Yaa udah kamu ngaku aja kalau tidak kamu makin kedinginan kayak di kutub hahahaha "
" Iyaaaa ommmm saaaayyyyaaaaa ngaku "
Sama seperti Udin, dengan hanya menepuk bahu maka kondisi Budin normal kembali,
Nah pada saat giliran Nurdin, belum saja Om Tris bertanya eehhhh si Nurdin langsung mengatakan kalau dia tidak menjalankan puasa 3 hari tersebut dengan wajah memohon. Om Tris hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan sesekali tersenyum. Kemudian Om Tris mengatakan sesuatu kepada saya.
" Lihat Rud, itulah manusia yang terjadi saat ini. Mereka pikir tidak akan ada orang yang tahu dengan ibadah puasanya heheheehe Kebetulan saja saya diberikan hidayah oleh Allah SWT maka dengan mudah saya bisa mendeteksi apakah Udin, Budin dan Nurdin benar-benar berpuasa atau tidak dan kejujuran mereka itulah yang dituntut. Ini baru saya yang menilai apalagi Allah SWT maka manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa kecuali jujur terhadap dirinya sendiri dengan keinginan untuk mendapatkan kualitas keimanan nomor wahid hehehe "
" Ohh gitu ya Om "
" Iya maka itu manfaatkanlah Guru Sejati yang dimiliki oleh setiap manusia untuk menanyakan banyak hal tentang diri agar manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan lurus. Jujurlah kalau kondisi keimanan kamu sedang turun sehingga ada yang mengingatkan dan jangan ditutupi dengan perkataan seolah-olah kamu manusia yang benar, alim dan bermoral "
" Kalau tidak jujur bagaimana Om ? "
" Kamu khan lihat sendiri bagaimana Udin dan Budin merasakan sendiri apa yang telah mereka perbuat. "
" Iya ya Om "
" Jangan iya iya saja. Bagaimana puasa kamu di bulan Ramadhan tahun ini "
" Kurang baik bahkan tidak baik, Terjadi penurunan keimanan yang luar biasa Om "
" Ya sudah. Banyak-banyaklah membaca Istighfar "
Foto kenang-kenangan sebelum Om Tris (baju coklat dekat lukisannya) meninggal dunia (dok.pribadi) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar