Rabu, 01 September 2010

Takutlah Kepada Tuhan, Bukan Kepada Hantu

Afraid (www.abcteach.com/directory/clip_...motions/)



Takut ? Tiap manusia pasti mempunyai rasa takut. Banyak hal yang menyebabkan manusia menjadi takut misalnya takut dimarahi oleh orang tua, takut dimarahi bos, takut dikejar-kejar debt collector, takut salah omong tapi rasa takut kita lebih utama kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT.

Bagaimana dengan makhluk-makhluk gaib seperti hantu, jin, kuntilanak, genderuwo, wewe gombel, siluman dan apapun namanya. Apakah kita harus takut ? Sebagian besar orang mempunyai rasa takut bila mendengar nama-nama tersebut walaupun tidak pernah bertemu atau melihat secara langsung. Tetapi bagaimanapun tiap manusia mempunyai rasa terutama pada saat mengetahui sesuatu yang menyeramkan maka bulu kuduk akan berdiri secara otomatis.

Bagaimana dengan saya sendiri ? Adakah rasa takut ? Terus terang saya merasa takut juga. Ini disebabkan oleh bayangan yang timbul dalam pikiran saya. Bayangan yang mengerikan tentang wujud makhluk-makhluk gaib tersebut. Mungkin ini disebabkan oleh tayangan film horor yang cenderung menyesatkan dan menakuti penontonnya sehingga gambaran makhluk gaib di film tersebut merasuki pikiran kita. Maka itu saya paling tidak suka menonton film-film bergenre horor atau thriller. Bagi saya menonton film tersebut membuat saya mempunyai rasa ketakutan yang berlebihan.

Berdasarkan pengalaman saya, makhluk makhluk gaib tersebut tidaklah seseram yang dibayangkan orang. Apakah ini berarti saya mempunya kemampuan indera keenam atau terlalu sombong ? Pertama-tama saya hanya bisa beristighfar kepada Allah SWT untuk memohon ampun kepadaNya atas keriyaan saya ini. Kemampuan melihat makhluk gaib datang dengan sendiri dan bukan keinginan saya.

Saya punya sedikit cerita tentang makhluk gaib yang pernah saya temui. Awal mula saya bersentuhan dengan mereka dimulai pada waktu saya kuliah. Karena sering melek malam, tanpa disadari saya sering melihat seorang perempuan berbaju putih yang selalu berdiri di atas genteng tempat kos saya. Cantikkah ? Jelas cantik tapi pada saat itu saya anggap sedang berhalusinasi. Lama kelamaan saya merasa ini bukan halusinasi tapi benar-benar nyata dan saya mulai meyakini wanita tersebut adalah makhluk gaib. Entah itu namanya kuntilanak atau arwah gentayangan. Tapi saya menganggapnya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang memang dihadirkan ke bumi agar manusia berpikir tentang keberadaan mereka.

Kemudian setelah lulus kuliah kembali lagi saya bertemu makhluk gaib tersebut dalam wujud nenek yang sedang duduk di atas tugu perbatasan antara propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Saat itu saya dan dua orang teman sedang istirahat di tempat itu setelah melakukan perjalanan dari Jogja menuju Jakarta. Kami bertiga buang air kecil di dekat tugu. Tiba-tiba seorang teman berteriak dan lari terbirit-birit. Ternyata teman tersebut melihat sosok nenek tersebut yang duduk di atas tugu sambil mengeluarkan suara tawanya. Untungnya saya tidak kalut tapi berusaha tenang sambil berkata dalam hati kalau kami tidak punya niat yang jelek. Apabila kami melakukan kesalahan maka kami mohon maaf. Benar saja nenek tersebut menghilang di dalam kegelapan pada pukul 2 dini hari.

Selanjutnya yang lebih mengerikan wujudnya terjadi di rumah adik bapak di Jogja. Sebuah rumah besar yang hanya ditempati 5 orang saja. Saya hanya merasa aneh tiap menginap di sana. Hampir setiap malam saya mendengar suara anak-anak yang sedang bermain. Tapi setiap dicari sumbernya, saya tidak pernah tahu. Suatu hari saya memberanikan diri berjalan malam hari di sudut rumah paman tersebut yang letaknya dekat dengan kamar pembantu. Memang beberapa kali paman mengingatkan saya untuk tidak main ke tempat tersebut. Memang dasar ingin tahu, peringatan paman diabaikan. Pukul 00.30 saya keluar kamar dan pergi ke tempat tersebut. Astaghfirullah al azhim, rupanya di situlah sumber suara anak-anak yang sedang bermain. Tampak segerombolan anak seperti tuyul yang sedang bergelayutan di dahan pohon. Bagi saya, itu tidak mengerikan tapi yang membuat saya takut sekali adalah melihat wanita yang digelayuti oleh anak-anak kecil tersebut. Wanita berpakaian abu-abu dengan tubuh merunduk dan mempunyai gigi taring yang menjulur sampai ke tanah. Sama panjangnya dengan rambut yang dimilikinya. Ya Allah, makhluk apakah itu ? Pikir saya saat itu. Herannya lama kelamaan rasa takut itu hilang malah saya menghampiri. Tetapi apa yang terjadi semua makhluk gaib tersebut menghilang. Kesimpulannya adalah rasa keimanan yang ditandai dengan kepasrahan diri yang membuat saya mempunyai keberanian.

Terus terang banyak yang bertanya kepada mengapa saya bisa terlibat dengan hal-hal tersebut terutama masalah hobi saya berkunjung ke makam-makam keramat atau ke tempat-tempat yang dianggap angker. Saya hanya menjawabnya dengan mengatakan selain ziarah, rasa ingin tahu yang tinggi tentang hal-hal tersebut. Banyak teman yang mengatakan kalau saya kurang kerjaan. Tetapi saya anggap angin lalu karena saya mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain seperti belajar tentang budaya lokal lengkap dengan mitosnya dan saya menjadi arif dalam memandang perbedaan di setiap daerah.

Contoh mitos suatu daerah yang menjadi kenyataan yaitu pada saat saya bermain di Jampang Surade, Sukabumi. Dulu daerah tersebut terkenal dengan daerah ilmu hitamnya seperti santet, teluh dan lain-lain. Tiap orang baru berkunjung ke daerah tersebut akan diperlihatkan beberapa keanehan. Tetapi dengan niat yang baik (Lillahi ta 'ala), saya tidak mengalami kejadian yang menyebabkan efek negatif bagi tubuh saya. Pada saat itu saya sedang duduk di tangga mesjid kecil nan sederhana setelah melaksanakan sholat Maghrib. Tiba-tiba saya mendengar suara bambu berjalan layaknya permainan engrang. Benar saja ! Saya melihat dua bambu besar yang berjalan di hadapan saya tanpa ada yang mengendalikannya. Apakah gerangan itu ? Saya kurang mengerti dan hanya mendapatkan informasi kalau ada jawara di sana sedang mempertunjukkan ilmunya agar saya dan rombongan tidak berbuat macam-macam selama di daerah tersebut.



Ghost Lady (tentangdunia-blog.blogspot.com)


Masih banyak lagi cerita tentang makhluk gaib ini tetapi satu hal yang ingin saya katakan yaitu manusia adalah makluk ciptaan Allah yang paling sempurna dimana keempat unsur (inti sari) seperti tanah, api, air dan angin ada di dalam tubuh manusia. Sementara makhluk gaib hanya memiliki satu dari empat unsur tersebut. Jadi sudah seharusnya manusia mempunyai kekuatan fisik dan non fisik lebih dari mereka dan tidak perlu takut bila berhadapan langsung.

Kuncinya adalah keimanan. Kembali lagi saya katakan keimanan. Inilah yang sering kita lupakan tanpa sengaja. Ada satu peristiwa dimana saya diajak oleh teman untuk ikut dalam acara TV tentang keberaniaan kita berada di tempat angker dalam jangka waktu tertentu. Awalnya saya tertarik apalagi ada hadiah uang yang lumayan besar tapi apa yang dikatakan oleh Uyut setelah saya menceritakan keiikutsertaan di acara tersebut.

" Cech, coba pikir sekali lagi. Masak kamu cari uang sama hantu bukannya sama Tuhan "
Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software

Shalat Jumat Di Bellevue, Seattle

sholat di sebuah mesjid di seattle (www.seattlepi.com)

Tidak tahu mengapa tiba-tiba saya teringat dengan kota di Amerika Serikat bernama Seattle, Negara Bagian Washington. Yang pasti ini tidak ada hubungannya dengan film Tom Hank dan Meg Ryan yang berjudul "Sleepless In Seattle ". Terus terang saya menyukai kota ini dan sempat tinggal di sana. Sebuah kota yang dikeliling banyak danau, sejuk, bersih, dingin dan banyak komunitas orang Asianya.

Sebagai orang baru menetap di sebuah daerah baru (tahun 2001) maka saya dituntut untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya adalah masalah Shalat. Awal mulanya saya sering kali salah menentukan arah kiblat. Kebiasaan di tanah air yang selalu menghadap kiblat ke arah barat miring sedikit maka selalu terbawa juga di Seattle sehingga saya sering ditertawakan oleh teman. Padahal Seattle itu letaknya di barat Mekah (maaf kalau salah) jadi seharusnya saya menghadapkan kiblat ke arah timur.

Karena sering melakukan kesalahan tersebut maka saya memutuskan untuk shalat di mesjid. Nah ini yang jadi masalah. Tidak seperti di Indonesia yang mudah sekali menemukan mesjid dengan hanya mendengar suara azan saja sudah tahu keberadaan sebuah mesjid. Di Seattle bentuk mesjidnya seperti rumah biasa tanpa pengeras suara. Tetapi dengan bantuan teman maka saya berhasil juga menemukan mesjid. Letak mesjid tersebut berada di daerah Bellevue, Seattle dan jaraknya hampir 2 km (beberapa blok dari tempat tinggal saya).

Saat itu hari Jumat, saya sudah merencanakan ingin shalat Jumat di mesjid. Setelah saya mendapatkan informasi waktu shalat Jumat yaitu sekitar jam 13.35 (waktu setempat) maka 1 jam sebelum sholat Jumat saya sudah berangkat dari rumah. Saya telah menghitung kalau jaraknya 2 km dari rumah maka saya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dengan berjalan kaki, Tetapi apa yang terjadi ? Saat itu Seattle memasuki musim semi dan suhu udara sekitar 5-10 derajat Celcius. Dingin sekali bagi saya yang baru beberapa hari di sana, tanpa dinyana saat sedang berjalan saya merasakan hidung mengeluarkan cairan (ini bukan ingus ya hehehe). Secara reflek tangan saya menyapu cairan tersebut dan saya juga tidak menyadari kalau cairan yang keluar itu adalah darah. Rupanya saya mengalami mimisan. Mungkin disebabkan oleh dinginnya udara sehingga jaringan pembuluh darah hidung saya tidak kuat dan pecah sehingga mengeluarkan darah.

Sesampainya di mesjid banyak orang yang memandangi saya. Saya berpikir mengapa orang-orang banyak memperhatikan saya. Saya baru tahu saat wudhu dimana air wudhu berwarna merah darah. Tetapi Alhamdulillah setelah wudhu, darah tidak keluar lagi dari hidung saya. Akhirnya saya dapat melakukan shalat Jumat di mesjid tersebut untuk pertama kalinya. Setelah itu saya selalu melakukan shalat Jumat di mesjid tersebut.

Setelah beberapa kali saya melakukan shalat Jumat di mesjid, saya mengerti bagaimana jalannya shalat Jumat di Bellevue. Kebanyakan jamaah yang hadir adalah keturunan Arab yang bekerja, belajar atau sudah menjadi warga negara Amerika Serikat. Hanya sebagian kecil saja keturunan Asia yang kebanyakan berasal dari bangsa melayu.

Yang saya kagumi dari mesjid tersebut adalah ternyata mesjid bukan hanya sebagai tempat ibadah ritual saja tetapi mesjid sebagai pusat segala hal mulai dari informasi perdagangan, pekerjaan, cari jodoh dan lain-lain. Di mesjid tersebut menyediakan sebuah papan board besar yang selalu ditempeli informasi bagi umat Islam di Bellevue. Contohnya adalah " Dibutuhkan tenaga kerja pria untuk Toko A ", " Saya seorang janda/duda keturunan A, mempunyai sekian anak dan sedang mencari pasangan hidup. Silahkan hubungi saya dengan nomor sekian ", " Anda mempunyai masalah dengan pihak imigrasi, harap hubungi kami dari biro hukum Z " dan masih banyak lagi informasi yang terpampang di papan board mesjid tersebut. Luar biasa, mesjid juga berfungsi sebagai ibadah sosial dan memperkuat ikatan silaturahim umat Islam. Belum lagi kalau melihat orang-orang berjualan di sekitar halaman mesjid. Semua barang-barang berkaitan dengan Islam lengkap tersedia dan dijual yang kebanyakan penjualnya berasal dari orang kulit hitam. Tapi yang menariknya adalah setelah sholat Jumat, biasanya jamaah diberikan makanan gratis oleh pengurus mesjid yang kebanyakan berasal dari keturunan Arab.

Setiap ada suka maka ada dukanya. Sekali lagi saya bukan ingin mentertawakan atau merendahkan orang lain. Ada peristiwa yang bisa dikatakan menarik dan menyedihkan seperti yang saya alami ini. Kebiasaan jamaah Jumat di mesjid tersebut adalah menjelang khotib melakukan khotbahnya mereka (sebagian besar keturunan Arab) biasanya membaca Al Qur'an yang memang disediakan banyak sekali oleh pengurus mesjid. Berbeda dengan saya yang hanya duduk terdiam sambil menunggu Khotib datang (kebiasaan di tanah air terbawa di sana). Kemudian pada saat shalat Jumat, tidak ada sedikitpun ruang kosong. Kalau ada sedikit ruang kosong saja walaupun tidak muat untuk ukuran tubuh mereka yang besar maka langsung diisi paksa. Akibatnya saya seringkali merasa kesempitan dan terganggu sehingga untuk duduk tahiyat terakhir saja tidak bisa. Saya hanya bisa memaklumi mungkin ini kebiasaan mereka yang keturunan Arab.

Sampai pada suatu waktu, ada orang yang tampaknya keturunan Arab bertanya kepada saya, Mengapa saya tidak pernah membaca Al Qur'an untuk mengisi waktu datangnya Khotib.

" Halo, Anda orang Indonesia ? " tanya seorang pria muda keturunan Arab.

" Benar saya orang Indonesia. Kok bisa tahu ? " jawab saya

" Banyak orang Indonesia yang sering sholat di sini. Kebetulan saya banyak berteman dengan orang Indonesia di Auburn. Saya tahu ciri-ciri orang Indonesia. Oh ya anda bekerja atau ... "

" Saya hanya jalan-jalan (turis) "

" Ohh begitu. Boleh saya tanya sesuatu kepada Anda "

" Silahkan "

" Saya sudah lama memperhatikan anda setiap sholat Jumat di sini. Tapi saya perhatikan anda tidak pernah membaca Qur'an untuk sekedar mengisi waktu datangnya Khotib. Khan lebih baik membaca Al Qur'an untuk menambah ilmu agama. Apakah ini kebiasaan umat Islam di negara Anda "

" Hahahaha kebanyakan seperti itu tapi bukan kebiasaan " ujar saya sambil tertawa.

" Berarti Anda harus banyak belajar tentang tata tertib shalat Jumat "

" Ohh begitu ya, Benar sekali kalau Anda menyuruh saya untuk belajar lagi. Tetapi ada yang membedakan antara umat Islam di negara saya dengan negara Anda "

" Bedanya ??? "

" Memang di negeri saya, umat Islam jarang membaca Al Qur'an pada saat menunggu kedatangan Khotib. Bahkan banyak yang ketiduran. Berbeda dengan umat Islam di negara Anda. Tapi... "

" Tapi apa ?! "

" Setelah shalat jumat, umat Islam di negeri saya tidak pernah curang, tidak pelit, tidak menyiksa orang kecil apalagi pembantu atau pekerja asing, tidak ingkar janji, tidak jahil dan lain-lain. Pokoknya umat Islam di negeri saya alim dan rendah hati. Berbeda khan dengan negeri Anda walaupun rajin baca Al Qur'an tapi tingkah lakunya berlawanan dengan umat Islam di negeri saya hehehehe " jawab saya sambil pergi meninggalkan pria muda keturunan Arab tersebut.

"@#@$%%^&*(*^%*()( " gerutu pria muda tersebut dalam bahasa yang tidak saya mengerti dengan wajah memerah.

Saya keluar dari mesjid tersebut dengan wajah tersenyum walaupun dalam hati tertawa terbahak-bahak. Tapi pada saat saya ingin menyeberang jalan tiba-tiba saya ditabrak dari belakang dengan keras oleh seorang pria. Saya sempat terjatuh di jalan. Punggung saya terasa sakit sekali. Untung saja ada orang yang membantu tapi saya sempat melihat orang yang menabrak saya. Ternyata oh ternyata yang menabrak saya adalah pria muda keturunan Arab yang berbicara dengan saya di dalam mesjid. Terlihat sekali wajah senyum sinisnya. Hahahahahaha saya hanya bisa tertawa dalam hati sambil menahan sakit. Aaaaasssssssyemmmmmmm..........

Itulah pengalaman shalat Jum'at di negeri orang. Mudah-mudahan bermanfaat.

Hati-hatilah Dengan Segala Hal Yang Tidak Sukai

www.sodahead.com/united-states
Dalam kehidupan di dunia, manusia selalu mempunyai kebiasaan dan keinginan yang berbeda. Si A inginnya Z sementara Si B inginnya Y. Kadangkala Si A mengatakan tidak suka dengan Y pilihan Si B dan sebaliknya demikian. Memang ada benar dan salahnya tapi ada juga yang disukai maupun tidak disukai dari masing-masing individu manusia.

Baru-baru ini saya mengalami hal-hal demikian. Hal yang tidak saya sukai malah membuat saya menyukainya. Padahal saya sudah berulangkali mengatakan kepada orang lain kalau saya tidak suka itu tapi apa yang terjadi kemudian malah saya menikmatinya. Contoh yang terjadi adalah saya paling tidak suka mendengar suara motor dengan knalpot yang mengeluarkan suara keras seperti suara bajaj. Mungkin sebagian besar orang akan mengatakan buat apa sich knalpot sepeda motor dibuat seperti itu. Sangat mengganggu pendengaran, bising dan tidak enak didengar kecuali memang dipakai untuk balapan di sirkuit. Knalpot sepeda motor dengan suara keras banyak disukai anak muda terutama kalau lagi trek-trekan di jalan. Mereka menganggap kerasnya suara knalpot memberikan suasana yang lain dan mengasyikkan serta memnimbulkan rasa aku-nya.

Dulu sering kali saya menghentikan orang yang mengendari sepeda motor dengan knalpot tersebut bila lewat depan rumah. Saya pasti menegurnya dan kalau teguran saya diabaikan mau tidak mau mulut dan tangan saya bergerak otomatis ke kepala pengendaranya hehehe. Dan menariknya kebanyakan pengendaranya remaja.

Seperti cahaya yang melakukan refleksi atau memantul, Apa yang dialami oleh pengendara remaja tersebut dialami juga oleh saya. Beberapa hari ini saya selalu menggunakan sepeda motor bila bepergian sekitar Jabodetabek. Karena keadaan buru-buru seringkali saya tidak perhatian dengan kondisi motor. Nah pada saat di jalan barulah saya merasakan kerisihan di telinga. Aduhhhh rupanya knalpot motor saya telah diganti oleh keponakan dengan knalpot khas anak remaja yang mengeluarkan suara keras dan bising sekali terutama kalau motor saya melewati daerah perumahan, kampung padat dan gang-gang kecil. Mau dipelankan gasnya tetap saja suaranya tidak enak didengar. Rasanya seperti mau ditutup muka ini dan banyak orang melihat saya bila melewatinya. Kacau juga kalau begini terus. Habis bagaimana lagi saya sedang dalam kondisi buru-buru dan tidak ada waktu ke bengkel untuk mengganti dengan knalpot standar. Memang saya jarang sekali menggunakan motor kalau tidak ada keperluan yang mendesak maka itu keponakan yang selalu memakai motor tersebut.

Ada hal unik yang saya alami saat mengendarai motor dengan knalpot tersebut di jalan raya yaitu keuntungan keleluasaan bergerak. Banyak motor yang menyingkir dan menjauh bila saya mulai mendekatinya. Suasana yang mengasyikkan lainnya adalah bila di jalan lurus. Jadi ingat waktu kuliah dulu wedeeh tidak ada tuh kecepatan motor dibawah 40 km/jam, Kerasnya suara motor dalam kondisi mengebut maka menaikkan adrenalin diri saya untuk menambah kecepatan motor. Terasa sekali rasa bangga dan semangat hidup. Tetapi tetap saja dalam kondisi mental yang terkontrol dan tidak grasa grusu. Maka itu saya menjadi mengerti ohhh ini toh suasana yang dicari anak-anak remaja sehingga mengganti knalpotnya dengan suara keras.

Contoh yang lain adalah seorang teman wanita saya pernah mengatakan kalau dia tidak akan mau buang air besar atau kecil bila kamar mandi/toilet/WC-nya jorok. Suatu hari dia diajak pergi ke daerah perkampungan kumuh. Tahu sendirilah tempat buang air di daerah tersebut. Karena tidak tahan lagi menahan buang air kecilnya maka dia terbirit-birit mencari kamar kecil. Nah saat dia melihat kondisi kamar kecilnya, dia menahan hasratnya. Apalagi kondisi kamar kecil tersebut berada di pinggir kali. Tetapi dia sudah kebelet maka mau tidak mau harus disalurkan hasratnya. Begitu keluar dari tempat tersebut, dia tersenyum-senyum dan mengatakan asyik juga buang air di tempat tersebut. Suasananya seperti lain daripada yang lain.

Kemudian contoh yang tidak sukai adalah gonta ganti pakaian. Tidak mau pakai baju orang karena merasa risih. Ini dialami oleh teman saya juga. Tetapi dalam kondisi kepepet karena bajunya basah kena keringat dan hujan pada saat naik gunung mau tidak mau dia menerima tawaran teman yang lain untuk memakai pakaiannya supaya teman ini tidak terkena masuk angin. Ada lagi orang yang tidak suka minuman di gelasnya diminum bersama-sama dengan teman yang lain. Tetapi pada saat kondisi yang tidak memungkinkan misalnya menghilangkan hausnya setelah bermain sepak bola maka hal yang tidak disukainya harus disingkirkannya.

Belum lagi cerita tentang ketidaksukaan kita terhadap orang-orang tertentu. Saya sering mengalaminya dan selalu berusaha untuk menghindari orang-orang tersebut. Tetapi ke depannya mereka malah dekat dengan saya dan mengerti sekali kemauan saya. Padahal dulu saya tidak sekali dengan mereka dengan alasan yang bermacam-macam seperti bicaranya ketus, mau menang sendiri, dan sebagainya. Sepertinya Allah sengaja menciptakan bermacam-macam manusia dan saya diperintahkan untuk mengenal dan mempelajari watak dan karakter mereka masing. Setelah itu barulah saya dipersilahkan untuk menilainya. Apa mau lanjut atau tidak.

Kesimpulannya adalah jangan sekali-kali kita menilai seseorang sebelum kita mengenal dan menyelaminya secara mendalam. Atau bahasa kerennya jangan komentar kalau kita tidak tahu. Bahkan ada suatu yang kita sukai sekali malah berbalik menjadi hal yang sangat tidak disukai maka itu janganlah berlebihan bila kita menyukai sesuatu. HATI-HATILAH

Kaya-Miskin, BAB-nya Tetap Sama-sama Bau

Barusan saja seorang teman yang bukan Kompasianer mengomentari tulisan saya "Musuh Dalam Selimut (Enemy Within) (bisa dilihat disini ). Ada satu hal yang menarik dari perkataannya, "Mau konglomerat kek, melarat kek, kaya-miskin, laki-laki-perempuan dan lain-lain tetap saja sama-sama bau kalau buang air besar (BAB). Yang membedakan hanya proses keluarnya saja hehehehehe "


Ilustrasi (g2glive.com)

Nah lho apalagi nich pikir saya. Kemudian dia cerita tentang kabayan yang selalu menangis meraung-raung ketika BAB. Raungan dan kesedihannya melebihi daripada apapun termasuk ditinggal mati oleh orang-orang yang dicintainya. Memang edan teman satu ini. Dikatakan alasan Kabayan meraung-raung adalah sudah susah-susah mencarinya kok keluarnya hanya segitu. Sudah begitu bau lagi hehehehehe.
Makna yang bisa saya tangkap dari cerita itu adalah betapa sempurna dan maha besarnya Allah menciptakan sistem bekerjanya tubuh untuk mengeluarkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang dianggap tidak berguna bagi tubuh. Sudah jelas yang namanya kotoran pasti bau dan menjijikkan. Jadi konglomerat yang makanannya serba enak, bergizi atau apapun tetap sama baunya dengan si melarat yang menu makannya sederhana bahkan makannya hanya nasi dengan garam sekalipun. Tetap sama-sama bau dan tidak ada bedanya. Jadi manusia itu tidak ada yang sempurna, tetap bau kalau buang angin atau BAB dan filosofinya adalah diantara semua yang miliki manusia maka ada sebagian kecil yang harus dikeluarkan.

Yang membedakan BAB-nya setiap manusia adalah proses mengeluarkan kotoran-kotoran tersebut. Coba bayangkan saat BAB, mulai dari jongkok, mengejangkan otot anus (maaf) alias ngeden (bahasa umumnya red.) sampai keluarnya. Banyak orang yang menikmati proses tersebut dan terasa lega pada saat sudah keluar. Tapi ada juga orang tidak dapat menikmati proses tersebut misalnya kalau sedang sakit perut akibat masuk angin atau salah makan (apapun disikat terutama sekali yang pedas-pedas). Betapa tersiksanya pada saat itu.

Kesimpulannya adalah carilah makanan yang baik dan halal. Pengertian halal disini adalah rejekinya halal, proses mencarinya halal, dan mengeluarkannya juga halal sehingga mengandung nilai ibadah terutama beribadah kepada Allah SWT. Pada akhirnya pada saat dimakan maupun dikeluarkan, kita benar-benar menikmatinya yaitu kenikmatan Ilahi. Sebaliknya bila tidak halal maka rejeki yang didapat seperti masuk angin atau salah makan sehingga terasa sekali siksaan dan kesengsaraan dalam diri (batin) serta membuat tubuh menjadi tidak sehat.

PENGALAMAN PERTAMA YANG TAKKAN TERLUPAKAN : MENGENAL ISLAM YANG HAQ

Setiap pengalaman pertama pasti akan membuat hati kita deg-degan, kuatir akan ini itu, merasa tidak mampu, membayangkan hal-hal yang buruk bercampur aduk menjadi satu tanpa ada kepastian. Inilah yang saya alami ketika saya pertama kali menggali ilmu agama kepada uyut saya. Uyut mengatakan kepada saya bahwa beliau bukan sebagai guru tetapi sebagai orang tua.  Saya bertanya,”Kenapa?” Beliau menjawab, ‘Tidak usah banyak tanya nanti akan tahu sendiri”

Syarat yang beliau berikan kepada saya adalah selama belajar tidak boleh dicatat atau ditulis di buku dan hanya mendengarkan saja. Karena saya terbiasa mencatat seperti pada waktu masih sekolah dan kuliah dulu ini pasti akan merepotkan. Baru saja saya akan mendengarkan, beliau menyuruh saya untuk wudhu dan shalat Istikharah minta petunjuk kepada Allah SWT apakah benar beliau adalah benar-benar orang tua yang haq untuk mengajarkan ilmu kehidupan. Kalau jawabannya ya berarti pelajaran dilanjutkan tetapi kalau tidak pelajaran tidak diteruskan. Beliau menunggu jawabannnya selama 1 minggu. Saya pikir apa maksudnya dan bagaimana ini orang katanya mau mengajar tetapi malah disuruh shalat segala sampai 7 hari lagi. Capeek dech. Protes berarti bubar semuanya. Akhirnya saya mengikuti perintah beliau.

Pada hari ke-4 seusai shalat Istikharah pada malam hari, saya bermimpi indah dan berjalan bersama uyut saya keliling dunia melihat kehidupan manusia yang ada di dunia baik maupun buruk. Paginya saya menceritakan itu kepada uyut apa yang terjadi dalam mimpi itu. Beliau menyuruh saya ketemu malam hari di ruang tamu.

Malam harinya saya bertemu beliau dan dikatakan pelajaran dilanjutkan tetapi malam itu tidak ada pelajaran yang didapat karena beliau cerita ngalor ngidul sambil tertawa-tawa meledek saya, tanpa ada kejelasan kapan akan dimulai pelajarannya.

Setiap hari saya diajak jalan-jalan ke balongnya, naik gunung, pergi ke cirebon bertemu teman-teman beliau yang ternyata orang-orang tua juga dan hanya menonton saja sewaktu uyut membuat balong dan mengerjakan kebonnya tanpa boleh dibantu. Saya pikir saat itu masa bodo dia yang capek ini kebetulan dalam hati saya.

Pada suatu malam saya dipanggil beliau dan diajak ke ruangan beliau. Nah ini saatnya. Baru saya duduk dan mendengarkan apa yang akan disampaikan. Beliau mengatakan sebetulnya malam ini beliau akan memberikan ilmu buat saya tetapi beliau ragu apakah ilmu itu akan benar-benar bermanfaat buat saya serta memang ilmu yang haq buat saya sehingga tidak sia-sia. Beliau takut salah dan menyuruh saya untuk melkakukan shalat istikharah lagi meminta petunjuk kepada Allah SWT apakah ilmu yang diberikan adalah yang haq. Wah bagaimana ini mau kasih ilmu ribet sekali. Tetapi saya tidak putus asa. Saya menjalankan perintah beliau. Alhamdulillah jawabannya adalah ya begitu seterusnya setiap akan menerima ilmu dari beliau pasti harus shalat istikharah dan benar juga ada jawaban dari Allah yang mengatakan tidak tetapi kebanyakan ya.

Pertama yang diajarkan adalah segala sesuatunya harus tertib sesuai dengan juklak dan juknis agar kita tidak salah melangkah. Intinya adalah kita selalu berpikir dan bertafakur kepada Allah SWT.

Ada yang menarik dari ajaran beliau yaitu :

  1. Berapa kali dalam setahun saya mencuci sajadah yang dipakai untuk shalat dan berapa banyak sajadah yang saya punya? Siapa saja yang telah memakai sajadah itu? Seberapa yakinkah saya bahwa sajadah yang dipakai oleh orang lain benar-benar bersih dari najis. Karena sajadah adalah tempat kita bersujud dan itu harus bersih seperti layaknya kalau kita ingin ketemu pacar atau ke pesta pasti kita berpakaian rapi dan bersih sehingga kalau kita ingin ketemu Allah, badan kita, sajadah kita , batin kita harus bersih. Maka dari itu saya mempunyai 3 sajadah dimana kegunaannya untuk dipakai khusus sendiri tidak untuk orang lain, untuk tamu, dan sajadah utuk bepergian.
  2. Beliau bertanya kepada saya, sudah berapa kalikah saya mengkhatam Qur’an dan sudah berapa lamakah saya beragama Islam. Saat itu saya menjawab sudah 8 kali dan dari lahir saya sudah beragama Islam karena orang tua saya beragama Islam. Beliau tersenyum dan menyuruh saya mencari Surat A ayat ke sekian. Seperti biasa kalau kita mencari pasti melihat daftar isinya dan baru mengetahui dimana letaknya di dalam Quran. Beliau tertawa dan berkata katanya sudah 8 kali khatam masak buka Qur’an seperti itu. Saya bertanya bagaimana caranya. Saya di suruh menyebut surat dan ayat yang diketahui tanpa membuka daftar isi, dengan dua jarinya membuka quran dan tepat posisi surat dan ayat yang saya sebutkan tadi. Saya bertanya bagaimana bisa seperti itu. Beliau mengatakan itulah gunanya zikir dan wirid menggunakan jari jemari kerena setiap huruf dalam quran mempunyai energi dari Allah dan menyatu dengan tubuh kita. Luar biasa. Biasakanlah meletakkan Qur’an di bawah bantal persis di bawah kepala kita. Insya Allah akan ada petunjuk dari Allah tentang banyak hal dalam hidup kita (seperti dapat wangsit)
  3. Ilmu yang datangnya dari Allah pasti masuk akal (rasionil) kata beliau. Contohnya adalah ketika orang pergi ke tempat orang tua/kyai yang mumpuni untuk minta pertolongannya pasti orang tua/kyai memberikan sebotol air untuk syarat katanya. Apakah air itu bener-benar berkhasiat? Beliau menyuruh saya melakukan penelitian dengan memasukkan ke laboratirium dan lihat hasilnya antara air yang belum didoakn dan setelah didoakan. Ternyata benar air yang telah didoakan mengalami perubahan molekul-molekul yang terkandung di dalam dan membentuk energi yang bermanfaat bagi tubuh kita. Kata beliau itulah ilmu Allah dan kita tidak menjadi musyrik karenanya. Ciri-ciri orang yang beriman adalah orang yang mau berpikir.Banyak sekali yang telah diberikan dan tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga ini dapat bermanfaat dan kembali mengkaji diri kita apakah sudah benar kita menjalankan perintah agama kita. Amin