Kamis, 25 November 2010

Sebagai Muslim Maka Saya Merayakan Tahun Baru Islam 1432 H

Tanpa terasa beberapa hari lagi, umat Islam di seluruh dunia akan memperingati dan merayakan Tahun Baru Islam 1432 Hijriah. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, bagi saya dan Padepokan Galeuh Pakuan Pajajaran di Sumedang, Tahun Baru Islam yang lebih dikenal dengan 1 Suro mempunyai arti tersendiri.


Hari Raya tersebut bukan hanya sekedar merayakan dengan suka cita tetapi mengandung makna yang luas. Karena pada hari tersebut, setiap tahun kami memperingatinya dengan khusu' dan mempunyai nilai budaya yang khas terutama budaya Sunda (budaya karuhun). Pada malam hari menjelang pergantian tahun Islam, kami berkumpul di padepokan dengan kegiatan melakukan doa bersama (tawasulan) kepada Allah SWT, Rasululllah, dan para karuhun.


Pada keesokan paginya, kami melakukan ziarah ke beberapa makam karuhun yang ada di sekitaran Sumedang dan beberapa daerah di Jawa Barat. Ziarah ke makam karuhun diawali dengan ziarah ke makam Prabu Tajimalela di Gunung Masigit. Seperti diketahui Prabu Tajimalela adalah sosok yang mendirikan Kerajaan Galeuh Pakuan atau orang mengenalnya dengan nama Kerajaan Tembong Agung di Sumedang.


Setelah melakukan ziarah, dilanjutkan dengan acara seni budaya Sunda dan dibunyikannya Gong Renteng Kabuyutan (Pusaka Leluhur Kerajaan Sumedang Larang) yang terkenal dengan kesakralannya dan tidak setiap tahun dibunyikan.


Sebelum saya mengulas tentang apa itu Tahun Baru Islam menurut budaya Sunda, maka saya ingin sedikit memberikan suatu ilustrasi cerita dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Tahun Baru Islam. Saya menamai 5 waktu kesempatan dalam naungan Rukun Islam sehingga sudah sepantasnya seluruh umat Islam di dunia menyambut datangnya Tahun Baru Islam.


Kesempatan Pertama

" Jang, kalau mau menjadi umat Islam yang baik maka sebaiknya Ujang hafal dan mengerti ucapan dua kalimat syahadat yaitu Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul "

" Ohhhh gitu ya Pak " ujar Ujang menanggapi perkataan Pak Dahlan, seorang pria berumur 40 tahunan yang terkenal dengan rajin menjalankan sholat baik wajib maupun sunah.

" Ya harus gitu dong. Jangan asal ucap tanpa tahu apa maknanya "

Tiba-tiba terdengar suara dari telpon genggam Pak Dahlan.

" OK, Bro. Saya akan siapkan tempatnya dan jangan lupa undang teman-teman pada acara tahun baru " jawab Pak Dahlan.

" Saya dengar Pak Dahlan menyebut tahun baru. Tahun Baru apa Pak ? "

" Masak sich kamu tidak tahu. Itu lho Tahun Baru menjelang akhir tahun. Sudah menjadi tradisi bersama teman-teman kumpul dan pesta di sebuah kafe sambil menghitung detik-detik waktu memasuki tahun yang baru. "

" Ohh gitu ya !!! "

" Lha kamu tahun baru mau kemana, jang ? Apakah kamu dan teman-teman mengadakan acara bersama-sama ? "

" Hehehe tidak Pak, karena itu bukan tahun baru saya yang telah secara aklamasi mengucapkan Syahadat Tauhid dan Syahadat Muhammad. "

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kesempatan Kedua

" Jang, saya perhatikan kamu jarang sekali kelihatan shalatnya "

" Aduh mas perhatian sekali dengan saya "

" Iyalah sebagai sesama umat Islam, kita harus saling mengingatkan apalagi shalat itu khan tiangnya agama kita, Jang "

" Hmm hehehe iya sich "

" Kok malah tertawa. Sudah shalat Maghrib atau belum ? "

Beberapa saat kemudian datanglah seorang anak muda.

" Lagi ngapain nih pada kumpul di sini. Daripada bengong mending kita omongi rencana kita pada acara malam tahun baru. Bagaimana kalau kita keliling kota dengan konvoi sambil membawa beduk. Terus kita kumpul deh di Ancol. Khan seru, kumpul ramai-ramai sambil mendengarkan konser musik dan diiringi kembang api "

" Itu acara apa ya. Kok harus keliling kota dan kumpul di Ancol sampai malam bahkan subuh ? "

" Masa kamu tidak tahu Jang. Itu lho menyambut malam pergantian tahun. "

" Tahun Baru Masehi ? "

" Iya memangnya Tahun Baru apa ? "

" Kirain tahun baru yang memperingati kejadian sejarah perjalanan Rasulullah dalam menjalankan syiar agama dengan melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. "

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kesempatan Ketiga

" Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, sudah selayaknya kita melakukan puasa di bulan Ramadhan dan beberapa puasa sunnah dalam Islam terutama puasa senin-kamis. Jangan seperti kamu, Jang. Tidak pernah puasa senin-kamis. "

" Iya nih, saya memang bukan termasuk umat Muhammad SAW yang baik. Masalahnya saya tidak kuat hahahaha "

" Dasarrrrrr !!!!! "

Datanglah seorang wanita muda dan tampak sekali kalau wanita tersebut dekat dengan pemuda yang bicara dengan Ujang.

" Yang, bagaimana besok ? Apa nich acaranya untuk kita berdua pada malam tahun baru ? "

" Apa ya, bagaimana kalau kita nongkrong di kafe di Mall GI. Saya dengar ada acara bagi-bagi hadiah menyambut malam Tahun Baru "

" Jang, kamu ikut nggak ? "

" Nggak ahhh, takut ganggu kalian "

" Nggak apa-apa. Siapa tahu kamu di sana bertemu pasangan yang cocok. "

" Terima kasih. Lagipula saya nggak pernah dan nggak akan merayakan malam Tahun Baru tersebut. "

" Lha emangnya kamu merayakan Tahun Baru apa ? "

" Tahun Baru yang mengingatkan saya akan perjuangan Nabi Terakhir dalam menyebarkan agama yang saya anut yaitu Islam beserta ibadah yang dijalankannya pada hari Senin dan Kamis. "

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kesempatan Keempat

" Senang sekali saya melihat kamu sukses "

" Yaaa ini berkat kerja keras dan rajin membayar zakat, Jang "

" Bayar zakat ? "

" Iya lah. Tahu ga kamu kalau kita sering membayar zakat maka secara tidak langsung kita telah membersihkan harta yang bukan haq. "

" Ohh gitu. Hebat kamu, Boy !!! Pantesan saja kamu bisa jadi eksekutif muda "

" Hehehe kamu aja yang malas bekerja "

Suara telpon berdering.

" Halo, Ok, gue setuju-setuju aja kalau malam tahun baru kita nongkrong di Pantai Phuket. Suasananya romantis lho apalagi kalau ada ceweknya hahahaha... Jadi kapan kita berangkatnya "

" Boy, elo mau pergi ke luar negeri ya ?! Hebat euy "

" Biasalah acara tahunan bersama para eksekutif muda. Itu lho tahun baruan "

" Jauh banget tahun baruan harus ke sana "

" Sudah tradisi. Nah elo tahun baruan mau merayakan dimana ? "

" Gue ga tahun baruan karena gue udah tahun baruan sebelumnya "

" Lha Tahun Baru apaan tuh Jang "

" Tahun Baru untuk memperingati junjungan Nabi Besar dalam menyebarkan ajaran Islam. Salah satunya ibadah zakat. Sederhana sih hanya buat nasi tumpeng atau kalau ada rejeki potong kambing atau sapi. Kemudian setelah berdoa mengucapkan puji syukur, kami bersama-sama menyantap hidangan nasi tumpeng yang berisi lauk pauk seperti telur, ayam atau kambing atau sapi. "

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kesempatan Kelima

" Jang, ane ingatin ya. Elo khan sudah lama belajar baca Qur'an, masak bacanya begitu. Hancur lebur, ga berirama, dan ga masuk di hatiiii "

" Maafkan saya Pak Haji "

" Elo harus belajar dari Iqro-iqroan lagi. Kalau perlu dari awal "

" Baik, Pak Haji. Kalau begitu saya pamit dulu mau pulang "

" Oke, tapi jangan lupa ya nanti sore elo bantu remaja di sini buat layar di lapangan bola. "

" Lah emangnya ada acara apa Pak Haji ? "

" Masak elo nggak tahu. Entar malam khan malam tahun baru. KIta sekampung mau mengadakan nonton bersama sambil makan-makan dan ngopi bareng, Jang. Apa elo nggak tahu atau lupa ? "

" Nggak sih Pak Haji. Masalahnya saya sudah Tahun Baru sebelumnya ? "

" Lha emangnya elo tahun baru apa ? Perasaan gue malam tahun baru ya Tahun Baru Masehi 1 Januari "

" Heheheehe bagaimana sih Pak Haji ? Khan ada Tahun Baru Islam 1 Muharam. Kemarin saya bersama teman-teman padepokan mengadakan acara tadarusan dan tawasulan pada malam Tahun Baru Islam. "

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

tahun baru hijriah (moes.blog.uns.ac.id)


Kemudian Ujang menjelaskan demikian kepada para saudara sebangsa dan seagama :

" Sebagai orang keturunan Muslim, setiap tahun saya selalu merayakan acara Tahun Baru Islam 1432 H atau lebih dikenal dengan Suroan. Lho kok keturunan muslim sich. Khan saya lahir ke dunia sudah dianggap muslim karena Bapak-Ibu saya beragama Islam. Jadi bisa dikatakan keturunan Muslim yang masih memegang ajaran orang tua-orang tua jaman dulu yang selalu merayakan Suroan (1 Muharram) tiap tahunnya. Lagipula memang inilah tahun baru Islam yang sudah seharusnya dirayakan. "

Selasa, 09 November 2010

Kembali Ke Khitah

hoaaam.blogspot.com



" Ingat ya Cech !!! Hati-hati, jeli dan teliti "

Itulah salah satu kalimat yang diucapkan oleh Eyang Sukma Nur Rasa sebagai pengingat kepada diri saya. Sudah hampir 8 tahun beliau meninggal dunia tetapi kalimat tersebut selalu saya ingat. Tetapi tetap saja namanya manusia, ungkapan " hati-hati, jeli dan teliti " selalu saja terlupakan. Mengapa hal itu bisa terjadi ???

Setelah 8 tahun, ternyata ungkapan tersebut terngiang kembali di telinga saya setelah mengalami beberapa peristiwa yang kurang mengenakkan. Saya menyadari apa yang saya lakukan ternyata banyak salahnya. Mulai dari nilai kebaikan yang tulus kepada orang sampai nafsu yang seharusnya tidak boleh terjadi. Sungguh sia-sia semua yang telah diajarkan Eyang Sukma Nur Rasa selama ini. Itulah yang saya rasakan saat ini. Semuanya serba salah dan membuat saya malu terhadap diri sendiri tetapi semuanya sudah terjadi. Saatnya untuk berubah menjadi lebih baik. Salah satu caranya adalah kembali kepada khitah yang telah dilontarkan beliau yaitu " Hati-hati, Jeli dan Teliti " 

Memang selama 4 tahun ini terasa berat beban yang saya pikul. Semuanya mengarah kepada saya tetapi apa mau dikata karena semuanya menjadi amanah yang harus saya pikul. Apalagi amanah dari seorang Ayah kepada anaknya maka itu sudah menjadi tanggung jawab dan tidak dapat ditolak.

Ya kembali lagi masalah kematangan sikap dan pebuatan. Ternyata saya harus banyak belajar lagi. Apa yang saya alami selama ini akan menjadi sebuah perenungan yang baik untuk masa yang akan datang.

Bodohkah ? Keledaikah ? Naifkah ? Munafikkah ? Saya tidak bisa menjawabnya. Tetapi ada satu yang bisa dikupas dari ungkapan Eyang. Hati-hati bisa saja dimaknai bukan hanya sekedar waspada tetapi lebih kepada penggunaan hati sebelum bertindak atau berbuat. Apalagi kata hatinya ada 2 kata, yang berarti bicaralah dengan hati secara terus menerus sebelum mengambil keputusan dan bertindak.

Selanjutnya Jeli, layaknya produk jeli yang bentuknya kenyal, lembut, dan meringankan perut. Jadi jeli bisa dimaknai dengan bersikaplah seperti layaknya jeli dalam pergaulan sehari-hari dan bukan hanya awas dan cerdas dalam mengamati sesuatu hal. Kenyal dalam bergaul, lembut dalam bertutur kata dan membuat ringan semua permasalahan yang dihadapi. Itulah pengertian jeli dalam perenungan malam ini.

Kemudian teliti, pengertiannya selalu berhubungan dengan akal pikir. Akal pikir disini berkaitan dengan masalah komunikasi (mengingatkan saya akan kata TELIT). Memang selama ini komunikasi yang dijalankan belumlah sempurna karena keterbatasan diri untuk bicara tentang banyak hal. Tetapi saya memaknai komunikasi sebagai penyampaian suatu haruslah diolah terlebih dahulu dengan akal pikir yang sejalan dengan hati supaya tidak menimbulkan persepsi yang salah. Selain itu semua organ tubuh harus difungsikan untuk menjalankan apa yang dinamakan teliti.

Jadi dari ungkapan "hati-hati, jeli dan teliti" yang sebenarnya satu kesatuan maka dapat disimpulkan mirip dengan pesan Eyang Sukma Nur Rasa dulu sekali yaitu sampai kepada orang lain apa yang kamu ketahui dari A sampai Z apabila kamu sudah mengupasnya walaupun baru secuil dan jangan disembunyikan. Dan diamlah kamu apabila kamu tidak mengerti apa-apa karena itu lebih baik layaknya seorang penonton sepak bola yang bersikap baik dalam menonton sebuah pertandingan sepak bola tanpa harus berteriak-teriak dan berkomentar tanpa juntrungan yang jelas.

Untuk itu saya hanya meminta maklum kalau mulai malam ini disaksikan oleh yang menyaksikan tulisan ini maka saya akan menjalankan ungkapan "hati-hati, jeli dan teliti" dengan sebaik-baiknya. Maafkan saya kalau ada perubahan sikap dan perbuatan yang lebih berbeda dari biasanya. karena bagi saya itulah hal yang terbaik untuk masa depan saya.

Sebagai rasa syukur dan mengingat nasehat orang tua maka saya hanya ingin mendoakan Eyang Sukma Nur Rasa dengan ucapan Al Fatihah.

" Usholi ala sukmana rasana Syekh Sukma Nur Rasa... Al Fatihah "

Rabu, 03 November 2010

" Pantaskah Anda Disebut Laki-laki ? "



Beberapa hari terakhir ini pikiran saya terganggu oleh sebuah ungkapan "selama janur kuning belum melambai dan bendera kuning belum berkibar, segalanya adil dalam perang dan cinta... ". Terus apanya yang salah dengan ungkapan tersebut. Memang sekilas tidak ada yang salah terutama berkaitan dengan percintaan. Tetapi pertanyaannya adalah dalam situasi dan kondisi yang bagaimana ? Apabila seorang wanita yang sudah mempunyai pasangan baik pacar maupun suami menolak cinta dengan tegas seorang pria yang berusaha mendekatinya maka apakah masih pantas dan berlaku ungkapan di atas.

Memang yang namanya jodoh itu ada di tangan Yang Maha Kuasa. Tetapi apakah lantas seorang pria bisa mengabaikan sebuah nilai yang namanya kepantasan ??? Ya kepantasan !!! Sebuah nilai yang tidak tertulis dan berlaku di tengah masyarakat. 

Nah nilai kepantasan inilah yang saat ini banyak dilupakan atau sengaja dilupakan oleh orang demi sebuah nafsu ingin memiliki tanpa pernah mau mempertimbangkannya terlebih dahulu.  Memang dalam dunia percintaan siapapun punya hak untuk mencintai dan menyayangi seorang wanita. Tetapi semuanya harus melihat dan menyadari dimana posisinya yang sebenarnya. Kalau semuanya dipaksakan apakah ini yang dinamakan bentuk kasih sayang dengan mengatasnamakan jodoh di tangan Tuhan. Terlalu naif dan dangkal cara berpikirnya.

Bagaimana kalau situasinya dibalik. Sebagai seorang pria yang telah memiliki pasangan cintanya tetapi melihat pasangannya didekati atau diganggu oleh pria lain, apakah dia masih mau menerima ungkapan di atas. Pasti jawabannya adalah TIDAK dan cenderung akan marah karena tidak terima perbuatan pria tersebut. Untuk itulah dibutuhkan empati  sebelum bersimpati dalam mencintai seorang wanita dan tidak main terabas saja. Inilah yang dinamakan Nilai Kepantasan berlaku secara universal. 

Banyak orang yang mengatakan semuanya tergantung kepada sikap wanitanya. Benar !!! Tetapi harus diingat di dunia ini berlaku hukum sebab akibat. Tidak akan ada akibat kalau tidak ada sebab. Tidak akan ada makan  kalau tidak ada lapar. Tidak akan ada minum kalau tidak haus. Dan tidak akan ada manusia kalau tidak ada Tuhan. Ingat dan camkan kalau perlu direnungkan kembali sehala tindak tanduk kita. Maka itu tidaklah heran ditengah masyarakat masig percaya dengan yang namanya Hukum Karma.  Berbeda kalau seorang wanita berstatus lajang alias single barulah ungkapan di atas berlaku. 

Ada satu perumpamaan yang bisa dijadikan contoh. Misalkan kita mempunyai sebuah tanah. Secara de facto milik kita tetapi secara de jure belum milik kita karena belum ada surat kepemilikan resmi dari pihak yang berwenang. Bagaimana sikap kita seandainya ada pihak lain yang sedikit demi sedikit mencaplok (maaf terlalu kasar) atau mengambil tanah yang kita miliki ? Sudah pasti kita akan mengusirnya dan apabila masih nakal atau ngeyel maka mau tidak mau kita akan melakukan tindakan tegas dengan melapor kepada pihak berwajib karena telah terjadi pencaplokan milik pribadi. 

Nah itulah analogi yang hampir mirip dengan kasus percintaan. Memang secara resmi pasangan wanita kita belum menjadi pasangan resmi karena belum adanya ijab qobul tetapi secara fakta pasangan wanita kita telah menunjukkan sikapnya kalau dia sudah menjadi pasangan tidak resmi. Apalagi pasangan wanita kita telah menyatakan penolakan dengan tegas cinta pria lain yang ingin memilikinya. Jadi masih pantaskah pria yang ditolak cintanya menyatakan kalau dia punya hak untuk mengatur dan mengajak wanita yang menolaknya untuk selingkuh atau main belakang??? Jawabannya adalah pria tersebut termasuk golongan pria pengecut dan munafik. 

Pertanyaannya adalah apakah pria tersebut masih layak disebut pria sejati ? Silakan menjawab sendiri dengan versi masing-masing tetapi harus ingat akan adanya hukum kausa prima dan hukum ruang dan waktu. Dan alam semesta yang akan menilainya dan menghukumnya secara otomatis. 

Jangan salahkan siapa-siapa tetapi salahkan siapa saja yang mulai "bermain api" terutama "Api Asmara "

Link yang terkait :

” Tidak Artinya Tidak “. Mengapa Beberapa Pria Masih Tidak Mengerti ?

Selasa, 02 November 2010

Lepaskan Rasa

Hujan turun mencurahkan semuanya. Bersorak sorai tumbuhan dan hewan. Mereka telah lama menanti datangnya kucuran air dari langit. Cukup sudah kesengsaraan dalam kekeringan rasa, Beberapa ada yang menikmati dan yang lainnya bersyukur. Pupus sudah sumpah serapah yang diteriakkan. Semuanya bahagia dan malu untuk mengenang apa yang dikecamnya.

Di tempat yang lain. sekelompok anak muda berkumpul di emperan toko. Berbagai perasaan dikeluarkan. Sementara air tidak berhenti dalam waktu sekejap. Daerah pegunungan yang makin dingin dengan turunnya berkah dari langit tersebut.

" Gareng, kelihatannya kau tenang sekali "ujar anak muda sebelah kirinya.

" Iya kuperhatikan dari tadi kau menikmati cuaca hari ini " celoteh anak muda sebelah kanannya.

" Padahal aku tahu kamu seringkali masuk angin kalau berada di dalam ruangan AC " kata anak muda di sebelah belakang Gareng.

" Ahhhh, kalian tak tahu saja kalau Gareng sebentar lagi mukanya pucat tidak kuat menahan cuaca dingin dan hujan ini " teriak anak muda di sebelah depan Gareng.

Gareng hanya tersenyum dan memperhatikan lingkungan sekitarnya.

" Reng... reng kenapa kau diam saja. Jangan-jangan kau sakit. Bikin repot saja " sahut teman-temannya.

" Terima kasih atas perhatian kalian berempat. Aku tidak sakit dan tidak apa-apa kok " ucap Gareng dengan nada kalem.

" Benar nich. Tapi aku heran kenapa kau tenang saja. Sementara kami berempat menggigil dan menahan cuaca dingin yang menusuk tulang kami. " tanya anak muda sebelah depannya.

" Tahukah ? Mengapa aku biasa-biasa saja dan menikmati suasana hujan hari ini ? "

" Apa itu Reng ? " tanya anak muda di sebelah kanannya.

" Aku sedang menemui Cinta dan melepaskan Rasa "

Keempatnya saling berpandangan dalam kebingungan.

" Sudahlah jangan begitu tatapan kalian kepadaku. Lihat tumbuhan di sudut sana dan hewan yang ada di kandang itu. Mereka menikmati suasana hari ini karena mereka sedang menemui Cinta dan melepaskan Rasa mereka. Sama seperti aku yang sedang menemui pemberian Kekasihku dengan cara melepaskan rasa Kemanusiaanku. Kalau tidak begitu aku akan seperti kalian. Kedinginan, kegelisahan, ketidak nyamanan, kegalauan dan sebagainya. Karena air yang mengucur hari ini adalah ciptaan Kekasihku yang harus aku syukuri "

www.greenprophet.com



Tak lama kemudian air hujan berhenti dengan ditandai datangnya pelangi. Indahnya.

Meminta Berarti Membutuhkan ?

m4rdi4nto.wordpress.com


Bulan Desember 6 tahun yang lalu,

Sudah seminggu lamanya seorang pemuda bernama Andi menginap di rumah Pak Hadi. Tanpa diduga banyak kejadian aneh yang membuatnya berpikir dan mencari tahu hikmahnya. Walaupun pada awalnya Andi hanya ingin plesiran saja untuk melepaskan kepenatan pikiran dari aktivitas kerja yang menjemukan.

Setiap menjelang sore Pak Hadi selalu mempunyai kebiasaan berleha-leha di bale-bale bambu di beranda rumahnya. Sambil menikmati hembusan angin, Pak Hadi selalu melakukan obrolan ringan sampai berat. Tanpa terasa 1 jam sudah Pak Hadi berbicara dengan Andi. Tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh kedatangan seorang pria setengah baya dengan penampilan seperti seorang guru dengan membawa tas hitam yang selalu ditenteng kemana-mana.

" Assalamualaikum, Pak " sahut pria setengah baya tersebut.

" Wa alaikumussalam. " jawab Pak Hadi dan Andi.

" Bolehkah saya minta sesuatu dengan bapak-bapak ? "

" Hmm minta apa ya ? " tanya Andi.

" Saya mau meminta uang, Pak . Sudah seminggu ini saya dan keluarga tidak makan "

Andi sempat terkesima dan baru saja ingin menjawab tiba-tiba Pak Hadi memberikan kode kepada Andi untuk mengeluarkan dompetnya. Melihat hal tersebut Andi segera mengeluarkan satu lembar uang Ro 20.000,- (setelah Pak Hadi mengiyakan nilai uang tersebut).

" Hanya ini yang bisa saya bantu, Pak " ujar Andi.

" Alhamdulillah. Semoga amal ibadah adik diterima oleh Allah SWT "

" Amin..... "

Pria setengah baya segera meninggalkan mereka berdua. Setelah itu terjadilah dialog antara Pak Hadi dengan Andi.

" Bapak, orangnya baik sekali ya " ujar Andi.

" Maksud kamu ? " tanya Pak Hadi.

" Iya tanpa berpikir panjang, Bapak langsung memberikan uang kepada orang yang meminta-minta padahal baru kenal. Apakah bapak tidak berpikir kalau pria tersebut tidak pantas meminta-minta. Khan penampilan fisiknya masih sehat. "

" hehehe ohhh itu yang kamu maksud. Ini mah belum seberapa. Nanti lihat saja apa yang akan terjadi kemudian "

" Nanti ? Kapan ? "

Pak Hadi hanya diam dan haripun mulai gelap. Tinggal Andi yang masih penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Pak Hadi.

Hari kedua, seperti hari kemarin Pak Hadi dan Andi duduk-duduk di bale-bale. Baru saja mereka meminum kopi pahit, tiba-tiba datanglah seorang pria bertubuh tambun, kulit hitam, tinggi besar dan mempunyai suara yang keras.

" Assalamualaikum "

" Wa alaikumussalam "

" Maaf mengganggu bapak-bapak. "

" Oh tidak apa-apa Pak. Ada apa ya ? "

" Begini saya mau meminta uang atau apalah dari bapak-bapak. Saya pengangguran dan sudah beberapa hari ini tidak makan dan merokok "

Mata Andi langsung terbelalak mendengar ucapan pria tambun tersebut.

" Apa tidak salah Pak ? Bapak khan .... "

" Andiii, sudah berikan saja. "

Segeralah Andi membuka dompetnya dan menyerah uang senilai Rp. 10.000.

" Terima kasih Pak. Semoga Tuhan memberikan keberkahan kepada bapak-bapak "

" Amin " jawab Pak Hadi. Sementara Andi hanya diam saja.

Sebelum Andi bertanya, Pak Hadi sudah memberikan kode dengan jari telunjuk agar jangan bertanya.

Tanpa terasa selama seminggu rumah Pak Hadi kedatangan orang-orang dengan berbagai penampilan dengan tujuan meminta-minta tetapi tetap saja Pak Hadi memberikan apa yang diminta walau disesuaikan dengan apa yang dimilki saat itu. Seperti pada hari ke- 7, Pak Hadi hanya menyerahkan sekantong beras.

Hal inilah yang membuat Andi bingung dengan sikap yang ditunjukkan oleh Pak Hadi.

" Di, tahukah hikmah yang terdapat dari peristiwa selama seminggu ini ? "

" Wah saya kurang tahu dan emang tidak tahu alias bingung saja dengan cara bapak memperlakukan para peminta tersebut. Padahal hampir sebagian besar dari mereka berpenampilan rapi, mempunyai fisik yang masih kuat, bersih dan kurang layaklah kalau mereka meminta-minta. Contohnya yang hari keenam itu lho Pak. Masa sih bapak masih memberikan uang kepada anak muda yang masih kelihatan gagah. Terus bapak hanya diam dan tidak memberikan nasehat kepadanya. "

" Iya ya berarti saya salah kaprah ya Di "

" Bukan itu maksud saya. Bapak kurang tepat memberikan shadaqah kepada orang yang tidak sepantasnya diberikan. "

" Oh gitu ya. Tapi khan mereka sedang membutuhkan sekali bantuan. "

" Benar tapi bukan begitu caranya "

" Caranya ? "

" Pertama, menasehati mereka kalau cara yang mereka lakukan kurang benar. Tetap yang namanya tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Kedua carikanlah pekerjaan atau informasi pekerjaan kepada mereka "

" Terus... "

" Terus apa ya hehehe Ya pokoknya mereka jangan sampai melakukan hal tersebut. Sungguh memalukan. Kecuali memang sudah kepepet seperti kelaparan maka sudah kewajiban kita untuk membantunya. "

" Setelah itu ... "

" Mereka harus ikhtiar dong. Masak harus kita melulu yang mempunyai inisiatif. "

" Betul dan pintar kamu, Di hehehehe "

" Ahh bapak ngeledek aja hehehehe "

" Apakah kamu tidak merasa aneh dengan kedatangan orang-orang tersebut terlepas dengan nilai-nilai kepantasan orang untuk meminta-minta "

" Hmm iya ya saya baru sadar Pak. Kok justru orang-orang tersebut yang datang ke tempat Bapak. Setiap hari lagi. Ada apa ya Pak ? "

" Saya kurang tahu tapi sepertinya Allah sedang memberikan petunjuk kepada kita kalau akan datang suatu peristiwa dimana tidak hanya orang miskin saja yang menjadi pengemis tapi semua orang bahkan yang kaya sekalipun akan meminta-minta "

" Peristiwa apa ya Pak ? Jadi merinding saya mendengarnya. "

" Intinya, kita tidak boleh berprasangka buruk dan selalu berpikiran positif kalau ada orang memohon pertolongan kita. Tandanya orang tersebut memang benar-benar membutuhkan. Dan tidak mudah menyamakan semuanya. Bisa saja si kaya meminta-minta kepada kita pada saat jatuh usahanya. Namanya juga dunia yang selalu berputar mengikuti apa yang diinginkan oleh makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. "

" Benar juga omongan Bapak. Saya baru mengerti. Terima kasih asah iqronya Pak "

" Syukurlah kalau kamu sudah mengerti "

Tahukah apa yang terjadi keesokan harinya. Terdengarlah kabar tentang gempa dan tsunami ujung barat Sumatera yang meluluh lantahkan apa yang ada. Semuanya terhempas dan musnah dalam waktu singkat. Tidak ada lagi si Kaya dan Si Miskin. Semuanya sama.