Senin, 23 Agustus 2010

PENGAKUAN DOSAKU

Sudah 2 malam, aku tidak bisa tidur. Terasa badan menggigil dan hati tidak karuan juntungannya. Apakah yang terjadi dengan diriku ? Tiba-tiba dalam batin yang suci mengatakan kepada diriku untuk melakukan pengakuan dosa dengan melakukan doa kepada Yang Maha Kuasa Ya Rabbi. Begini doanya :

Ya Allah, dengan sengaja kutelah mengingkari diriku yang sebenarnya. Kukatakan dan kutunjukkan kepada siapapun bahwa aku berhasil dan sukses saat ini karena kerja keras dan ilmu yang kupunya. Kuingkari semua jasa dan doa orang lain terutama orang tua kandungku sendiri.

Ku anggap orang tuaku sudah tidak ada lagi di dunia sehingga aku berhak untuk melakukan apapun. Kuhilangkan dan kuhancurkan warisan dan peninggalan orang tua ku berupa adat istiadat, nilai-nilai kekeluargaan, nilai-nilai budaya seperti sopan santun dan etika moral dimana aku berasal. Kuanggap itu adalah masa lalu yang sudah usang dan jaman telah berubah. Ku sengaja untuk durhaka dan kualat kepada orang tuaku karena dengan ilmu yang kupunya maka tatanan yang telah dibuat oleh orang tua kurubah total menurut versiku yang lebih mengandalkan otak dan kekuasaan tanpa mengindahkan hati nurani.

Ya Allah, dengan sengaja kutelah mentelantarkan saudara-saudaraku. Saat datang saudara-saudaraku meminta tolong maka kutolak dengan alasan aku tidak punya apa-apa. Padahal aku kaya dengan harta dan enggan untuk menyumbangkan sedikit hartaku untuk mereka. Alasanku adalah semua itu adalah "Derita Lu (DL)" jangan bawa-bawa diriku. Ketika seorang ibu datang sambil menangis memohon bantuanku karena anaknya yang sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit tapi tidak punya biaya. Jawabanku tetap aku tidak punya uang padahal aku baru saja membeli/membangun rumah baru, mobil baru, motor baru, black berry baru, barang-barang elektronik baru dan bahkan aku baru saja pulang dari jalan-jalan ke luar negeri. Begitupun dengan saudara-saudaraku yang lain ketika mereka mengemis di jalan kutetap akan menolaknya. Padahal aku tahu kalau aku sebaiknya diam apabila tidak ingin memberi tapi aku malah gerindel dengan mengatakan "Dasar Pemalas". Ku tahu tidak seorangpun manusia yang ingin menjadi pengemis kecuali terpaksa dan memang sudah menjadi kebiasaan. Tetap aku akan menolaknya dan memarahinya dengan keras. Padahal kutahu apa salahnya aku memberikan beberapa uang receh atau uang kertas ribuan yang mungkin saja dapat bermanfaat untuk makan mereka hari itu. Begitu pula bila saudaraku yang lain memohon bantuanku karena kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran, kontrakannya habis, terkena bencana dan lain-lain.

Ya Allah dengan sengaja ku membiarkan saudara-saudaraku menganggur dan kebingungan untuk memenuhi kehidupan hidup keluarga mereka sehari-hari tanpa ada penghasilan. Ku kembali lagi mengatakan "Dasar Pemalas, Kerja Dong" Padahal kutahu dengan ilmuku dan relasiku yang banyak maka sesungguhnya aku dapat membantu mereka mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang kumiliki atau mengajak mereka bekerja di tempat kerjaku atau membantu mereka membuat usaha sendiri. Tapi itu tidak kulakukan sambil mengatakan " Salah Sendiri bodoh dan tidak punya akses, Hidup itu keras" dengan dikuti suara tertawaku yang keras.


Ya Allah, dengan sengaja dan riyanya kupertunjukkan kepada siapapun bahwa aku seorang yang alim dan selalu menjalankan perintahMu seperti Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji. Padahal dalam kehidupan sehari-hari amal perbuatanku tidak mencerminkan kealimanku. Contohnya adalah:

1.Tetap saja aku melanggar lalu lintas. Kutahu jalan satu arah tetapi tetap saja kulanggar dengan alasan lebih cepat dan praktis tanpa menghiraukan keselamatan orang lain. Kalaupun ada yang menabrakku pasti akan kulabrak dan kupersalahkan karena hanya aku yang benar. Apabila mobil yang menabrakku saat aku berkendaraan motorl maka mobil itu akan kupersalahkan karena memang aturannya begitu dan akan kuperas habis siempunya mobil kalau perlu kuajak berkelahi dan kuhancurkan mobilnya bila masih ngotot padahal aku tahu bahwa aku yang salah.

2.Tetap saja ku mengendarai motorku dengan kencang dan berjalan zig zag agar cepat sampai bahkan kulakukan di jalur cepat padahal kutahu bahwa aku harus berada di jalur lambat tapi masa bodo toh polisi juga tidak ada. Walaupun ada polisi tetap dengan tenangnya kusuap dia dengan uangku sehingga aku tidak ikut sidang atau ditilang.

Begitupun apabila aku menggunakan mobil tetap akan kulanggar semua rambu-rambu lalu lintas termasuk menerabas lampu merah karena aku sedang terburu-buru dan orang lain harus mengerti diriku bukan aku yang harus mengerti mereka.

3. Tetap saja aku berpura-pura alim dengan mengatakan jadi orang jangan munafik tetapi tetap saja aku menggunakan jasa calo dan menyogok petugas dengan bayaran uang untuk mengurus KTP, SIM, STNK, Paspor dan lain-lain. Itupun akan berlaku apabila aku menjadi pamong praja maka akan kubuat susah dan rumit segala pengurusan surat-surat agar mereka memberikan imbalan uang kepada diriku, Alasanku adalah kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah, gajiku kecil maka aku harus mendapatkan tambahan bagaimanapun caranya walaupun kutahu dari awal kalau jadi pamong gajiku kecil tapi aku tidak mau mencari pekerjaan yang lain karena aku tidak yakin akan rejeki yang diberikan oleh Allah.

4. Tetap saja aku berzina dan selalu mencari daun muda untuk memuaskan nafsu birahiku.

5. Tetap saja aku tidak menyegerakan zakat, infaq dan shadaqah kepada orang yang memang membutuhkan dengan menyimpannya di Bank dengan harapan mendapatkan bunga. Padahal kutahu bahwa orang yang berzakat/shadaqah/infaq mengharapkan apa yang telah diberikan segera sampai kepada yang membutuhkannya dan segera terhitunglah hisab amal perbuatannya sehingga hisab amal perbuatannya tidak terpendam di bank.

6. Tetap saja dengan riyanya kutaruh gelar H di depan namaku besar-besar dengan harapan agar orang menghormatiku, memandangku, takut dan memuji-mujiku. Padahal kutahu amal perbuatanku tidak menunjukkan kehajianku seperti kain ihram putih bak hati yang selalu bersih dan pasrah akan ketidak berdayaanku sebagai manusia di hadapan Allah. Tetapi tetap saja aku nakal dan jahat mengambil hak orang lain seperti mencaplok tanah, tidak punya perasaan dan mengusirnya apabila ada orang yang mengontrak di kontrakanku tidak mampu (memang nyata-nyata tidak mampu) dan lain-lain.


Ya Allah dengan sengaja kupermainkan ayat-ayatMU demi kepentingan diriku agar aku dapat dengan gampangnya menyalahkan dan mengkafirkan siapapun. Kupertunjukkan kepada siapapun bahwa aku adalah orang yang paling mengerti tentang ayat-ayatMU dan DiriMU sehingga siapapun kuanggap rendah dan bodoh. Padahal ayat-ayatMU itu hanya sebagai pemanis agar aku dianggap orang suci, mempermudah urusan bisnisku, membohongi diri dan orang lain. Padahal kenyataannya amal perbuatanku sering bertentangan dengan apa yang telah Kau perintahkan lewat ayat-ayatMU.

Ya Allah dengan mudahnya kukeluarkan larangan yang seolah-olah seperti fatwa karena aku seorang yang mempunyai ilmu agama mumpuni dan hebat lebih dari siapapun sehingga siapapun yang menganggapku sebagai ulama harus menuruti segala laranganku. Padahal kutahu Engkau selalu mempermudah ciptaan-MU dalam menjalankan ibadah disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing umat. Selain itu kutahu masih banyak yang harus kuperhatikan dan tidak sekedar larangan yang tidak bersentuhan dengan umatku seperti masalah kemiskinan, pengangguran, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Ya Allah masih banyak dosa yang telah dengan sengaja kuperbuat tetapi dengan bangganya lagi terus kulakukan. kalau perlu aku akan berpura-pura tangis di hadapanMU dengan tujuan agar orang lain mengganggapku sebagai orang yang khusu beribadah dan berdoa.

Ya Allah memang tidak pantas aku masuk "Surga MU" tapi aku juga takut masuk "Neraka MU". Bukan karena siksaan yang diberikan tetapi penolakan besar-besaran yang dilakukan oleh penghuni "Neraka" yang lain karena sesama penghuni nerakapun, aku dengan sengaja tetap ingkar janji, sombong, riya dan melakukan keburukan lainnya.

Maka itu Ya Allah berikanlah keyakinanMU yang hakiki dalam batin suci yang ada dalam diriku agar kumenjalankan perintahMU karena memang Haqqul Yakin diterima amal ibadahku tanpa ada perasaan pamrih. Dan tidak perlu lagi kepertontokan dan kupertunjukkan segala ibadahku kecuali dengan amal perbuatan yang baik.

Siratan Seorang Anak Kecil (Kisah 3 Ekor Cecak)

" Assalamualaikum, Om Tjiploek "

" Wa alaikumussalam, eeeeeh kamu Dod "

Sebuah salam yang memecah pembicaraan santai antara Tjiploek dengan 2 orang tamunya yaitu Kang Agus dan Mas Cipto di ruang tamu.

" Ada apa nich keponakanku yang cakep. Kemari sama Papa ? "

" Dodi sendirian saja dan kangen sama Om hehehehehe "

" Kangen atau ...... "

" Dua-duanya "
 
" Ya nanti Om kasih. Buat apa sich ???? "

Tampak malu Dodi untuk menjawabnya. Dodi adalah anak berumur 10 tahun dan masih keponakan Tjiploek karena dia adalah anak pertama kakak kandung Tjiploek persis diatasnya. Dodi, anak yang sangat cerdas dan kadang-kadang orang tuanya kewalahan terutama kalau ditanya hal-hal yang menurut ukuran anak-anak tidak mungkin untuk menanyakan hal tersebut (orang dewasapun belum tentu menanyakan hal yang seperti ditanyakan oleh Dodi). Dodi memang sangat dekat dengan Tjiploek karena Tjiploek selalu dapat memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang diberikan oleh Tjiploek. Yang lebih mendekatkan keduanya, Tjiploek sungguh perhatian dan memberikan sedikit uang jajan untuk Dodi. Hehehehe dasar anak-anak (demikian yang selalu diucapkan Tjiploek setiap Dodi mau pulang).

" Om Tjiploek, Dodi mau tanya nich "

" Dodi mau tanya apa ? "

" Ini sebetulnya bukan pertanyaan serius tapi tebak-tebakan. Pasti Om tidak bakalan bisa menjawabnya "

" Memang kalau tebak-tebakan Om Tjiploek bukan jagonya hehehe "



" Begini Om, kalau di atas langit-langit rumah ada 3 ekor Cecak. Kemudian oleh kita diketapel dengan gelang karet dan hanya satu yang kena sehingga cecak tersebut jatuh ke lantai maka sekarang tinggal berapa cecak yang ada di langit-langit ? "

" Itu sich pertanyaan mudah Dod. Tinggal 2 cecaknya dong "

" Salah "

" Lho kok salah, khan Dodi belajar matematika di sekolah tiga dikurangi satu menjadi dua khan ? "

" Benar kalau menggunakan hitungan matematika tetapi tetap salah jawaban Om Tjiploek "

Terbelalak mata Tjiploek mendengar ucapan keponakannya tersebut.

" Terus yang benar tinggal berapa dong Dod ? "

" Hahahaha Om Tjiploek nyerah ya ? Begitu mudah pertanyaan ini Kok "

" Iya tapi yang benarnya berapa ? "

" Nol alias sudah tidak ada lagi yang Cecak bertengger di langit-langit "

" Kok bisa sich Dod "

" Bingung ya Om hehehehe "

" Ya bingung juga dengan jawaban kamu "

" Nih Dodi kasih tahu tapi nanti uangnya ditambah ya. Dodi mau beli buku ama mainan. Tabungan Dodi masih belum cukup buat beli "

" Oke pokoknya siiiplah "

" Begini Om, saat seekor cecak terkena ketapel karet gelang dian jatuh ke lantai maka kedua teman cecak yang ada di langit-langit bukan prihatin dan membantu temannya malah tertawa-tawa bahkan teriak-teriak kegirangan sambil bertepuk tangan tanpa menyadari tangan buat pegangan mereka di langit-langit terlepas sehingga keduanya ikut jatuh juga ke lantai . Akhirnya malah menjadi korban berikutnya mengikuti cecak pertama yang jatuh hehehehe "

" Ohhhh gitu " (Tjiploek hanya geleng-geleng kepala sambil mengucap dalam hati " rupanya saya dikerjain sama anak kecil nich ")

" Benar ga Om Tjiploek ? "

" Ya dech benar kamu hahaaahahahaha (sambil garuk-garuk kepala) "

" Jadi mana uangnya Om Tjiploek ? "

" Ya ya ya nanti Om kasih sekarang kamu masuk dulu ketemu nenek di kamar. sekalian temani nenek nonton TV ya "

Segera Dodi masuk ke dalam kamar neneknya.

" Ploek, kok benar sich dan mengiyakan jawaban Dodi ? " jawab Kang Agus

" Yaa benar tuh Kang Agus " jawab Mas Cipto

" Mana mungkin cecak tepuk tangan dan jatuh ke tanah cuma gara-gara lepas tangan hehehe kayak main sepeda aja " ujar Kang Agus

" Kang Agus dan Mas Cipto memang benar tapi tahu ga maksud pertanyaan/tebak-tebakan Dodi tadi "

" Ga tahu Ploek " serentak keduanya menjawab.

" Alhamdulillah, kembali Allah memberikan hidayahnya walaupun melalui seorang anak kecil "
" Kok jadi bawa-bawa nama Allah " ucap Mas Cipto.

" Begini, semua yang terjadi tadi maupun apapun tidak datang dengan sendirinya alais ujug-ujug bahasa jawanya. Semua mengandung arti dan makna yang tersirat dari suatu kejadian. Sebetulnya kita diingatkan oleh Allah melalui Dodi. Ini sering kali kita melupakannya bahkan kita seperti mengalami ekstasi saking kita menikmatinya "

" Maksudnya Ploek " tanya Kang Agus

" Kang Agus khan kerja dan seringkali mengeluh bagaimana sesama teman sekantor saling sikut-sikutan demi sebuah jabatan. Kalau ada teman yang dimarahi Bos karena ketidak beresan kinerja, kita malah senang dan bersorak gembira bahkan menyumpahi. Kemudian kalau kita yang dimarahi oleh Bos supaya tidak hanya kita saja yang dimarahi maka berharap ada teman sekantor yang berbuat salah pada hari itu terutama pada hal-hal dimana kita berbuat salah pada masalah A misalnya sehingga berharap ada temannya dan tidak kita saja yang kena omelan. Benar ga ???? Bukan prihatin atau menyemangati teman malah menjebloskan teman "

" Hehehehe benar juga sich "

" Trus Mas Cipto "

" Kok saya sich ? "

" Iya, Mas Cipto khan pebisnis/pedagang "

" Benar Ploek, terus ... "

" Kalau misalnya ada pelanggan yang nakal dan bermental buruk tanpa mengenal etika bisnis sehingga membuat kerugian. Karena kita sudah mencap jelek terhadap pelanggan tersebut maka pasti kita ga bakalan mau lagi berbisnis dengannya. Apabila suatu saat kita mendengar pelanggan tersebut berbisnis dengan teman seprofesi, kita malah membiarkan dan tidak mengingatkan teman seprofesi mengenai kondite pelanggan tersebut. Malah menyumpahi kalau ternyata teman seprofesi mengalami nasib yang sama dengan kita yaitu sama-sama dirugikan. Khan seharusnya kita pebisnis pada bidang yang sama atau istilah orang sekarang ada asosianya kompak untuk sama mengingatkan dan melakukan aksi boikot terhadap pelanggan-pelanggan yang nakal bukan membiarkan. Akhirnya yang terjadi malah semuanya dirugikan dan bisa berakibat kebangkrutan. Seharusnya biar kita saja yang rugi tetapi teman seprofesi jangan mengalami apa yang kita alami walaupun dianggap kompetitor. Itu yang dinamakan kompetisi yang sehat bukan cari teman yang sama-sama rugi hehehe. Dengan begitu khan kita bersama-sama menjaga dan mengendalikan keseimbangan bisnis. Itulah mengapa begitu banyak asosiasi bisnis yang tidak banyak perannya dan sepertinya pengusaha berjalan sendiri-sendiri padahal mereka selalu mengatakan rejeki sudah diatur oleh Allah SWT "

" Aduh kena dech kita diingatkan sama anak kecil Kang Agus "

" Tidak apa-apa malah bagus supaya kita makin hati-hati, jeli dan teliti "






" Mungkin ini yang dinamakan berat sama dipikul ringan sama dijinjing ya Ploek " tambah Kang Agus

" Ya begitulah, saya kurang mengerti tentang peribahasa hehehe. Jadi kalau ada yang mengalami kesusahan atau musibah maka kita harus membantu ya minimal mendoakan agar tabah, sabar atau tawadulah bukan malah teriak-teriak kegirangan dengan sekeras-kerasnya, tertawa-tawa sepuas-puasnya dan tepuk tangan senyaring-nyaringnya "

" Om Tjiploek, Dodi mau pulang mana uangnya ? "

Tjiploek langsung merogoh sakunya sambil mengeluarkan uang 10 ribu sambil berpikir bakalan tidak merokok lagi hari ini. Masalahnya sekarang bisa merokok karena pemberian Kang Agus. Tetapi tidak apa-apa, yang penting dapat ilmu hari ini.

" Salam buat Papa Mama ya Dod "

" Ya, Assalamualaikum "

" Wa alaikumussalam " serentak Tjiploek, Kang Agus dan Mas Tjipto menyahut salam Dodi.

10 Perintah Tuhan Dan Mo Limo: Korelasinya Dalam Situasi Kekinian

Tulisan ini dibuat bukan untuk perbandingan agama baik Islam, Nasrani, Yahudi, Hindu, Budha dan lain-lain. Tetapi hanya sebagai perenungan kita akan awal perintah Tuhan yang ditujukan kepada umat manusia pada jamannya dan korelasinya pada jaman sekarang. Penulis yakin bahwa pembaca lebih mengeti dan tahu tentang ilmu agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Sepuluh Perintah Allah, Sepuluh Firman Allah, atau Dasa Titah atau bahasa Latinnya Dekalog (δέκα λόγοι) adalah daftar perintah agama dan moral,yang merupakan sepuluh perintah yang ditulis oleh Tuhan dan diberikan kepada bangsa Israel melalui perantaraan Musa di gunung Sinai dalam bentuk dua tablet batu. Perintah-perintah tersebut memiliki keistimewaan yang terkenal dalam agama Yahudi dan Kristen. Frasa 'Sepuluh Perintah' secara biasa menunjuk kepada bacaan yang sangat serupa dalam Keluaran 20:2-17 dan Ulangan 5:6-21. Sebagian membedakan 'Etiket Dekalog' dengan seri Sepuluh Perintah dalam Keluaran 34 yang dinamakan 'Ritual Dekalog'.

Berikut 10 Perintah Tuhan yang telah diambil intisarinya :

Akulah Tuhan, Allahmu,
1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala suatu.
2. Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
4. Hormatilah ibu-bapamu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan berzinah.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
9. Jangan mengingini istri sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil

Banyak peristiwa yang terjadi disekitar kita maupun diluar negeri baik bencana, kekerasan, peperangan, keserakahan dan sebagainya. Semua itu dapat diketahui melalui media massa seperti koran, tabloid, internet dan televisi. Peristiwa besar yang terjadi adalah mutilasi, krisis keuangan global, perang Israel-Hamas (Jalur Gaza), Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota, kampanye calon presiden dan yang terakhir dan sangat memilukan adalah tewas ketua DPRD Sumatera Utara. Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya adalah terlalu rumitnya cara berpikir manusia sekarang yang menafsirkan hidupnya berdasarkan materialtis dan hedonis.

Sudah banyak pengamat, cendikiawan, kyai, pendeta yang mengingatkan dan menguraikan ayat-ayat dalam kitab suci baik Al Quran, Injil, Zabur dan Taurat. Tetapi sepertinya manusia di dunia ini seakan melupakan itu semua. Apakah karena terlalu tebal kitab sucinya, tidak ada waktu untuk membaca dan memahami?

Penulis menilai bukan itu yang terjadi karena sudah banyak media yang menyiarkan tentang nilai-nilai agama baik di televisi, radio, internet dan media cetak maupun lewat pengajian di rumah/mesjid/gereja/kuil dsb.

Untuk itu penulis mengajak untuk berpikir yang sederhana tentang nilai-nilai ketuhanan yang mencakup nilai kemanusiaan, sosial, budaya, dan demokrasi. Penulis yakin kalau seandainya manusia menjalankan 10 Perintah Tuhan tersebut maka akan mengurangi terjadinya kekerasan, keserakahan, peperangan dan bencana di dunia ini.


Mo Limo

Masyarakat (khususnya Jawa) kadung mengenal istilah Mo-Limo sebagai Maling (mencuri, termasuk juga korupsi), madat (nyabu), main (berjudi), minum (mabuk-mabukan), dan madon (main perempuan). Semuanya sebagai pantangan, ora ilok, yang harus dijauhi (prefentif), diberantas (post facto), dan pihak-pihak yang jadi korban diobati (kuratif).
Mo limo adalah warisan leluhur kita yang mengambil inti sari dari nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan, sehingga terangkum menjadi 5 hal yang harus dihindari/dilarang untuk melakukannya.

Seandainya manusia Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya mengambil intisari, menyikapi dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari maka goro-goro yang setiap saat kita melihat, merasakan, dan mengalaminya dapat berkurang dan sikap damailah yang akan tumbuh.


Mohon direnungkan kalimat berikut "Tahu Posisinya Dimana dan Tahu Porsinya Seberapa"

Doa Itu Apa Ya....

Beberapa hari ini banyak teman yang berkunjung ke tempat saya terutama sales/marketing. Semua kelihatannya mempunyai masalah yang sama yaitu mulai kesulitan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya disebabkan oleh tidak tercapainya target pemasaran dalam 1 bulan (yang biasanya 15 ton menjadi 9 ton), kesulitan cash flow, kesulitan mencari konsumen dan lain-lain.

Semuanya mengeluh dan heran dengan sikap saya yang kelihatan santai dan tenang dalam menghadapi krisis ekonomi global yang mulai melanda Indonesia. Padahal mereka tidak tahu kalau saya juga pusing dan putar otak untuk mencari solusi yang tepat dan jitu dalam menghadapi krisis ini. Bukan berarti saya orang pintar dan jago  dalam bisnis tetapi saya lebih banyak berdoa dengan diiringi oleh usaha yang keras.

Kemudian mereka bertanya kepada saya "Doa yang seperti apa agar bisa diterima oleh Allah SWT". Saya katakan bahwa saya bukan ustad/kyai/syech/ulama tapi hanya manusia biasa yang selalu berpikir dan berdoa kepada Allah SWT yang menciptakan saya. Mereka merasa bahwa saya mempunyai kiat yang jitu dalam berdoa. Dalam hati kiat jitu apa ya dalam berdoa agar dikabulkan oleh Allah SWT. Sebetulnya bacaan doa sudah banyak ada dalam buku-buku mengenai doa yang banyak dijual di toko buku/pinggir jalan. Tetapi mereka merasa telah mengamalkan itu semua dan belum ada hasilnya. Dengan sedikit memaksa, mereka meminta saya untuk mengungkapkan bacaan-bacaan doa yang sering dilakukan. Akhirnya saya katakan dimana-mana doa apapun pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. 

Pertanyaannya adalah bagaimana melakukan doa yang baik dan benar????? Ingat saya tidak ingin menggurui dan mengajari tetapi hanya ingin berbagi pengalaman karena saya yakin teman-teman banyak lebih ahli dalam berdoa dibanding dengan saya bahkan tahu banyak mengenai macam-macam doa kepada ALLah SWT.


Menurut saya  dalam berdoa itu harus :

1. Yakin, bahkan bukan sekedar yakin tapi Haqqul Yakin bahwa doa yang kita panjatkan pasti dikabulkan oleh  Allah SWT. Wong setan saja berdoa dikabulkan oleh Allah. Kalau tidak yakin dikabulkan oleh Allah SWT yaa jangan berdoa.

2. Berdoa itu seperti kita sedang berbicara dengan orang tua kandung kita sendiri (ingat orang tua kita adalah wakil Allah SWT di dunia). Jadi tidak perlu merengek-rengek kepada Allah tetapi meminta petunjuk kepada Allah SWT karena Allah itu Maha Petunjuk. Lagipula Allah itu sudah tahu apa yang ada dalam hati  maupun keinginan kita tetapi semua itu harus diungkapkan seperti orang tua kita walaupun sudah tahu masalah anaknya pasti akan diam sampai anaknya sendiri yang mengungkapkan masalahnya.

3. Sebaiknya kita sudah melakukan usaha yang gigih dan pantang menyerah (istiqomah) sebelum kita berdoa kepada Allah SWT. Maksudnya adalah kita mengungkapkan kepada Allah "Ya Allah saya sudah berusaha ini itu dan belum ada hasilnya, saya memohon kepada MU berikanlah petunjuk karena Engkau Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Petunjuk sesuai dengan Qudrat dan Iradat Mu" Jangan berdoa minta kaya dan diberikan rejeki yang banyak tetapi selama ini kita tidak melakukan ikhtiar sama sekali, bagaimana mau dikabulkan ?????

4. Nyaman. Maksudnya adalah kita harus mengerti apa yang ingin diungkapkan kepada Allah SWT dalam berdoa. Gunakanlah bahasa yang dimengerti oleh kita (bahasa Indonesia) karena Allah SWT mengerti dan memahami apa yang kita katakan. Walaupun lebih afdol menggunakan bahasa Qur'an dalam berdoa tetapi kalau kita tidak mengerti dan memahami bahasa yang digunakan akan sia-sia hanya sekedar hafalan. Itulah yang dinamakan sinergi antara  kita dengan Maha Pencipta sehingga menyatu. Untuk itulah kita harus selalu menggali dan belajar mengenai doa-doa dalam Qur'an.

5. Pelajarilah sejarah 25 nabi/rasul yang terdapat dalam Qur'an karena kejadian-kejadian yang terjadi pada 25 rasul merupakan pengulangan sejarah pada masa sekarang. Contohnya adalah ketika kita berencana membangun rumah maka pelajarilah doa Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT ketika akan membangun Ka'bah, ketika kita dalam kondisi miskin maka pelajarilah doa Nabi Ayub AS yang ditimpa ujian kemiskinan dari Allah SWT, dan lain-lain.

6. Ikhlas dan pasrah (nothing to lose), terus berusaha/melakukan dan jangan mengeluh serta serahkan semuanya kepada Allah SWT.

Hanya itu yang bisa saya sampaikan berdasarkan pengalaman dan maaf saya tidak banyak menjelaskan dalil-dalil dalam Qur'an karena saya yakin teman-teman sudah banyak mengetahui dan lebih mumpuni dibanding saya yang baru belajar agama Islam ini.


Renungkan dan mudah-mudahan bermanfaat.....

SOSOK KYAI BERSAHAJA

Sudah hampir sepuluh tahun saya mengenal seorang Kyai yang sangat bersahaja ini. Sosok sederhana ini mempunyai sebuah pesantren di daerah terpencil sekitar Bumiayu Brebes Jawa Tengah. Pesantren yang dikelolanya dikhususkan kepada anak-anak yatim piatu dan dibiayai sendiri oleh Beliau baik kebutuhan pangan, papan, sandang, gaji pengajar dan lain-lain. Pada mulanya pesantren ini berdiri di atas tanah warisan keluarga Beliau. tetapi dalam perkembangannya pesantren ini semakin luas dan semua itu terjadi karena usaha dan daya upaya Beliau yang menginginkan pesantren ini berkembang dengan swadana walaupun ada juga orang-orang yang bersimpati dengan Beliau sehingga ikut menyumbang uang untuk keperluan pesantren ini.

Pertama kali kenal, Beliau berumur 79 tahun tetapi masih kelihatan enerjik, semangat, penuh ikhtiar, optimis dan pantang menyerah. Beliau bukanlah termasuk yang terkenal dalam kancah ulama nasional bahkan Beliaupun tidak terlalu terkenal dibanding dengan ulama-ulama di daerah sekitarnya yang mempunyai pondok pesantren yang mungkin 2 atau 3 kali  lebih besar dari yang dimiliki oleh Beliau. Memang Beliau tidak ingin disebut Kyai tetapi lebih senang disebut "ustad". Tetapi Beliau sering kali dimintai tolong oleh Kyai-kyai di sekitar lingkungan Beliau, baik masalah ilmu agama, keluarga maupun masalah-masalah lainnya. Nah ini herannya, masalah-masalah yang datang selalu dapat diselesaikan oleh Beliau dengan baik. Tetapi tetap saja Beliau bersikap sederhana dan tidak menonjolkan diri atau sombong. Lucunya orang-orang di sekitar daerah itu hanya tahu namanya tetapi tidak tahu siapa orangnya.


Berikut adalah pelajaran-pelajaran yang saya dapat dari Beliau berdasarkan tingkah laku Beliau yang selalu saya amati:

Saya menganggap Beliau sebagai orang yang sangat alim. Kenapa? Pertama kali saya mengenal beliau sampai sekarang., kalau berbicara dengan orang selalu menunduk dan jarang menatap wajah lawan bicaranya. Tetapi Beliau tahu apa yang dibicarakan dan kalau ada yang salah maka Beliau akan mengoreksinya dengan cara yang halus dan tidak menyinggung perasaan. Beliau sangat rendah hati dan tidak ingin menunjukkan betapa luasnya ilmu yang dimiliki.

Saya kagum dengan cara Beliau melayani tamu-tamu yang datang. Setiap tamu yang datang memang harus mendaftarkan diri sehari sebelumnya. Sewaktu saya bertemu dan mengenal pertama kali, sempat saya terkagum-kagum. Kenapa? Walaupun mempunyai santri yang banyak tetapi tetap Beliau yang menyediakan minuman, makanan sendiri dan menanyakan apa minuman kesukaan para tamunya, Apabila suka kopi panas maka disediakan kopi panas dan juga setoples gula pasir dan termos berisi air panas. Jadi kalau kurang manis tinggal menambahkan gula pasir. Kadang di ruang tamu sudah disediakan gelas, bubuk kopi, teh celup/serbuk teh, gula pasir dan setermos air panas sehingga tamu tinggal menyeduh sendiri. Dan saat makan siangpun Beliau yang menyediakan piring, nasi dan lauk-pauknya.

Saya pernah menanyakan kepada Beliau mengapa beliau melakukan itu semua sendiri tanpa dibantu oleh anak maupun santri yang lain. Beliau mengatakan kadang-kadang Beliau juga meminta tolong bantuan anak-anaknya dan santriwati. Tetapi setiap saya bertamu dan melihat tamu-tamu yang lain, Beliau sendiri yang selalu melayani. Tetapi Beliau mengatakan selama saya masih bisa melakukan sendiri maka akan dilakukan tanpa meminta tolong orang lain dan Beliau juga tidak ingin mengganggu santri-santrinya Kata beliau, “Biarlah mereka belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya lagipula hidup mereka sudah susah dan menderita (yatim piatu) jadi jangan mereka dibebani oleh hal-hal sepele dimana saya masih dapat mengerjakan sendiri” LUAR BIASA dalam hati saya dan mengingatkan saya kepada Rasulullah yang memberi penghormatan paling tinggi kepada siapa saja tamu yang datang ke rumahnya.

Beliau tidak banyak bicara, bicara seperlunya, kalau tidak ditanya Beliau akan diam tetapi Beliau selalu memperhatikan, mengamati dan mengikuti gerak-gerik tamunya. Contohnya adalah merokok? Beliau tidak merokok tetapi Beliau tidak melarang, menasehati, menyinggung dan menceramahi para tamunya. Bahkan ada peristiwa lucu yang pernah saya alami yaitu ketika asyik-asyiknya kami berbicara dengan Beliau dan kebetulan kami kehabisan rokok, tiba-tiba Beliau minta pamit untuk keluar sebentar. Saya pikir mungkin ada tamu penting yang datang.

Setelah 15 menit, Beliau datang sambil membawa beberapa bungkus rokok sesuai kesukaan kami dan menyilahkan kami merokok dan meneruskan pembicaraan sebelumnya. Kata Beliau, “kalau tidak ada rokok nanti malah kalian ceritanya melantur kemana-mana (tidak fokus) dan tidak klop, malah nanti saya yang bingung. Kalau kalian bingung tinggal cari rokok kalau saya bingung tidak tahu apa yang dicari hahahaha”. Itulah kecerdasan Beliau membaca (iqra) lingkungan sekitar tanpa disadari oleh orang di sekitarnya. Padahal beliau tidak menanyakan rokok-rokok kesukaan kami. Selain masalah rokok, Beliau juga tahu kalau tamunya punya uang atau tidak. Ini juga pernah saya alami, ketika akan pamitan pulang ke Jakarta, Beliau menitipkan uang untuk ongkos pulang walaupun saya merasa malu tetapi tetap beliau memaksakan saya untuk menerima karena tahu saat itu saya sedang kesusahan.

Pada awalnya pesantren Beliau kecil sekali dan hanya dapat menampung beberapa santri. Tetapi setiap saya datang bekunjung ke tempat Beliau selalu ada pembangunan gedung pesantren dan tanah pesantren bertambah luas. Saya pernah tanyakan bagaimana hal itu bisa terjadi. Beliau mengatakan kalau niat kita tulus, mulus dan lurus serta selalu berikhtiar maka Allah akan memudahkan jalan kita. Tetapi semua itu tergantung kepada bagaimana kita berdoa dan memohon kepada Allah. Kalau umat Islam mau melaksanakan  semua itu maka tidak akan ada orang minta-minta di jalan untuk sumbangan pembangunan mesjid atau pesantren.

Saya menganggap Beliau adalah ahli wirid. Beliau tidak pernah meninggalkan shalat sunnah maupun wajib. Beliau juga tidak pernah ketinggalan wudhunya, kalau menurut beliau merasa batal maka beliau akan kembali berwudhu walaupun itu bukan waktu shalat. Beliau selalu melakukan zikir dan wirid setiap saat, tempat, situasi kondisi dan ketemu siapapun. Saya sering kali mendengarkan asma Allah yang keluar dari mulutnya.

Saya pernah datang ke tempat Beliau tepat 15 menit sebelum azan Shalat Jum’at setalah hampir 2 hari 3 malam saya kurang tidur karena mengemudikan mobil bersama uyut sehabis perjalanan dari Surabaya dan mampir ke tempat Beliau.

Saat itu Beliau sedang berada di mesjid pesantren. Dalam kondisi mengantuk berat dan menunggu di ruangan tamu, tiba-tiba Beliau datang sambil membawa kasur dan bantal dengan mengatakan silakan tidur yang nyenyak. Kemudian Beliau pamitan untuk melakukan shalat Jum’at dimana Beliau sebagai khatibnya.
Kami tertidur sampai jam 5 sore. Ketika terbangun sudah tampak kedatangan Beliau. Beliau menanyakan bagaimana tidur kami, apakah suara azan, suara anak-anak mengaji mengganggu tidur kami dan meminta maaf atas ketidaknyamanan tidur kami. Coba bayangkan betapa rendah hati dan bersahajanya Beliau terhadap tamu-tamunya padahal itu di rumahnya sendiri tanpa pernah menunjukkan ketidaksukaan Beliau terhadap kami yang tidak melakukan sholat Jum’at malah bersikap sopan santun dan menghormati tamunya..

Ada satu hal yang membuat saya terkagum-kagum dan terheran-heran dengan sosok Beliau. Pada saat berkunjung ke tempat Beliau, tiba-tiba datang serombongan orang. Saya pikir mungkin mereka tamu biasa seperti saya. Setelah saya perhatikan, ternyata mereka bukan orang sembarangan terlihat dari pakaian dan gaya bicaranya. Dari logatnya tampak mereka berasal dari negara jiran berbahasa melayu. Mereka mengatakan ingin mengundang Ustad (panggilan kepada Pak Kyai) sebagai guru ngaji di tempat mereka seperti tradisi mereka tahun-tahun sebelumnya yang selalu mendatangkan Beliau ke negeri jiran. Yang membuat saya kaget adalah yang mengundang adalah orang nomor satu di negeri tersebut dan segala keperluannya sudah disiapkan secara matang dan lengkap dengan surat undangan dengan kop surat lambang negara tersebut.

Ketika saya menanyakan kepada Beliau mengenai bagaimana Beliau bisa mengenal orang-orang terkenal tersebut. Beliau hanya tersenyum dan mengatakan kebetulan saja mereka tersesat di jalan dan orang salah menunjukkan jalannya hingga ke tempat Beliau. Ah bisa aja Pak Kyai. Rupanya sudah banyak santri-santri beliau yang dikirim menjadi guru ngaji di negara-negara berbahasa melayu tersebut dan pada acara-acara tertentu Beliau selalu diundang.

Terima kasih Ya Allah Alhamdulillah Ya Rabbi telah diperkenalkan dengan orang-orang yang sholeh dan alim. Mudah-mudahan saya bisa mencapai tingkat keimanan seperti mereka Amin