Rabu, 25 Agustus 2010

Makanya Pakai Helm Kalau Tidak.......


Sudah banyak cerita atau pengalaman yang kita alami sehubungan dengan pemakaian helm. Kalau kita bicara helm pasti bersinggungan erat dengan peraturan lalu lintas dan lebih banyak berhubungan dengan aparat yang berkompeten dalam hal ini Polisi Lalu Lintas (Polantas).

Saya mempunyai pengalaman unik dan lucu dengan Polantas. Mudah-mudahan dengan cerita saya dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama pengguna jalan dan aparat yang berwenang.


Beberapa tahun yang lalu, saya dan Uyut sedang berboncengan dengan menggunakan sepeda motor. Kebetulan helm yang saya punya hanya satu. Memang saat mau pulang dari tempat anak buah Uyut di daerah Cacing (Cakung Cilincing) Jakarta Utara, Uyut sudah ditawarkan satu helm lagi untuk dipakai karena saat itu sedang ramai-ramainya operasi lalu lintas. Tetapi tawaran tersebut ditolak Uyut. Alasannya adalah tidak akan ada helm yang muat untuk ukuran kepala Uyut dan benar saja ternyata memang tidak ada yang muat setelah dicoba. Kata beliau biarkan saja diberhentikan polisi tapi yakin tidak akan ada yang berani menilang atau memperkarakan hal ini. Malah beliau bilang kalau polisi tanya maka saya harus jawab sedang bawa orang Badui keliling kota Jakarta (saat itu pakaian Uyut memang hitam-hitam persis kayak orang Badui).



Apa yang saya takutkan ternyata benar-benar jadi kenyataan. Pada saat itu (malam hari) lagi santai-santainya mengendarai motor tiba-tiba dari arah belakang kami diberhentikan oleh seorang polisi lalu lintas. Ketika saya tanya alasan polantas memberhentikan kami maka dijawabnya bahwa kami hanya menggunakan satu helm (pengendara saja) tapi yang dibonceng tidak memakai helm. Ini jelas-jelas melanggar lalu lintas kata polantas tersebut.

" Anda telah melanggar peratutan lalu lintas, tolong berikan SIM dan STNK Bapak "

" Nanti dulu Pak, apa kesalahannya ? "

" Anda telanggar pasal sekian (saya lupa) yang mengharuskan pengemudi motor dan pemboncengnya wajib menggunakan helm. Mana SIM dan STNK ? "

" Begini Pak, saya bukan mau melawan tapi saya hanya mengantarkan Orang Tua saya dari Badui untuk mengunjungi sanak saudaranya di Jakarta. "

" Tidak bisa pokoknya saya tilang. Mana SIM dan STNKnya (dengan nada tinggi) "

" Kalau begitu bapak minta saja sama orang tua saya. Beliaulah yang memegang semuanya "

" Mana orangnya "

" Itu Pak lagi berdiri di dekat tiang listrik "

Selanjutnya Polisi dan saya menghampiri Uyut.

" Malam Pak "

" Malam, ada apa ya ? "

" Anak bapak telah melanggar lalu lintas dan saya akan tilang. Katanya SIM dan STNK motor itu bapak yang pegang. Tolong serahkan kepada saya, biar saya buatkan surat tilangnya "

" Nanti dulu Pak Polisi, alasannya apa "

" Bapak ini bagaimana sich, Bapak dan anak Bapak melanggar peraturan lalu lintas karena tidak menggunakan helm "

" Lho khan anak saya memakai helm "

" Benar tetapi bapak sebagai yang dibonceng tidak pakai helm "

" Terus .. "

" Ya jelas melanggarlah Pak. Bapak seharusnya khan tahu dan mengertilah kalau pengemudi sepeda motor dan pemboncengnya harus memakai helm. Ini juga demi keselamatan kalian berdua "

" Ya saya mengerti, tapi selama ini saya tidak apa-apa kok "

" Bapak saya peringatkan ya, jangan bertele-tele. Sekali lagi saya beritahu mungkin bapak belum pernah mengalami kecelakaan. Nanti bapak baru akan merasakan akibatnya kalau mengalami kecelakaan akibat tidak menggunakan helm. Bayangkan seandainya kepala bapak terbentur aspal jalan, pasti akan pecah tuh kepala bapak. Mana SIM dan STNK "

" Oh begitu ya Pak Polisi. Kepala saya pasti pecah ya kalau berbenturan dengan jalan gara-gara saya tidak menggunakan helm....... TONGGGGGGGGGG TONGGGGGGGGGGG TONGGGGGGGG ga pecah tuh Pak "

Betapa kagetnya polisi tersebut melihat Uyut membenturkan kepalanya sampai 3 kali ke tiang listrik besi dan tampak tiang listrik tersebut melengkung akibat benturan tersebut.

" Apa bapak polisi tidak melihat rambut dan kepala saya kalau pakai helm apapun tidak bakalan muat "

Belum selesai Uyut bicara, oknum polisi tersebut lari ketakutan dan buru-buru menyalakan motornya.

" Ehhhh Pak Polisi, ini SIM dan STNK-nya. Kok malah kabur "

" Hahahahahahaahahahaha, bagus Pak sekali-kali beri pelajaran buat tuh polisi "

" Benar.... benar Pak, tuh orang memang sering malakin supir-supir truk kontainer yang sering lewat jalan ini "

" Plak plak plak ..... (orang-orang bertepuk tangan) bagus bagus hehehehee biar rasain tuh oknum polisi "

Oh rupanya orang-orang dari tadi memperhatikan kami berdua dan betapa senangnya mereka ketika Uyut memberi pelajaran kepada oknum polisi tersebut yang sering meresahkan para supir kontainer.

Heheehehehe dasar Uyut tahu aja kalau itu oknum padahal kalau mau sich bisa saja Uyut pakai helm dalam hati saya.


Rambut Uyut dari dekat (Doc.Pribadi)


 Tidak terbayang dech kalau oknum polisi tersebut berurusan dengan sesepuh yang penampilannya seperti ini (Doc.Pribadi)

NB: tulisan ini dibuat bukan untuk mendiskreditkan institusi kepolisian. Ini hanya sebuah pengalaman yang mungkin sekedar cerita di siang bolong buat penyegar suasana. Kami tahu kok kalau kami melanggar peraturan lalu lintas karena tidak menggunakan helm lengkap pada saat berboncengan. Mari kita ikuti aturan lalu lintas dengan baik dan tertib.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar