Kamis, 16 Desember 2010

Apakah Berbakti Atau Anak Sholeh ?

Beberapa hari ini saya tanpa sengaja selalu menemukan sekumpulan orang yang berdiskusi tentang kesholehan seorang anak terhadap orang tuanya. Ada satu yang menarik dari kata sholeh tersebut dan ini berkaitan erat dengan kata BAKTI atau ber BAKTI.

Sebetulnya apa sih yang ditinggalkan oleh manusia kelak pada akhir hayatnya nanti ? Banyak orang mengatakan ada 3 hal yaitu Ilmu, Amal dan Anak Sholeh. Dari tiga hal itulah, saya berusaha untuk berpikir dan mencari jawaban yang sederhana untuk meyakinkan diri kalau memang itulah yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT.

Mengapa ? Karena ini berkaitan erat dengan pengalaman pribadi dan orang lain. Banyak teman yang mengatakan demikian setelah tahu kondisi saya saat ini, " Kamu memang anak sholeh, Cech. Karena mau menjaga, merawat, dan berkorban segalanya demi orang tuamu yang sudah mulai lanjut usia dan sakit-sakitan "

Saya hanya bisa tersenyum tetapi bertanya-tanya apakah benar saya ini adalah anak yang sholeh. Tanpa sengaja setelah mendengar beberapa diskusi yang telah disebut di awal tulisan ini maka cap anak sholeh masih menjadi tanda tanya (?) bagi diri saya walaupun tidak mutlak kesimpulannya tetapi hal tersebut masih perlu dibuktikan kelak pada saatnya nanti.

Kapan waktunya ? Kembali beberapa orang teman bertanya. Nanti ketika saya dalam kondisi yang sama dengan orang tua saya saat ini dimana dalam usia lanjut usia, sakit-sakitan dan tak punya daya upaya lagi. Apakah anak saya kelak mau menjaga, merawat, memperhatikan dan mengorbankan segalanya demi saya dan istri kelak. Dalam satu syarat mutlak yaitu keikhlasan seorang anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Apabila itu terjadi barulah bisa dikatakan kalau saya termasuk ke dalam ANAK YANG SHOLEH. 

Lho kok begitu kesimpulannya ? Ya memang begitu, karena saat ini saya belum punya anak dan masih mampu untuk menjaga, merawat dan menjaga orang tua yang sakit maka tahapan saya saat ini masih dinamakan Berbakti kepada Orang tua.

Kesholehan itu akan terwujud dan jelas hakekatnya ketika anak saya mau melakukan hal yang sama seperti apa yang saya lakukan terhadap orang tua saya saat ini. Nah disitulah cap kesholehan seorang anak diberikan karena dengan ilmu yang dimiliki maka saya dapat mengamalkannya sehingga menjadi contoh kepada anak-anak saya untuk beramal baik kepada siapapun terutama orang tuanya sendiri. Disitulah keberhasilan saya sebagai orang tua untuk menjadi teladan bagi anak-anak. Barulah cap anak sholeh diberikan kepada saya dan cap berbakti diberikan kepada anak saya. Hal ini terus menerus berkesinambungan layaknya memindahkan tongkat estafet kehidupan ilahi dari satu generasi ke generasi berikutnya sampai akhir jaman.

imamrm.wordpress.com


Ya Allah muluskanlah estafet kehidupan keilahianMu pada anak cucu saya sampai akhir jaman.