Rabu, 01 September 2010

” Saya Sedang Tidak Dalam Kondisi Berpuasa “

Suatu hari di dalam busway pada bulan puasa Ramadhan. Waktu menunjukkan pukul 14.35 WIB. Udara di Jakarta sangat terik sekali sehingga membuat sebagian penumpang yang sedang berdesak-desakkan menyeka peluh keringatnya dengan sapu tangan. Selain itu lalu lintas sedang macet-macetnya sehingga menambah tekanan batin dari masing-masing penumpang. Berikut adalah dialog yang sempat direkam :

” 480 ? Nggak bisa pak !!! Kalau harga segitu mana bisa saya dapat untung ” teriakan pria berusia 40-an tahun saat menelpon.

” Masuk ke dalam dong Mas khan mengganggu orang yang mau keluar “

” Sebentar lagi saya mau turun “

” Tahu nich orang dari tadi menghalangi orang saja “

” Sabar Mas sabar bulan puasa ini “

” Ibu mau duduk ? Silahkan ! Biar saya berdiri “

” Nggak Mas saya mau turun di pemberhentian berikutnya “

” Lho gimana sich begini aja nggak bisa makanya belajar. Jadi nggak kelihatan begonya “

” Lihat tuh amoy. bodinya aduhai banget “

” Iya kulitnya putih mulus wiiiiiiiihhhhh “

” Lu kalau mau puasa harus sabar dan ingat ama niat lu dari rumah “

” Ehhh keren lho sinetron Ketika Cinta Bertasbih. Si Azzam itu bla bla bla … “

” Kurang ajar nich dibilangin masuk ke dalam masih aja ngeyel. Sudah bawa barang banyak lagi “
 
” Halo kapan kita bisa bukber… Lu atur ya and kalau sudah siap telpon gw “

” Nanti malam kita mau shalat tarawih dimana ? Pacar lu dibawa nggak “

” Gw ketiduran tadi pas sahur jadinya badan gw lemas “

” Pemberhentian berikutnya halte… “

” Udah penuh nich busway masih aja dimasukkin penumpang. Gelooo “

” Itu gambar orang pakai kursi roda, orang usia lanjut dan wanita hamil apa benar-benar dijalankan kalau penuh begini penumpangnya “

” Jiaaaaaahhhhh kacau dech ujian gw hari ini “

” Kayaknya gw nggak bisa pulang kampung dech. Abis perusahaan gw belum ada pengumuman pasti tentang pesangon “

” Udah elo terima aja dengan sabar “

” zzzzzzzzzzzzzz “

Tiba-tiba bis berhenti mendadak dan suara rem berdenyit. Terdengar suara teriakan para penumpang dari dalam.

” Dasar bego, tolol, bangsat nggak punya otak, !@#$#%$%^^&*&^%$()&*&^)_+#%^%&^&** “

” Sopir juga bego…nggak sadar apa kalau hari ini puasa tuh banyak yang jatuh ke lantai ” teriak penumpang.

” Iya nich nggak tahu kalau kita lagi berpuasa … iya… benar… setuju…dukung…bikin emosi aja….bla bla bla “

Sementara itu ada satu orang pria dari sejak berada di dalam busway sampai terjadinya peristiwa pengeraman tersebut hanya diam saja. Para penumpang merasa heran dengan diamnya. Tiba-tiba seorang penumpang disebelahnya bertanya.

” Mas kok diam saja sich. Apa Mas lagi sakit “

” Tidak kok, Pak. Saya diam karena saya sedang tidak dalam kondisi berpuasa ” jawab pria tambun itu dengan tenangnya.

Penyakit Malaria Menjelang Puasa Bulan Ramadhan

2 hari ini, blas saya ngendon di Rumah Sakit Islam Jakarta karena penyakit malaria kambuh lagi. Gejala datangnya si Mala ini sudah terasa sejak senin pagi setelah begadang semalamnya dengan Mbak Mariska Lubis dan Engkong Ragile di Gedung Sarinah Jakarta. Tetapi bukan gara-gara mereka berdua maka penyakit malaria saya kambuh lagi. Memang beberapa hari sebelumnya saya kurang istirahat dan hampir tiap malam begadang. Selain itu pola makan saya berantakan sekali.

bukan penyebab malariaku hehehe (dok. mariska lubis)

Gejala kambuhnya si Mala ini diawali dengan badan lemas dan rasa dingin mulai merambat dari kaki sampai ke seluruh tubuh. Kepala terasa pening sekali. Ini sudah pasti si Mala sedang rindu dendam dengan diri saya hehehe.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. BIasalah memeriksakan kondisi tubuh ini. Ternyata hasilnya positif setelah dicek darahnya.yaitu trombosit darah turun secara drastis walaupun tidak membahayakan. Awalnya dokter menyarankan saya untuk menginap beberapa hari di rumah untuk istirahat dan mengembalikan kondisi tubuh normal. Tetapi saya menolaknya karena selain biaya rumah sakit mahal, saya teringat ibu di rumah yang han ya ditemani oleh keponakan saja. Akhirnya dokterpun memperbolehkan saya rawat jalan dengan syarat besoknya saya harus kembali melakukan cek darah.

Sesuai dengan kesepakatan, hari ini saya kembali dicek darahnya. Alhamdulillah kondisi tubuh berangsur-angsur mulai membaik. Tetapi konsekuensinya adalah saya tidak berpuasa di hari pertama ini. Tapi biarlah saya tidak berpuasa, yang penting sehat dulu.

Hari ini secara kebetulan saya bertemu dengan seorang bapak yang bekerja di Widyasatwaloka Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Bogor atau dikenal dengan Museum Zoologicum, Bogoriensis. Ternyata beliau adalah seorang peneliti yang mempunyai jam terbang tinggi dalam bidang biologi. Sayang saya tidak menanyakan namanya karena konsentrasi saya tertuju kepada kondisi menggigil saya saat itu.

Dari perbincangan dengan beliau yang punya pengalaman melakukan penelitian biologi di Irian Jaya khususnya daerah Timika yang konon merupakan pusat endemi nyamuk malaria yang ganas. Dulu beliau pernah juga terkena malaria tapi bisa disembuhkan bahkan ada 2 orang temannya yang nyawanya tidak terselamatkan karena penyakit malaria tersebut.
Menurut beliau, penyakit malaria tidak dapat disembuhkan kecuali melakukan pengobatan di Wisconsin Amerika Serikat. Kebetulan mantan atasannya dulu yang terkenal dengan gelar doktor habil (doktornya doktor) atau istilah beliau gelarnya S-6 terkena penyakit malaria di Timika, Irian Jaya. Beberapa tahun atasannyatersebut terserang penyakit malaria dan tidak kunjung sembuh. Akhirnya dengan melakukan penelitian sendiri, atasannya tersebut berhasil menemukan obatnya yang dapat membersihkan tubuh dari parasit protozoa yang dibawa oleh nyamuk anopheles.

Kata beliau, saat itu belum ada rumah sakit di dunia kecuali di wisconsin Amerika Serikat itulah yang mampu menangani penyakit malaria secara komprehensif. Tapi kalau sekarang ini beliau belum tahu perkembangannya apakah obatnya sudah disebarkan ke seluruh dunia.
Nah ada satu saran beliau yang menarik dan dapat dimanfaatkan. Banyak orang yang ingin pergi ke tempat endemi malaria seperti Timika atau Ujung Kulon disarankan untuk meminum Resochin secara berkala sebagai tindakan pencegahan. Menurut beliau, saran penggunaan obat Resochin tersebut kuranglah benar karena ada beberapa rekannya yang sudah meminum obat tersebut secara berkala pada saat sebelum dan sesudah berangkat ke Timika tetap saja terkena penyakit malaria dan korbanya 2 orang rekannya meninggal dunia.

doxycycline (www.mdstunisie.org)
Berdasarkan informasi yang didapat dari mantan atasannya di Wisconsin, Amerika serikat, beliau selalu meminum obat Doxycycline (Doksisiklin). Obat antibiotik ini lebih mujarab dalam tindakan pencegahan. Sebelum berangkat ke Timika, beliau selalu minum 2 hari sekali secara berkala dan 1 hari sekali setelah berada di sana, setiap jam 4 sore karena biasanya malaria menyerang menjelang malam hari. Ini sudah beliau buktikan dan hasilnya sudah 13 tahun terakhir ini beliau tidak pernah terkena penyakit malaria lagi. Hal inilah yang selalu disarankan kepada tim peneliti yang akan berangkat ke daerah endemi malaria dan hasilnya adalah tidak ada satupun orang dalam tim peneliti yang terkenal malaria pada saat tugas dan pulang ke rumah dalam kondisi sehat.

Sungguh pembicaraan yang menarik dan bermanfaat pada hari ini. Tetapi benar adanya setelah saya meminum obat Doxycycline (Doksisiklin), kondisi tubuh berangsur-angsur membaik dengan ditandai keluarnya keringat. Mudah-mudahan pengalaman pribadi hari ini menjadi bahan pengkajian bagi diri sendiri untuk mewaspadai penyakit malaria dan selalu menjaga kesehatan dengan cara hidup yang sehat.

NB : Menyambung tulisan tentang Ujian Skripsi di Bulan Ramadhan, saya ingin mengucapkan selamat atas kelulusan Flora Febrianindya dalam menempuh Ujian Skripsi S-1. Salam Sukses dan Salut.


Ujian Skripsi Di Bulan Ramadhan


Sebuah disertasi atau tesis adalah sebuah dokumen yang diajukan dalam mendukung pencalonan gelar atau kualifikasi profesional menyajikan riset dan temuan penulis. Di beberapa negara / universitas, tesis atau kata yang serumpun digunakan sebagai bagian dari sarjana atau program studi master. Sedangkan disertasi biasanya diterapkan untuk gelar doktor.

Bagi sebagian mahasiswa tingkat akhir, ujian skripsi merupakan masa penantian yang panjang dan ditunggu-tunggu setelah menempuh beberapa mata kuliah yang telah ditentukan oleh sebuah kurikulum akademis. Tetapi ada juga yang menganggap ujian skripsi sebagai masa yang menakutkan dan penuh dengan kekuatiran sehingga timbullah rasa takut tidak lulus, takut dapat nilai buruk, takut gagal dan lain-lain. Menurut saya, anggapan demikian adalah suatu hal yang wajar terutama bagi mahasiswa strata S-1 yang sedang menghadapi ujian skripsi.

Gambaran yang menakutkan terhadap suasana ujian skripsi biasanya membuat mahasiswa merasa belum yakin dengan skripsi yang dibuatnya sehingga argumen yang disampaikannya menjadi bulan-bulanan para dosen penguji. Nah itulah yang sering terjadi dan terkadang cerita menakutkan yang disampaikan oleh senior atau teman yang sudah menjalankan ujian skripsi menjadi pemicu rasa ketidak yakinan diri terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.

Apa hubungannya dengan puasa di bulan Ramadhan ? Saya mempunyai pengalaman beberapa kali tes seperti ujian skripsi, tesis dan wawancara kerja yang bersamaan waktunya dengan puasa di bulan Ramadhan. Ternyata puasa sangat membantu saya untuk menjadi orang yang mempunyai sikap tenang dalam menghadapi segala persoalan termasuk ujian skripsi. Dalam kondisi perut kosong dan niat yang kuat maka ketenangan membantu saya untuk menjawab dan beradu argumentasi dengan dosen penguji.

Memang di tempat saya kuliah dulu, skripsi bukanlah penentu kelulusan tetapi ada yang namanya ujian Perancangan Unit Pengolahan dimana saya harus menguasai dan mengerti baik teori dan praktek berdasarkan hasil pengamatan di tempat kerja praktek di sebuah perusahan pengolahan makanan. Justru Perancangan Unit Pengolahan ini yang menjadi momok karena yang diuji benar-benar teknis dan penguasaan teori yang lebih fokus.

Seminggu sebelum ujian skripsi adalah masa-masa yang mendebarkan. Untuk mengatasi itu, saya terbantu oleh keadaan yaitu puasa. Puasa itulah yang mmebantu pengendalian diri karena nafsu amarah, lauwamah dan sawiah dapat dikendalikan. Sementara nafsu muthmainah yang ada dalam diri membuat saya berpikiran positif, menambah keyakinan dan lebih fokus kepada hasil penelitian yang tertuang dalam bentuk skripsi atau tesis.

Ada satu saran dari almarhum Bapak kepada saya pada saat menjelang hari H yaitu beliau menyarankan kepada saya untuk selalu mendoakan nafsu muthmainah diri dan para dosen baik pembimbing atau penguji dengan mengucapkan QS Al Fatihah setiap shalat wajib 5 waktu. Dengan mendoakan nafsu muthmainah diharapkan para dosen dibukakan hati dan nafsu muthmainahnya sehingga pada saat ujian skripsi, para dosen yang biasanya suka merendahkan atau mencecar pertanyaan yang aneh-aneh menjadi sadar akan posisinya sebagai penguji dan bersikap sebagai orang tua untuk membimbing mahasiswa yang diujinya menjadi lulusan yang terbaik dalam arti memberikan penilaian yang objektif.

Kemudian pesan beliau yaitu sebelum ujian, saya diusahakan untuk berwudhu terlebih dahulu agar aura kebersihan hati yang terpancar di wajah membuat para dosen yang melihatnya jadi luruh. Atau dosen yang biasanya terkenal killer menjadi lunak dalam bersikap pada saat ujian. Selanjutnya persiapkan dengan matang terutama hal-hal kecil sehari sebelumnya seperti persiapan slide projector untuk presentasi, transparansi, review hasil penelitian dan tempat ujian walaupun dari pihak akademik kampus sudah mempersiapkan sebelumnya. Tetapi tetap kita harus berperan aktif untuk mengontrol dan mengecek satu per satu per satu persiapannya.

Dulu 3 jam menjelang ujian skripsi, saya selalu menyetel lagu kesukaan dengan menggunakan tape recorder pada saat di rumah atau walkman di kampus. Hal ini dapat membantu saya untuk konsentrasi dan fokus terhadap hasil penelitian yang akan diujikan. Biasanya kita akan gugup karena mendengar selentingan cerita dari teman-teman yang datang pada saat mau ujian. Musik itulah yang menghalau semua isu yang berkembang. Maka itu banyak teman yang merasa heran ketika saya mencantumkan ucapan terima kasih kepada dua orang musisi seperti Phil Collins dan Gordon Sumners (Sting) pada kata pengantar di skripsi saya. Bukan karena saya mengenal mereka tetapi setidaknya lagu-lagu mereka membantu saya untuk lebih konsentrasi, semangat dan optimis menghadap ujian skripsi. Hal inilah yang juga dilakukan oleh petinju Sugar Ray Leonard dan Lenox Lewis menjelang bertanding.

Banyak cara yang dilakukan tergantung kepada masing-masing individu mengenai mana yang pas untuk mengembalikan konsentrasi menjelang ujian skripsi. Tetapi harus saya katakan beruntunglah mahasiswa-mahasiswi yang ujian skripsi pada bulan Ramadhan karena segala ibadah yang dilakukan selama bulan suci ini selalu diijabahi oleh Allah SWT dengan syarat ada nilai istiqomahnya.

NB: Tulisan ini terinspirasi dan memberi semangat kepada seorang teman yang akan menghadapi ujian skripsi pada hari pertama puasa bulan Ramadhan 1431 Hijriyah. Ujian Skripsi bukanlah akhir tapi sebenarnya awal dari ujian kehidupan di dunia yang penuh tantangan. Apakah ilmu yang kita peroleh dari kuliah selama ini dapat bermanfaat bagi banyak orang ? Salam Sukses.

Seorang Sufi Dan Seekor Lalat

ferdyganteng30.blogspot.com

Seorang sufi sedang duduk termenung di depan jendela kamarnya. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya. Tatapan matanya memandangi alam sekitar. Sungguh indah pemandangan di pagi hari ini pikir sang sufi.

" Ahh mengapa selama ini aku telah menyia-nyiakan hidupku ? Aku sibuk memikirkan kepuasan semu. Sementara di luar sana terpampang keindahan dunia dengan nilai-nolai keilahian " ujar sang sufi dalam hatinya.

Layaknya pantas sang sufi melukiskan indahnya pagi itu dengan tulisan. Sudah sejam tangan sang sufi sibuk menulis. Beberapa lembar kertas telah dihasilkan. Dibiarkan lembar-lembar kertas berserakan di meja tau di lantai kamarnya.

Tetapi saat sang sufi sedang asyik-asyikntya menulis, pena berupa dawat kehabisan tinta. Diperhatikannya botol tinta yang ada di dekatnya. Ternyata tanpa disadarinya tinta di dalam botol tersebut hampir habis. Padahal belum banyak tulisan yang dibuatnya. Mengapa tinta di dalam botol tersebut cepat habis. Betapa terkejutnya sang sufi ketika melihat seekor lalat sedang menghisap tinta di dalam botol.

" ohhh rupanya lalat itu yang telah menghabiskan tinta milikku dengan suka rianya. Apakah aku harus mengusirnya ? Kalau tidak aku akan kehilangan momen untuk menulis keindahan di luar sana. " sang sufi berbicara dalam hatinya.

Kemudian sang sufi kembali lagi memperhatikan lalat yang ada di dalam botol tintanya.
" Tidak, aku tidak boleh mengusirnya. Sebetulnya Allah telah menunjukkan keindahan milikNya yang lain. Dan itu ada didekatku. Apakah aku pantas mengusirnya atau demi kepuasan nafsu keindahanku sesaat. Sementara justru aku menghalangi keindahan milik Ilahi lainnya untuk hidup. Padahal aku tahu hidup lalat itu tidak lama. Sedangkan aku masih mempunyai kesempatan lebih banyak waktu untuk menikmati dan meneruskan tulisan tentang keindahan alam yang ada di luar sana. "

Benar saja, beberapa menit kemudian lalat yang menghabiskan tinta milik sang sufi tersebut mati. Apakah lalat tersebut mati karena kekenyangan menikmati tinta tersebut. Atau memang sudah kehendak Ilahi. Wallahu a"lam Bishawab (Dan Allah lebih tahu atau Yang Maha Mengetahui)

Nb: terinspirasi oleh kisah Imam Ghazali saat menyelesaikan Kitab Ihya Ulumuddin

" Istighfarlah, Ketika Kamu Memberikan Nasehat "

abihafiz.wordpress.com/2010

Kok Istighfar ? Menurut saya, apa yang dikatakan Eyang ada benarnya karena saya sering mengalami kejadian yang kurang mengenakkan setelah saya memberikan nasehat kepada orang lain ibarat pantulan diri pada saat bercermin.

Istighfar dalam perkataan Arabnya astaghfirullah, bermakna "Saya meminta keampunan Allah". Jadi mengandung makna maaf dan doa permohonan ampun kepada Allah. Perkataan Istighfar seringkali diucapkan pada kehidupan sehari-hari terutama dalam pergaulan sesama manusia.

Apa hubungannya dengan nasehat ? Nah ini yang disampaikan oleh Eyang kepada saya. Kadang kala kita merasa mendapatkan penghormatan ketika ada banyak orang yang mempercayai diri kita sebagai tempat meminta saran, nasehat, curhat atau apapun namanya terhadap masalah yang mereka hadapi. Pada saat kita menyampaikan saran atau nasehat, tanpa disadari kita telah melakukan perbuatan riya (sombong atau pamer diri).

Karena sebetulnya pada saat kita memberikan nasehat maka setan telah masuk ke dalam diri dan menghasut dengan riang gembira. Setan secara terus menerus menggoda diri dengan perkataan, " Ayo teruskan nasehatmu. Kamu memang orang hebat, pintar dan hebat. Buktinya orang-orang membutuhkanmu, mendengarkan dengan seksama, mengagumi, mempercayai dan menghormati kamu layaknya seorang alim. "

Hal itulah yang sering saya alami dan menariknya seperti ada pantulan ke diri sendiri. Seolah-olah Allah SWT dengan Rahman RahimNya mengingatkan diri lewat kejadian yang sama persis dengan masalah yang dihadapi oleh orang yang telah meminta nasehat kepada saya. Jadi sepertinya Allah SWT (Astaghfirullah al adzim) ingin mengetahui kemampuan diri apakah sanggup menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sama dengan orang yang telah meminta nasehat kepada saya.

Jadi tidaklah salah, ketika Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu'anha memberikan kesaksiannya sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ
Aisyah radhiyallahu’anha berkata: ”Nabi shollallahu ’alaih wa sallam senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan.” (HR Bukhary 558)

Kesimpulannya adalah seringlah kita mengucapkan Istighfar kepada Allah SWT setiap saat atau setiap detik karena tanpa disadari kita sering melakukan perbuatan yang dapat merusak hati terutama pada saat kita berpuasa di Bulan Ramadhan dimana aura kesucian bulan tersebut menjadikan diri berusaha menjadi orang baik. Menurut Eyang, Istighfarlah yang akan membawa diri manusia bisa selamat dunia akherat sampai akhir jaman.

Marhaban ya Ramadhan