Selasa, 02 November 2010

Meminta Berarti Membutuhkan ?

m4rdi4nto.wordpress.com


Bulan Desember 6 tahun yang lalu,

Sudah seminggu lamanya seorang pemuda bernama Andi menginap di rumah Pak Hadi. Tanpa diduga banyak kejadian aneh yang membuatnya berpikir dan mencari tahu hikmahnya. Walaupun pada awalnya Andi hanya ingin plesiran saja untuk melepaskan kepenatan pikiran dari aktivitas kerja yang menjemukan.

Setiap menjelang sore Pak Hadi selalu mempunyai kebiasaan berleha-leha di bale-bale bambu di beranda rumahnya. Sambil menikmati hembusan angin, Pak Hadi selalu melakukan obrolan ringan sampai berat. Tanpa terasa 1 jam sudah Pak Hadi berbicara dengan Andi. Tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh kedatangan seorang pria setengah baya dengan penampilan seperti seorang guru dengan membawa tas hitam yang selalu ditenteng kemana-mana.

" Assalamualaikum, Pak " sahut pria setengah baya tersebut.

" Wa alaikumussalam. " jawab Pak Hadi dan Andi.

" Bolehkah saya minta sesuatu dengan bapak-bapak ? "

" Hmm minta apa ya ? " tanya Andi.

" Saya mau meminta uang, Pak . Sudah seminggu ini saya dan keluarga tidak makan "

Andi sempat terkesima dan baru saja ingin menjawab tiba-tiba Pak Hadi memberikan kode kepada Andi untuk mengeluarkan dompetnya. Melihat hal tersebut Andi segera mengeluarkan satu lembar uang Ro 20.000,- (setelah Pak Hadi mengiyakan nilai uang tersebut).

" Hanya ini yang bisa saya bantu, Pak " ujar Andi.

" Alhamdulillah. Semoga amal ibadah adik diterima oleh Allah SWT "

" Amin..... "

Pria setengah baya segera meninggalkan mereka berdua. Setelah itu terjadilah dialog antara Pak Hadi dengan Andi.

" Bapak, orangnya baik sekali ya " ujar Andi.

" Maksud kamu ? " tanya Pak Hadi.

" Iya tanpa berpikir panjang, Bapak langsung memberikan uang kepada orang yang meminta-minta padahal baru kenal. Apakah bapak tidak berpikir kalau pria tersebut tidak pantas meminta-minta. Khan penampilan fisiknya masih sehat. "

" hehehe ohhh itu yang kamu maksud. Ini mah belum seberapa. Nanti lihat saja apa yang akan terjadi kemudian "

" Nanti ? Kapan ? "

Pak Hadi hanya diam dan haripun mulai gelap. Tinggal Andi yang masih penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Pak Hadi.

Hari kedua, seperti hari kemarin Pak Hadi dan Andi duduk-duduk di bale-bale. Baru saja mereka meminum kopi pahit, tiba-tiba datanglah seorang pria bertubuh tambun, kulit hitam, tinggi besar dan mempunyai suara yang keras.

" Assalamualaikum "

" Wa alaikumussalam "

" Maaf mengganggu bapak-bapak. "

" Oh tidak apa-apa Pak. Ada apa ya ? "

" Begini saya mau meminta uang atau apalah dari bapak-bapak. Saya pengangguran dan sudah beberapa hari ini tidak makan dan merokok "

Mata Andi langsung terbelalak mendengar ucapan pria tambun tersebut.

" Apa tidak salah Pak ? Bapak khan .... "

" Andiii, sudah berikan saja. "

Segeralah Andi membuka dompetnya dan menyerah uang senilai Rp. 10.000.

" Terima kasih Pak. Semoga Tuhan memberikan keberkahan kepada bapak-bapak "

" Amin " jawab Pak Hadi. Sementara Andi hanya diam saja.

Sebelum Andi bertanya, Pak Hadi sudah memberikan kode dengan jari telunjuk agar jangan bertanya.

Tanpa terasa selama seminggu rumah Pak Hadi kedatangan orang-orang dengan berbagai penampilan dengan tujuan meminta-minta tetapi tetap saja Pak Hadi memberikan apa yang diminta walau disesuaikan dengan apa yang dimilki saat itu. Seperti pada hari ke- 7, Pak Hadi hanya menyerahkan sekantong beras.

Hal inilah yang membuat Andi bingung dengan sikap yang ditunjukkan oleh Pak Hadi.

" Di, tahukah hikmah yang terdapat dari peristiwa selama seminggu ini ? "

" Wah saya kurang tahu dan emang tidak tahu alias bingung saja dengan cara bapak memperlakukan para peminta tersebut. Padahal hampir sebagian besar dari mereka berpenampilan rapi, mempunyai fisik yang masih kuat, bersih dan kurang layaklah kalau mereka meminta-minta. Contohnya yang hari keenam itu lho Pak. Masa sih bapak masih memberikan uang kepada anak muda yang masih kelihatan gagah. Terus bapak hanya diam dan tidak memberikan nasehat kepadanya. "

" Iya ya berarti saya salah kaprah ya Di "

" Bukan itu maksud saya. Bapak kurang tepat memberikan shadaqah kepada orang yang tidak sepantasnya diberikan. "

" Oh gitu ya. Tapi khan mereka sedang membutuhkan sekali bantuan. "

" Benar tapi bukan begitu caranya "

" Caranya ? "

" Pertama, menasehati mereka kalau cara yang mereka lakukan kurang benar. Tetap yang namanya tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Kedua carikanlah pekerjaan atau informasi pekerjaan kepada mereka "

" Terus... "

" Terus apa ya hehehe Ya pokoknya mereka jangan sampai melakukan hal tersebut. Sungguh memalukan. Kecuali memang sudah kepepet seperti kelaparan maka sudah kewajiban kita untuk membantunya. "

" Setelah itu ... "

" Mereka harus ikhtiar dong. Masak harus kita melulu yang mempunyai inisiatif. "

" Betul dan pintar kamu, Di hehehehe "

" Ahh bapak ngeledek aja hehehehe "

" Apakah kamu tidak merasa aneh dengan kedatangan orang-orang tersebut terlepas dengan nilai-nilai kepantasan orang untuk meminta-minta "

" Hmm iya ya saya baru sadar Pak. Kok justru orang-orang tersebut yang datang ke tempat Bapak. Setiap hari lagi. Ada apa ya Pak ? "

" Saya kurang tahu tapi sepertinya Allah sedang memberikan petunjuk kepada kita kalau akan datang suatu peristiwa dimana tidak hanya orang miskin saja yang menjadi pengemis tapi semua orang bahkan yang kaya sekalipun akan meminta-minta "

" Peristiwa apa ya Pak ? Jadi merinding saya mendengarnya. "

" Intinya, kita tidak boleh berprasangka buruk dan selalu berpikiran positif kalau ada orang memohon pertolongan kita. Tandanya orang tersebut memang benar-benar membutuhkan. Dan tidak mudah menyamakan semuanya. Bisa saja si kaya meminta-minta kepada kita pada saat jatuh usahanya. Namanya juga dunia yang selalu berputar mengikuti apa yang diinginkan oleh makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. "

" Benar juga omongan Bapak. Saya baru mengerti. Terima kasih asah iqronya Pak "

" Syukurlah kalau kamu sudah mengerti "

Tahukah apa yang terjadi keesokan harinya. Terdengarlah kabar tentang gempa dan tsunami ujung barat Sumatera yang meluluh lantahkan apa yang ada. Semuanya terhempas dan musnah dalam waktu singkat. Tidak ada lagi si Kaya dan Si Miskin. Semuanya sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar