Senin, 23 Agustus 2010

Dalam Kemudahan Itu Ada Kesulitan

Tulisan ini dibuat untuk menanggapi tulisan OM JAY.
Menurut saya, kesulitan dan kemudahan ibarat 2 sisi mata uang. Om Jay menceritakan bagaimana sulitnya beliau mendapatkan uang untuk memperbaiki gentengnya yang runtuh dan kayu-kayu atap rumahnya sudah habis dimakan rayap. Beliau berusaha kesana kemari meminta pinjaman tapi belum ada yang mau meminjamkan. Sebuah momen yang membuat sebagian orang menjadi bingung dan dag dig dug. Saya pun pernah mengalaminya dengan pengalaman yang berbeda yaitu ketika ibu saya koma dan masuk rumah sakit karena penyakit diabetes dan jantung tapi saya tidak mempunyai uang sama sekali (wong saat itu untuk makan saja susah). Tetapi benar apa yang dikatakan Om Jay, kita kembalikan semua itu kepada Allah SWT. Atau bahasa agamanya pasrah (tawaddu) kepada Allah SWT dengan diikuti oleh ikhtiar dan doa yang terus menerus tanpa pernah putus asa.


 
Yin and Yang - beganding.files.wordpress.com


Dari apa yang dialami Om Jay jelas sekali bahwa manusia mulai menyadari kekurangan yang ada di dalam dirinya di hadapan Allah SWT. Dari situ tumbuhlah kesadaran tentang Ketauhidan atau ketuhanan. Padahal sebenarnya Allah SWT sudah menyiapkan solusi yang tepat buat kita sebelum masalah atau ujian itu datang di kehidupan manusia di dunia.

Terus bagaimana dengan pernyataan saya bahwa dalam kemudahan itu ada kesulitan. Jangan-jangan pernyataan ini hanya pernyataan orang yang lagi nyeleneh alias stres hehehehe. Kembali lagi saya katakan tentang 2 sisi mata uang yang saling berkaitan erat satu sama lain. Kesulitan-kemudahan atau kemudahan kesulitan, siang-malam atau malam-siang dan sebagainya (ingat lambang Budha ada setitik putih di dalam hitam dan ada titik hitam di dalam putih). Kita harus bisa memaknai kedua hal tersebut.

Saya akan menerangkan tentang dalam kemudahan itu ada kesulitan. Dalam berbagai peristiwa hidup saya oleh Allah diberikan kemudahan dan kebahagiaan tapi justru inilah yang merupakan ujian bagi saya. Karena apa ? Sering kali saya lupa atau melupakan akan kenikmatan yang diberikan oleh tersebut sehingga membuat saya lengah, jumawa atau riya. dan melupakan kesadaran kita sebagai manusia akan kebesaran Allah SWT.

Contoh yang mudah adalah ketika ada seorang teman meminta pendapat atau konsultasi tentang masalah pelik yang dihadapi seperti keuangan, pernikahan, anak dan sebagainya. Sebagai orang yang tidak mengalami masalah tersebut tanpa sadar dengan enteng mengatakan sebuah pendapat tanpa pertimbangan yang matang padahal saya belum pernah mengalami. Itulah mengapa orang tua saya mengatakan apabila kamu mengerti tentang sesuatu maka jelaskan secara utuh dan apabila kamu tidak mengetahui maka lebih baik diam (serahkan atau minta pendapat kepada orang yang lebih menguasai). Hal inilah yang sering dilupakan dan saya yakin Allah SWT menegur saya lewat ujian-Nya dimana masalah yang persis dialami teman saya malah menimpa saya beberapa waktu kemudian.

Itulah mengapa saya selalu beristighfar dalam hati bila sedang memberi nasehat kepada teman atau siapapun yang meminta nasehat atau saran. Saya memohon ampun kepada Allah apabila ada kesalahan omongan dan kemudahan berpikir saya yang kerap kali melupakan esensi diri sebagai manusia yang tidak sempurna di hadapan Allah SWT.

Jadi hati-hatilah dengan banyak beristighfar bila kita diberikan banyak kemudahan oleh Allah SWT dimana seringnya kita melupakan kesadaran diri akan adanya Sang Pencipta.

Kabayan pernah menangis tersedu-sedu ketika sedang berjalan menuruni bukit karena Kabayan tahu setelah menurun pasti akan ada jalan menanjak yang lebih melelahkan. Dan Kabayan pun tahu bahwa kaki kabayan akan lebih sakit dan pegal pada saat menurun dibandingkan pada saat naik.

Banyak-banyaklah baca Alhamdulillah pada saat susah karena akan datang senang dan banyak-banyaklah baca Istighfar pada saat senang karena akan datang kesusahan.
Mudah-mudahan ada manfaat dan renungkanlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar