Senin, 23 Agustus 2010

Pono: Sabar Itu Sama dengan Tidak Terhingga, Layaknya.....




Namaku Pono. Ya Pono, tidak ada kepanjangannya dan ini asli pemberian orang tuaku lho. Mungkin orangtuaku tidak ingin berpikir terlalu rumit sehingga memberi namaku singkat, tegas dan padat. Pekerjaanku sehari-hari adalah pedagang asongan tapi kadang saya bertanya dalam hati apakah ini termasuk pekerjaan yang kata orang penggedean sich dinamakan pekerja informal. Mbuh apa maksudnya dengan informal, apalagi kalau dikatakan profesi.... wah masih jauh mas hahahaha

Sehari-hari saya berdagang di dalam kereta api dari jam 8 pagi sampai dagangan laku (ndak tahu waktu lakunya). Rute perjalanan kereta api yang sering saya gunakan untuk berdagang antara stasiun Purwokerto sampai stasiun apa yaaaa. Begini saja kalau nekat ya sampai stasiun Cirebon. Kok dikatakan nekat ? Tahu sendirilah Mas, kami para pedagang asongan khan tidak sanggup bayar iuran kepada PT Kereta Api jadi tidak punya kartu anggota paguyuban pedagang asongan kereta api sehingga ga punya pakaian seragam khusus pedagang kereta api. Jadinya sering umpet-umpetan kalau mau menjajakan dagangan di sepanjang perjalanan kereta api menuju Cirebon. Sebetulnya boleh sich jualan di dalam kereta cuma pas kereta api berhenti di stasiun saja. Bagaimana bisa laku dan untung khan berhentinya kereta api tidak lama. Sudah begitu saingannya banyak. Itulah mengapa saya jarang mengambil rute Purwokerto-Cirebon pergi pulang (pp). Paling jauh stasiun Cileduk atau Songgom, itupun kalau kereta api tidak berhenti di stasiun Prupuk (stasiun utama pedagang asongan).

Saya ini hanya lulusan SD, Mas. Jadi hanya ini yang bisa saya kerjakan saat ini walaupun ada keinginan untuk punya usaha sendiri yang tidak lagi naik turun kereta dan dikejar-kejar Polsuska. Ehhhhh kok sampeyan ambil gambar saya sich. Wong lagi bengong kok dipotret. Malu akh Mas, tapi saya ganteng khan Mas. Coba delok Mas..... hahahahahahaha Kasihan sekali ya Mas. Itu tadi saya lagi mikirin nasib, kok hidup saya bisa seperti ini ya dan mohon kepada Gusti Allah supaya barang dagangan cepat laku dan dikasih petunjuk oleh Gusti Allah sedikit jalan tidak minta banyak-banyak supaya kehidupan saya bisa menjadi lebih baik daripada sekarang. Sudah 5 tahun saya minta walaupun belum diberi tetap saya berdoa dimanapun, kapanpun biar biar dinyuwun karo Gusti Allah. Sing penting sabar Mas.

Iya, benar Mas. Sabar Mas, Kok sampeyan seperti tidak percaya. Wis saya ngerti kalau sabar bagi wong liane kayak sampeyan ya ono batase tapi bagi saya tetap sabar itu sama dengan tak terhingga artinya tidak ada hitungannya. Layaknya kekuasaan Allah SWT yang tidak terhingga. Jadi kalau sampeyan ingin didengar doanya sama Gusti Allah ya hati sampeyan luasnya harus tidak terhingga, tidak terhingga nrimonya, tidak terhingga bersyukurnya dan tidak terhingga-tidak terhingga lainnya. Maaf yo Mas ngajari, saya ini bodoh dan ibadahpun bolong-bolong tapi saya Mas tetap eling dan selalu memuji-muji Allah setiap saat.

Betul khan omongan saya Mas, akhirnya Mas beli juga minuman kaleng dagangan saya. Beli dua kaleng lagi trus kembaliannya buat saya pula. Harus begitu Mas, ambil gambar saya tidak gratis hahahahahaha. Ingat yo Mas, kekuasaan Gusti Allah tidak terhingga jadi sabarnya juga harus tidak terhingga..... Monggo Mas, saya turun disini. Sudah sampai stasiun Songgom. Bye...bye...bye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar