Senin, 23 Agustus 2010

INI MESJIDKU, MESJIDMU MANA ?????

" Mau kemana Ploek ? " panggil Jack di warung kopi kepada Tjiploek.

Tampak Tjiploek sedang membawa tas gembolnya dan sepertinya sedang bersiap-siap pergi jauh. Mungkin ke luar kota.

" Eeeeh Bang Jack. Iya nich saya mau melakukan perjalanan wisata "

" Wisata kemana kayak turis aja loe "

" Hehehehe wisata mesjid "

" Wisata mesjid ???? "

" Iya Bang Jack, saya ma
u wisata ke mesjid "

" Dimana Ploek ? Depok ? Itu tuh mesjid yang kubahnya dilapisi emas apa tuh namanya ? "

" Oh Mesjid Dian Al Masri yang terkenal itu "

" Ya..ya ....itu maksud gue "

" Nggak Bang Jack "

" Terus mesjid yang mana ? Pusing-pusing amat jalan-jalan ke mesjid.Kalau wisata tuh kemana gitu. Bali.... Ancol..... TMII nah itu khan ada mesjid At-Tiin atau yang lain "

" Wah kalo yang ini sich bukan sembarang mesjid "

" Maksud loe ? "

" Mesjid ini punya banyak kelebihan dibanding mesjid-mesjid yang elo sebutin tadi "

" Ploek, apa tuh kelebihannya, bikin penasaran gue aja "

" Mesjid ini ga ada jendelanya, ga ada pintunya, ga ada kotak amalnya, ga ada yang jaga dan ukurannya 9 x 11 m persegi "

" Mesjid apaan tuh, kayaknya sama aja sama mesjid-mesjid yang lain "

" Jelas lain Bang Jack dan nuansanya agak bagaimana gitu "

" Maksud loe misteri dan penuh dengan hal-hal berbau ghaib. Jangan-jangan mesjid yang ada dalam dunia lain lagi. Dimana mesjid itu berada ? "

" Ga misteri-misteri amat dan biasalah kayak yang lain. Mesjid itu berada di suatu daerah Jawa Barat. Yaaa kira-kira 5-6 jam perjalanan dari Jakarta "

" Jauh juga ya dan loe kesana pake apa ? "

" Pakai kendaraan umum biar lebih irit. "

" Tetapi loe bisa tahu mesjid itu dari mana ? "

" Itu semua serba kebetulan, pada saat jalan-jalan bersama teman di daerah tersebut dan tanpa sengaja ketemu tuh mesjidnya. Maksud gue mau sholat Ashar "

" Kapan loe kesana Ploek "

" Ya sekitar 8-9 tahun yang lalu dech "

" Khan tadi elo bilang sholat Ashar trus apa yang membuat mesjid itu ingin sekali loe kunjungi "

" Nah itu Bang Jack, gue merasa mesjid itu selalu membekas di hati gue "

" Trus "

" Jam berapa sekarang "

Bang Jack segera melihat jam tangannya.

" Jam 9.34 pagi, masih lama tenang aja Ploek. Ngapain loe buru-buru. Ceritain dong keistimewaannya "

" Seperti yang gue bilang, ukuran bangunan mesjid 9x11 meter persegi, tanpa jendela dan pintu, semuanya plong persis seperti pendopo kabupaten di Indonesia. Cuma bedanya di tengah-tengah mesjig seperti pusernya ada kolam dan berdiri patung atau semacam tugulah "

" Aneh "

" Belum ada khan didalam mesjid dibangun kolam dan patung. Kalo orang fanatik tahu bisa dibakar tuh mesjid karena telah menyalahi bangunan standar mesjid secara umum "

" Memang benar loe tapi kok bisa-bisanya dibangun model mesjid kayak gitu "

" Karena penasaran, akhirnya gue bertanya kepada salah seorang pengurus mesjid tersebut. Jawabanya mesjid itu dibangun sekitar 16 tahun lalu oleh seorang bernama Asep. Asep pernah nadar l kepada dirinya apabila ibunya sembuh dari penyakit parahnya maka dia akan bangun mesjid di tanahnya sendiri. Dan anehnya Asep seperti diberi petunjuk mengenai model bangunan mesjidnya lewat mimpi oleh seorang Kyai selama seminggu. Dan benar saja setelah 3 hari, ibunya sembuh dari penyakitnya berdasarkan pemeriksaan dokter. Karena Asep telah berjanji dan mempunyai tekad yang kuat akan nadarnya maka keesokan harinya dengan uang yang seadanya, Asep membangun mesjid tersebut. "

" Kemudian "

" Perjalanan pembangunan mesjid hanya berlangsung selama 2 bulan tepatnya hari ke 67 karena Asep mulai kehabisan dana. "

" Apa dong yang harus dilakukan Asep, Ploek "

" Kemudian Asep mulai kalut dan takut tidak dapat memenuhi nadarnya sendiri. Selama 3 hari Asep tidak bisa tidur. Saking kelelahan berpikir, Asep ketiduran dan bermimpi ketemu kembali Kyai yang datang pada waktu mimpinya dulu. Cuma bedanya, Asep merasa melakukan dialog di dalam mimpinya. Oleh Kyainya, Asep diperintahkan untuk menjalankan Shalat Hajat dengan niat membangun mesjid selama 7 hari dan melakukan amalan QS Al Maidah ayat 114 yang dibaca sebanyak 333 balikan. "

" Oh gitu ceritanya, lalu...."

" Ya mau ga mau, percaya ga percaya, Asep membulatkan tekad menjalankan apa yang dipesankan oleh Kyai yang dilihatnya dalam mimpi. Tepat hari ke-4, setelah subuh Asep kedatangan dua orang tamu dengan penampilan yang rapi dan berdasi sambil menjinjing tas. Kemudian dua orang tersebut menyampaikan kepada Asep bahwa mereka dipesankan oleh seseotrang untuk menyerahkan tas ini kepada Asep. Karena masih pagi, sebagai tuan rumah yang baik Asep menyiapkan minuman untuk kedua orang tamunya tersebut. Baru saja keluar dari ruang dapur, ternyata kedua tamu tersebut telah meninggalkan alias menghilang dari rumah Asep tanpa permisi atau pesan lain kecuali menyerahkan kopor. "

" Lho kok berhenti "

" Sebentar ya kang, haus tenggorokan nich. Bu pesan teh manis panas "

Beberapa lama kemudian sambil minum teh manis panasnya, Tjiploek meneruskan ceritanya.

Sampai dimana tuh. Oh ya masalah kopor yang ditinggalkan "

 " Benar, baru sebentar aja sudah lupa loe Ploek hehehehe "

" Setelah mencari tamunya kemana-mana dan tidak menemukannya akhirnya Asep mengambil kopor yang ada diatas meja tamunya. Alangkah terkejutnya Asep setelah membuka kopor dan melihat isinya. Subhanallah, apakah ini benar ? Ternyata isi kopor tersebut berupa uang pecahan 50 ribuan. Dan setelah dihitung ternyata jumlahnya persis sama dengan jumlah kekurangan dana pembangunan mesjid tersebut. "

" Woooi bisa begitu ya Subhanallah, aneh bin ajaib nich "

" Semangat Asep timbul kembali dan masih berpikir siapa sebenarnya kedua orang tersebut serta orang yang menyuruh mengantarkan kopor tersebut. Akhirnya pembangunan mesjid selesai tepat 100 hari. Mesjid yang berdiri dengan tembok bata merah pada sekelilingnya tanpa jendela dan pintu, di tengahnya ada kolam tanpa air dan berdiri tugu kecil, dan sebelah kanan mesjid dibangun sebuah ruangan sebesar 4 x 6 meter persegi "

" Ploek itu kolam di tengah mesjid untuk apa ? "

" Kolam tanpa air yang berdiri tugu itu sebagai tempat kotak amal. Jadi kalau jamaah mau amal/shadaqah/infaq berupa uang tinggal melempar ke kolam tersebut dan ini diibaratkan seperti lempar jumrah pada saat haji. Kalau Haji pakai batu tapi ini pakai uang sehingga pas saya berada di sana tampak uang kertas dan logam bertumpuk di kolam tersebut. Sayapun ikut melempar ke kolam itu sewaktu selesai Sholat Ashar. "

" Tadi loe bilang mesjidnya tanpa jendela dan pintu. Apa ga takut barang-barang di mesjid seperti speaker, Al Quran dan lain-lain termasuk uang yang tertumpuk di kolam akan diambil oleh orang yang punya niat jelek. "

" Inilah menariknya Bang Jack, kata pengurus mesjid tersebut kalau ada orang yang mengambil barang apalagi uang di dalam kolam berarti orang itu butuh dan kalau dalam hatinya punya niat jelek berarti siap menanggung resikonya karena dia telah berani mengambil barang-barang milik Allah SWT. Khan kebanyakan orang mengatakan mesjid itu rumah Allah maka tanggung jawabnya kepada yang punya rumah yaitu Allah SWT. Pengurus mesjid mah hanya ketitipan untuk memelihara rumah Allah tersebut. Yang menarik lagi, pengurus mesjid apabila butuh dana untuk perawatan mesjid mislnya bayar listrik, lampu mati dan lain-lain maka tinggal mengambil uang di kolam tersebut. Dan satu hal lagi uang hasil amal shadaqah jemaah mesjid tidak disimpan di Bank dan dapat langsung dipakai untuk hal-hal yang berhubungan dengan mesjid maupun masyarakat sekitarnya. Bahkan pernah ada warga yang tidak mampu sekitar mesjid yang kesusahan untuk membayar sekolah anaknya atau membayar kekurangan biaya rumah sakit dipersilahkan oleh mengambil dan menghitung sendiri uang sesuai dengan kebutuhannya tanpa perlu diawasi. Jadi dituntut kejujuran masing-masing karena kejujuran itu disaksikan langsung oleh yang punya "rumah" yaitu Allah SWT. Dan Alhamdulillah menurut mereka, mesjid tidak pernah kehilangan barang, uang yang ada di kolam terus bertambah dan tidak berkurang-kurang seperti air zam-zam yang tidak pernah habis walaupun terus diambil oleh jutaan umat Islam. "

" Luar biasa ya Ploek, terus kalau bangunan yang ada di sebelah kanan untuk apa ? "

" Oh yang itu dipakai sebagai tempat singgah bagi siapapun terutama para pengembara, orang yang tidak punya rumah, orang yang kemalaman di jalan maka bisa memakai ruangan tersebut. Dan asyiknya lagi sudah disediakan teh, kopi, gula dan air panas serta kompor apabila ingin memasak air sehingga mereka merasa nyaman dan tidak tidur di dalam mesjid. "

" Menarik juga mesjidnya Ploek ! Ajak gue dong ke sana. Oh ya nama mesjidnya apa Ploek ? "

" Nama mesjidnya "Wijaya Kusuma " dan orang sana bilang ini mesjid saya (maksudnya mesjid asli urang sunda dengan memakai bahasa Sunda dan asli Indonesia) tapi kalau mau makai bahasa yang lain itu berarti mesjidmu karena berdasarkan adat istiadat, budaya dan lingkungan mu dimana mesjid itu berada supaya jelas jati dirinya alias identitasnya tetapi tetap semuanya adalah rumah Allah yang menjadi tempat bagi manusia yang beriman "

" Jadi gimana ploek "

" Oh masalah ngajak loe ke sana, kapan-kapan saja ya dan sudah waktunya gue harus berangkat wisata hehehe "

Tjiploek meninggalkan warung kopi dimana Bang Jack biasa mangkal bersama teman-temannya sesama tukang ojek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar