Senin, 23 Agustus 2010

Ga Ada Loe Ga Rame...Disitulah Rejeki Kita

Bukan sebuah kebetulan rokok kretek Sampoerna Hijau ini adalah rokok favorit saya sejak tahun 2000. Maaf bagi yang tidak merokok tapi dalam setiap kesendirian, saya selalu memohon ampun kepada Allah SWT karena asap rokok saya telah mengakibatkan orang lain menjadi sakit.





Pasti pembaca sudah mengenal dan mengetahui jargon iklan rokok kretek Sampoerna Hijau. Ya benar " GA ADA LOE GA RAME ". Sebuah jargon iklan yang sederhana, singkat dan mengandung arti yang mendalam.

Lho kok bisa ? Ya, bisa dan artinya dalam sekali bagi kehidupan nyata terutama kalau kita ingin menggali makna sebuah rejeki. Rejeki selalu identik dengan uang....uang...uang dan materi. Padahal rejeki itu bukan hanya uang tetapi lebih luas dari sekedar uang.

Apa aja dong kalau bukan sekedar uang ? Anak, Isteri, Keluarga, Teman, Ilmu dan Pengetahuan serta Pengalaman Hidup. Itu semua adalah rejeki yang tidak ternilai harganya.
Terus hubungannya dengan jargon "GA ADA LOE GA RAME " ? Ya itu tadi tetapi terlebih dahulu saya ingin menganalogikan antara rejeki dan jargon diatas. Saya mempunyai satu bungkus rokok kretek yang telah dibuka bungkusnya dan saat itu ada teman yang bertamu di tempat saya. Suatu saat teman kehabisan rokok gara-gara keasyikan ngobrol dan tanpa terasa sudah dini hari. Sungguh susah mendapatkan warung rokok yang buka pada saat itu. Dengan alasan kehabisan rokok maka baik teman minta rokok saya yang masih utuh ataupun atas kesadaran saya sendiri bahwa teman membutuhkan rokok maka satu batang rokok kretek saya dapat dinikmati oleh teman tersebut.

Pertanyaannya adalah apakah satu batang rokok kretek saya yang telah dihisap dan dinikmati oleh teman masih merupakan rejeki saya ? Jawabannya adalah tentu tidak karena satu batang rokok tersebut sudah menjadi milik atau rejeki teman walaupun jalannya melalui saya. Jadi rejeki dapat diartikan dengan segala sesuatu yang dapat langsung dinikmati.

Karena rejeki itu mempunyai manfaat untuk dapat dinikmati maka harus diketahui pula proses mendapatkan rejeki. Kembali lagi saya menggunakan contoh satu bungkus rokok kretek Sampoerna Hijau. Ada proses ikhtiar yang harus dilakukan agar bisa menghisap dan menikmati sebatang rokok. Pertama-tama kita harus membuka pita rokok, membuang plastik pembungkus, merobek kertas pembungkus, mengambil satu batang rokok kretek dengan hati-hati agar tidak merusak batang-batang rokok yang lainnya, menaruhnya di mulut, tangan menyalakan api lewat geretan atau korek api kalau beruntung sekali dengan satu batang korek api sudah dapat menyalakan api, mengarahkan api ke ujung batang rokok, dihisap dan baru dinikmati. Sungguh butuh proses yang tidak mudah dan butuh perjalanan yang panjang untuk bisa menikmati rokok sendiri. Begitulah dengan yang namanya rejeki dalam kehidupan nyata, perlu adanya ikhtiar dan kerja keras untuk dapat memiliki dan menikmatinya.

Di dalam setiap rejeki yang kita miliki ternyata ada milik orang lain untuk menikmatinya. Ini berlaku pula dengan yang namanya amal/shadaqah/infaq/zakat. Jadi kalau kita ingin hidup tenang, bahagia dan damai maka sering-seringlah berbagi atas apa yang katanya milik atau rejeki kita apapun namanya. Sebagai makhluk sosial yang diciptakan Allah SWT (Rahmatan Lil Alamin), harus dapat bermanfaat bagi alam semesta terutama orang-orang yang ada di sekeliling kita. Karena apa ? GA ADA LOE GA RAME. Jadilah makhluk Allah SWT yang sempurna bagaikan sempurnanya warna hijau daun walaupun di dunia ini tidak ada yang sempurna sebenar-benarnya sempurna selain Sang Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar